Orangutan Merokok, Bonbin Bandung Kembali Menjadi Sorotan
8 Maret 2018
Video yang menunjukkan seekor orangutan tengah merokok membuat marah para aktivis pelindung binatang. Pemerintah Indonesia dinilai lamban dalam upaya melindungi dan memberi hidup layak hewan di kebun binatang.
Iklan
Dalam video, yang direkam pada hari Minggu (04/03/18), tampak seorang pemuda melemparkan rokok yang baru dihisap setengah ke dalam kandang orangutan di Kebun Binatang Bandung. Seekor orangutan memungut puntung rokok yang masih menyala itu dan menghisapnya, diiringi tawa para pengunjung kebun binatang.
Orang Utan Merokok Tuai Kecaman
00:51
Aktivis pelindung binatang Marison Guciano mengatakan, Rabu (07/03/18), bahwa insiden ini merupakan bukti lebih jauh, mengenai kurangnya pengawsan di Kebun Binatang Bandung. Ditambahkannya, apa yang dilakukan pria tersebut merupakan satu kejahatan yang bisa dihukum. Namun ditegaskannya, pihak kebun binatanglah yang terutama bertanggungjawab atas "keteledoran pengawasan terhadap pengunjung".
Juru bicara Kebun Binatang Bandung Sulhan Syafi'l mangatakan bahwa pihaknya menyesalkan insiden tersebut, dan telah melaporkan insiden ini kepada kepolisian. Ia menambahkan, pengelola kebun binatang akan mengambil langkah perbaikan untuk memperketat pengawasan, seperti menambah penjaga kandang.
Kondisi kebun binatang menyedihkan
Aktivis Marison Guciano menyatakan lebih lanjut, kondisi kebun binatang di Indonesia yang kebanyakan di bawah standar umum yang berlaku, adalah akibat lambannya tindakan pemerintah dalam meningkatkan "kesejahteraan" satwa. "Sangat prihatin sekali saya minta pemerintah membuat standar kesejahteraan satwa di kebun binatang," dikatakan Marison Guciano.
Perlakuan Bonbin Bandung terhadap hewan peliharaannya berulangkali menjadi sorotan internasional. Tahun 2016 lalu, tayangan dua video yang menunjukkan kondisi mengenaskan beruang madu di bonbin Bandung mengagetkan dunia. Dalam tayangan video pertama terlihat bagaimana beruang-beruang penghuni Kebun Binatang Bandung "mengemis” makanan pada para pengunjung.
Sementara dalam video lainnya, tampak seekor beruang yang kurus tengah memakan kotorannya sendiri. Bonbin Bandung sempat ditutup sementara, akibat kasus matinya seekor gajah Sumatra. Gajah itu sebelumnya dilaporkan dibiarkan sekarat selama seminggu dan di tubuhnya banyak bekas luka
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Rumah mereka dibabat dan dibakar pebisnis kelapa sawit. Para induk dibunuh pemburu liar, sedangkan anak-anak orangutan diperdagangkan secara ilegal.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Kenalkan, Ini Dina…
Dina masih bayi saat diselamatkan petugas konservasi dari aksi perdagangan ilegal. Di Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera, banyak anak-anak orangutan tumbuh tanpa ibu, karena induk mereka dibunuh pemburu liar. Anak-anaknya diperjualbelikan.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Tumbuh tanpa ibu
Orangutan biasanya sering tinggal dengan induknya sampai mereka berusia enam atau tujuh tahun. Mereka benar-benar tergantung pada ibu mereka selama dua tahun pertama kehidupan mereka, dan disapih pada usia sekitar lima tahun. Di pusat konservasi Sumatran Orangutan Conservation Programm (SOCP), Sumatera Utara, mereka dirawat.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Butuh waktu lama
Oleh karenanya, orangutan tanpa induk di pusat konservasi Sumatran Orangutan Conservation Programm (SOCP), Kuta Mbelin, Sumatera Utara ini dididik untuk bisa bertahan hidup di hutan - sebuah proses yang memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Jauhi predator
Mereka juga belajar bagaimana membangun sarang di pohon-pohon dan menjauhi jangkauan predator. Pemburu liar umumnya beroperasi di ekosistem Leuser yang luasnya 2,5 juta hektar, yang menjadi habitat sekitar 6.700 orangutan, dan juga badak, gajah, harimau dan macan tutul.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Rumah mereka dibabat
Penebangan hutan di Singkil, Leuser, yang merupakan rumah bagi orangutan dan satwa liar lainnya. Pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit selama ini dianggap sebagai biang keladi kepunahan satwa langka termasuk orangutan, disamping menggilanya perburuan liar.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Operasi
Operasi dilakukan terhadap orangutan yang terluka di di konservasi Sumatran Orangutan Conservation Programm (SOCP), Kuta Mbelin, Sumatera Utara.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Ditembaki senapan angin
Ini hasil rontgen seekor orangutan bernama Tengku yang diselamatkan dari perburuan liar. Di tubuhnya bersarang 60 peluru senapan angin.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Pakai kutek
Staf SOCP membubuhi kutek di kuku seekor orangutan yang baru selesai dioperasi dan masih kesakitan, agar orangutan tersebut dapat teralihkan pikirannya dari rasa sakit yang diderita pasca operasi.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Dilepas kembali ke alam liar
Setelah melewati masa perawatan di SOCP, adaptasi di lokasi konservasi, dan dianggap siap, mereka mulai dilepaskan kembali ke hutan dan dipantau. Perpisahan antara petugas yang merawat mereka dengan kasih sayang tentu bukan perkara mudah.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Terancam kehidupannya
Orangutan Sumatera maupun Kalimantan, saat ini berada dalam status konservasi sangat terancam. Berdasarkan status yang dilabelkan Lembaga Konservasi Satwa Internasional IUCN, orangutan Kalimantan dikategorikan spesies genting (endangered), sementara orangutan Sumatera dianggap lebih terancam lagi nasibnya karena masuk kategori kritis (critically endangered). Penulis: Ayu Purwaningsih (vlz)