Oposisi Rusia Cari Teman Senasib
15 Mei 2013Di Rusia, adu kekuatan sedang berlangsung. Antara oposisi dan "Silowiki“, yang mencakup militer, polisi dan dinas rahasia. "Silowiki" mewakili negara di bawah Vladimir Putin yang memerintah dengan tangan besi. Sedangkan oposisi menjadi sinonim bagi gerakan protes yang terpecah-belah. Dalam usaha menyatukan kekuatan untuk memperoleh masa depan yang bebas dari paternalisme negara, oposisi baru-baru ini mendirikan badan koordinasi.
Banyak di antara mereka adalah generasi muda Rusia, misalnya Isabelle Magkoeva, yang jadi salah satu juru bicara gerakan "Occupy Moscow" setelah ia mulai ikut demonstrasi Desember 2011 lalu. Guru bahasa Jepang itu percaya, oposisi sedang meratakan jalan menuju revolusi Rusia. "Berbeda dengan generasi orang tua kami, kami tidak takut, dan tidak terlalu sinis. Kami percaya, perubahan bisa diadakan di negara kami.” Tapi walaupun berani, para pemuda tidak bersatu. Oposisi mencakup aktivis lingkungan, kaum ekonomi liberal dan kaum nasionalis seperti Dmitry Dyomushkin.
Gerakan Hijau Jerman Jadi Teladan
Dalam badan koordinasi yang didirikan tahun lalu, juga ada konflik. Aktivis lingkungan Evgenia Chirikova mengkritik juru bicara Alexei Navalny atas gaya politiknya yang dianggap seperti bunglon. Sementara Chirikova memuji Partai Hijau di Eropa dan Jerman. “Ini jadi sumber inspirasi bagi sayya, karena di Rusia tidak ada. Tapi di Jerman, saya lihat orang berjuang untuk ide mereka. Tidak hanya mengikuti perintah." Itu ingin dicontohnya.
Tapi sebagian besar rakyat Rusia tidak seberani Chirikova. Walaupun ada demonstrasi di kota-kota, seperti Moscow dan St. Petersburg, kelas menengah tidak ikut dalam gerakan bagi perubahan. Banyak yang terlalu sibuk dengan kesibukan sehari-hari atau mencari nafkah. Tapi ada juga rasa takut atas sikap negara yang sewenang-wenang, atau juga takut ditempatkan dalam daftar hitam. Sebagian besar orang di kelas menengah tidak mau mengambil risiko kehilangan keamanan dan kenyamanan yang sudah mereka upayakan sejak lama.
Intimidasi oleh Negara
Anastassia Mesheryakova salah satu contohnya. Ibu yang membesarkan dua anaknya sendirian itu punya restoran yang sukses di Moskow. “Saya hanya ingin hukum ditegakkan. Saya tidak peduli dengan haluan kanan atau kiri, liberal atau sosial demokrat. Saya tidak peduli dengan ideologi,” katanya. Ia menambahkan, 10 tahun lalu politik tidak pernah dibicarakan, tapi sekarang berbeda. “Jika bertemu teman, politik pasti jadi salah satu pokok obrolan.”
Negara mengambil berbagai langkah intimidasi untuk mencegah orang-orang seperti Anastassia untuk ikut dalam protes. Pemerintah menangkap dan menjatuhkan hukuman berat terhadap demonstran, membatasi hak berkumpul, dan menjadikan tempat yang direncanakan untuk aksi protes lokasi bangunan. Pemerintah juga mengeluarkan peraturan baru yang dampaknya luas, misalnya apa yang disebut "undang-undang agen rahasia asing”. Lewat undang-undang itu, orang Rusia yang bekerja di organisasi asing bisa dituduh jadi mata-mata.
Walaupun berbeda pandangan, selain kaum komunis, oposisi bersatu dalam keinginan agar pemerintahan Putin berakhir, juga penganiayaan dan sanksi yang terkait.