1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanGlobal

Organ Tubuh Terbesar dengan Kemampuan Luar Biasa

Marianne Strauch
31 Maret 2023

Pelindung tubuh ini luasnya dua meter persegi. Menjaga kita dari pengaruh lingkungan dan bibit penyakit. Mencatat setiap sentuhan, memberikan petunjuk apakah tubuh cukup tidur, minum, dan asupan pangan.

Gambar ilustrasi rasa gatal pada kulit
Gambar ilustrasi rasa gatal pada kulitFoto: Christin Klose/dpa-tmn/picture alliance

Kulit bukan hanya organ yang penting untuk menjamin kehidupan, melainkan juga organ tubuh terbesar. Kulit sangat sensitif. Tidak ada sentuhan sehalus apa pun yang tidak terdeteksi oleh kulit, sentuhan angin pun tidak.

Di satu sisi, kulit adalah sistem organ penting sebagai perlindungan terhadap infeksi, tapi di sisi lain juga jadi alat komunikasi, karena orang melihat kita juga dengan kulit. Demikian dijelaskan dokter kulit Prof. Dr. med. Jörn Elsner. "Jadi jika orang lain melihat kita, ia akan mendapat kesan tertentu. Bagaimana kulitnya? Bagaimana kondisinya?"

Kulit jadi indikator banyak hal pada tubuh

"Kulit seseorang memberikan petunjuk atas banyak hal," kata ahli kosmetika Lisa Schäfer. "Dari kulit bisa dilihat keadaan mental seseorang. Apakah sedang stres atau rileks. Juga perihal kesehatan, apakah orang itu merokok, dan makanan apa yang biasanya dikonsumsi," paparnya.

Ahli kosmetika Lisa Schäfer mengungkap hal lain lagi tentang kulit. Dia mengatakan, kulit adalah organ yang jadi pembatas. Artinya, semua pengaruh dari lingkungan, semua yang menyentuh kita, harus melalui kulit.

Dengan krem dan pemijitan yang tepat, orang bisa mendorong regenerasi kulit wajah. Juga merawat, dan membuat kulit terlihat lebih baik. Karena jika kulit kekurangan gizi, itu juga bisa dilihat orang.

"Karena kulit akan tampak pucat," kata Lisa Schäfer menambahkan. Luka juga tidak bisa sembuh dengan mudah. Kulit bisa tampak lelah. Di bawah mata kulit tampak gelap. Jadi ada banyak petunjuk yang bisa diperoleh dari kulit.

Dipenuhi sensor syaraf

Kulit ibaratnya mukjizat. Kulit bernapas. Kulit dilengkapi dengan 200 sensor perasa dalam setiap satu sentimeter persegi, dan bisa merasakan ketidakteraturan sekecil apapun. Kulit membedakan antara dingin dan panas, dan bisa berubah dalam sekejap. Misalnya jika orang merinding.

Prof. Dr. med. Jörn Elsner menjelaskan lagi, semua yang kita rasakan tercermin pada kulit. Kulit kita penuh dengan ujung-ujung syaraf. Jika ini semua diaktifkan oleh rangsangan, kemudian akan muncul berbagai reaksi pada kulit, misalnya menjadi merah, berkeringat, dan lain-lain.

Beberapa lokasi lebih sensitif dari lokasi lainnya. Namun, bagaimana kulit bisa membedakan apakah sebuah sentuhan nyaman atau tidak? Semua rangsangan pada kulit diubah menjadi impuls syaraf elektris dan sampai ke otak melalui tulang belakang.

"Di dalam otak, rangsangan akan diolah," demikian dijelaskan Prof. Dr. med. Jörn Elsner. Kemudian dibandingkan dengan pola tertentu, yang sudah pernah kita alami sebelumnya, apakah menyenangkan atau tidak. Tentu juga tergantung di mana orang mendapat sentuhan.

Sejumlah perasaan yang diungkap dalam peribahasa, juga berhubungan dengan kulit, dan juga bisa dilihat pada kulit. Kalau ada sesuatu yang sangat menyentuh perasaan, disebut dalam bahasa Jerman 'Das geht mir unter die Haut' yang artinya: itu masuk ke bawah kulit.

"Dan sentuhan pada jiwa itu bisa terwujud di kulit, misalnya pada rasa menggelenyar, atau gatal, atau terbakar. Dan kadang sebuah sentuhan begitu intensif, sehingga kita bisa merasakan cinta," pungkas Elsner. (ml/as)