Oposisi Unggul dalam Jajak Pendapat Pemilu Australia
11 April 2022
Perdana Menteri Scott Morrison kembali maju dalam pemilihan federal Australia. Senin (11/04), hari pertama kampanye resmi, sebuah jajak pendapat menunjukkan Morrison masih bisa kalah dalam pemilu bulan depan.
Iklan
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan surat kabar The Australian menunjukkan Perdana Menteri Scott Morrison memperoleh poin 44 persen, sementara pemimpin oposisi Anthony Albanese turun tiga poin menjadi 39 persen, menandai keunggulan terbesar yang dipegang Morrison atas saingannya sejak Februari lalu.
Australia akan mengadakan pemilihan umum pada tanggal 21 Mei mendatang, Morrison mengumumkan pada hari Minggu (10/04). Pernyataan tersebut mendorong gelombang kampanye yang diperkirakan akan tetap dilakukan di tengah tekanan tingginya biaya hidup, isu perubahan iklim, dan pertanyaan tentang kepercayaan dan kompetensi partai-partai besar.
Hasil jajak pendapat mengungkap Partai Buruh kiri-tengah Alba untuk sementara memimpin 53-47. Bahkan ketika peringkat pribadi Morrison tetap stabil, koalisi Partai Nasional Liberalnya yang konservatif diprediksi bisa kehilangan 10 kursi. Pemerintah memiliki mayoritas satu kursi di majelis rendah parlemen.
Morrison sebut Albanese belum berpengalaman
Sebuah survei terpisah yang dilakukan untuk surat kabar Sydney Morning Herald pada hari Senin (11/04) memperkirakan koalisi yang berkuasa bisa kehilangan setidaknya 14 kursi, termasuk dari wilayah yang dianggap aman di negara bagian Queensland dan Australia Barat.
"Pemilihan ini ... adalah tentang sebuah pilihan," kata Morrison selama konferensi pers pada hari Senin (11/04), dan menggambarkan kepemimpinan Albanese "belum teruji dan tidak diketahui."
"Ini adalah pilihan antara manajemen ekonomi yang kuat dan manajemen keuangan yang kuat ... yang kontras dengan oposisi Partai Buruh yang orang Australia tahu tidak dapat dipercaya untuk mengelola uang."
Potret Banjir Parah di Australia
Banjir merendam sejumlah kawasan di Australia imbas cuaca ekstrem yang melanda negara itu. Hujan deras yang terus turun semakin memperburuk situasi. Ratusan ribu orang diimbau untuk mengungsi.
Jalan-jalan di Lismore di negara bagian New South Wales terendam banjir pada awal pekan. Ahli meteorologi telah memperingatkan banjir bandang dan hembusan angin kencang hingga kecepatan 90 kilometer per jam. Meski air perlahan-lahan surut, puluhan wilayah tetap siaga tinggi.
Foto: REUTERS
Terparah sepanjang sejarah
Lismore jadi kota yang paling parah terendam banjir. Ini jadi banjir paling parah sepanjang sejarah kota yang terletak di timur Australia ini. Banyak bangunan, toko, dan jalan rusak. Rumah dan toko milik wali kota Steve Krieg juga tak luput dari terjangan banjir. "Ada hati yang hancur di mana-mana di kota ini, sama seperti saya," katanya.
Foto: REUTERS
Pembersihan yang sulit
Sarah Fish bekerja di salah satu toko yang hancur di Lismore. Fish saat ini membantu upaya pembersihan di kawasan pusat bisnis kota Lismore. Pemerintah New South Wales mengumumkan akan mengirim 400 petugas tambahan ke wilayah tersebut untuk membantu orang-orang dalam upaya pembersihan yang "sangat, sangat panjang".
Foto: Jason O’brien/dpa/AAP/picture alliance
Rekor ketinggian banjir
Jalan Ballina di Lismore juga terendam banjir. Tampak pada gambar, sebuah tanda menunjukkan ketinggian permukaan air selama rekor banjir terakhir pada tahun 1974. Sementara itu di ibu kota negara bagian NSW, Sydney, warga bersiap menghadapi hujan deras berikutnya.
Foto: Jason O’brien/dpa/AAP/picture alliance
Jalan-jalan terblokir
Di Cabarita, yang juga berada di negara bagian New South Wales, banjir merendam dan menutup akses jalan. Namun kini, hujan dilaporkan sudah berhenti. Banjir datang dengan kekuatan mematikan, sejauh ini sedikitnya 13 orang dilaporkan tewas akibat banjir.
Foto: REUTERS
Australia hadapi ancaman cuaca ekstrem
Di Chinderah, banyak orang dievakuasi ke tempat yang aman dengan menggunakan perahu. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim akan menyebabkan lebih banyak banjir, kebakaran hutan, angin topan, dan kekeringan di benua itu. "Australia berada di garis depan dalam perubahan iklim yang parah," kata Hilary Bambrick dari Universitas Teknologi Queensland kepada kantor berita AFP. (Ed: rap/as)
Foto: REUTERS
6 foto1 | 6
Albanese menolak serangan Morrison atas pengalamannya sebagai seorang pemimpin dengan mengatakan dia "siap untuk memerintah."
"Kami melihat pemerintah hanya peduli tentang biaya hidup hanya sampai pemilihan," kata Albanese kepada media Channel Seven.