1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Bersiap Krisis Gas, Orang Jerman Mulai Timbun Kayu Bakar

27 Juli 2022

Khawatir ada pembatasan konsumsi gas, banyak orang Jerman yang mulai menimbun kayu bakar untuk pemanas ruangan pada musim dingin. Tapi ada risiko kesehatannya, kata Dinas Lingkungan Jerman.

Penggergajian kayu di Sankt Augustin
Penggergajian kayu di Sankt Augustin dekat Bonn, JermanFoto: Mathis Richtmann/DW

Direktur perusahaan penggergajian kayu Buchen di Sankt Augustin dekat Bonn, Jerman, hari-hari ini sibuk melayani panggilan telepon pelanggannya. Christian Rösgen menceritakan, banyak orang sekarang memesan kayu bakar untuk digunakan sebagai pemanas ruangan pada musim dingin nanti.

Memang masih banyak rumah di Jerman yang menggunakan gas sebagai pemanas ruangan. Tapi perang di Ukraina membuat harga gas melambung tinggi. Apalagi Jerman selama ini menggantungkan diri pada gas dari Rusia, yang sekarang menggunakan gas sebagai alat penekan. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan secara terang-terangan menerangkan bahwa dia bisa sewaktu-waktu menghentikan pemasokan gas ke Jerman.

Situasinya memang agak "aneh”, kata Christian Rösgen. Karena saat ini Eropa sedang mengalami gelombang panas dengan suhu ruangan mencapai 40 derajat Celsius. Tapi banyak orang jerman sedang bersiap menghadapi kondisi musim dingin dan mulai menimbun kayu bakar. Untuk menghindari penimbunan berlebihan, dia sekarang membatasi pembelian: satu pelanggan hanya bisa memesan maksimal tiga palet kayu bakar.

Perusahaan penggergajian kayu Buchen di Sankt AugustinFoto: Mathis Richtmann/DW

Sektor kayu sudah mencapai batas kapasitas

Hampir setengah perumahan di Jerman masih menggunakan gas sebagai pemanas ruangan. Padahal pengiriman gas dari Rusia sekarang makin tidak pasti. Banyak penghuni rumah yang sekarang ingin memiliki oven pembakaran kayu bakar.

''Saya tidak ingin kedinginan pada musim dingin. Saya pernah mengalami itu,” kalimat itu yang sekarang sering didengar pembuat oven kayu bakar Günter Meurer. Dia sangat sibuk memenuhi panggilan untuk membuat oven kayu bakar dan akhirnya sekarang menutup penjualannya untuk pelanggan baru. Kepada para penelepon dia mengatakan, baru bisa melayani permintaan mereka tahun depan setelah musim dingin lewat. Permintaan oven kayu bakar melonjak dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya, katanya.

Asosiasi penjual kayu bakar menerangkan, sekitar 80 persen kayu bakar yang dijual di Jerman berasal dari dalam negeri. Sedangan untuk palet yang dibuat dari kayu dan digunakan untuk mesin pemanas ruangan, bahan bakunya berasal dari sisa-sisa sektor bangunan, yang sekarang juga mengalami booming.

Tren memanaskan ruangan dengan kayu memang sedang naik, antara lain karena pemerintah Jerman mensubsidi pemasanan dengan metode ini, untuk menggantikan pemanas ruangan dengan energi fosil. Siapa yang menukar pemanas ruangan minyak dengan pemanas ruangan palet kayu misalnya, bisa mendapat penggantian ongkos sampai 45 persen, karena kayu termasuk dalam kategori ''biomassa". Sejak awal tahun ini saja, ada sekitar 60.000 permintaan subsidi yang masuk ke dinas-dinas terkait.

Palet dari kayu untuk mesin pemanas ruanganFoto: Karl Schöndorfer/picture allianc

Ada risiko kesehatan

Dalam pembakaran kayu tercipta banyak debu halus yang bisa merusak kesehatan, kata Dinas Lingkungan Jerman.

"Pemanas ruangan dengan kayu mengeluarkan debu halus 1000 kali lebih banyak daripada pemanas ruangan gas", kata Marcel Langner dari Dinas Lingkungan. Karena itu dia menuntut agar kayu dihapus dari daftar biomassa pengganti energi fosil.

Hampir seperlima pencemaran debu halus di Jerman berasal dari pemanas ruangan. Kalau partikel-partikel halus ini masuk ke jaringan pernapasan, bisa menyebabkan penyakit saluran pernapasan dan penyakit jantung, kata Marcel Langner.

Günther Meurer mengatakan, untuk mengurangi pencemaran debu halus di rumah, orang bisa menggunakan filter khusus. Tapi kalau memanaskan ruangan dengan kayu, orang perlu lebih sering membersihkan udara ruangan dengan mebuka jendela lebar-lebar selama beberapa menit.

(hp/pkp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait