Organisasi bantuan makanan Tafel di kota Essen, Jerman nyatakan warga berusia lanjut merasa tidak nyaman dengan para pria asing yang datang saat pembagian makanan. Pemimpin Tafel sangkal tuduhan xenofobia.
Iklan
Dewan pimpinan organisasi bantuan makanan "Tafel" di kota Essen, Jerman dihujani kritik karena menetapkan peraturan baru. Yaitu: warga asing tidak bisa memperoleh kartu anggota. Itu berarti, jika tidak punya paspor Jerman, berarti tidak dapat makanan gratis.
Di seluruh Jerman organisasi Tafel (artinya: meja) terdapat di 930 lokasi. Para pekerjanya mengumpulkan makanan dari restoran, dan bahan makanan dari supermarket di dekat lokasi, yang sudah hampir kadaluarsa, dan memberikannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Untuk bisa mendapat kartu anggota dan berhak dapat makanan gratis, setiap orang harus menunjukkan bukti mendapat tunjangan dari pemerintah, misalnya tunjangan pengangguran. Keanggotaan lamanya setahun untuk seluruh keluarga. Dengan kartu keanggotaan mereka bisa mengambil makanan di lokasi dan waktu tertentu.
Tafel di kota Essen sebenarnya menetapkan peraturan kontrofersial itu Desember lalu, tetapi beritanya kini menyebar setelah media lokal mendengar tentang hal itu. Jumat pagi (23/02) Jörg Sartor, kepala Tafel Essen menyatakan kepada wartasan, ia tidak mengerti mengapa ini jadi heboh. Baik dirinya maupun orang lain di timnya tidak berpandangan xenofobia.
Sementara cabang Tafel di kota-kota lain mengutuk peraturan yang dinilai rasis. Sartor mengatakan, mereka menetapkan peraturan baru, karena 75% orang yang datang untuk mendapat makanan gratis di seluruh Tafel di kota Essen adalah warga asing. Jumlah itu dianggap terlalu tinggi oleh dewan pimpinan.
Peringkat Negara Paling Dermawan Sedunia
Organisasi bantuan Charities Aid Foundation merilis daftar negara yang paling dermawan dan gemar berbagi. Posisi Indonesia melorot tajam. Temuan CAF itu juga tidak menjamin korelasi antara kekayaan dan sifat murah hati.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Myanmar
Negeri yang baru terbebas dari junta militer ini mencatat skor tertinggi dalam kesediaan menyumbangkan uang. Sedikitnya 92% penduduk Myanmar rajin memberikan uang buat kaum papa dan 55% diantaranya gemar meluangkan waktu untuk kegiatan sosial secara sukarela. Padahal Bank Dunia menempatkan Myanmar dalam level negara berpenghasilan menengah bawah.
Foto: DW/S. Hofmann
2. Amerika Serikat
Tahun lalu Amerika Serikat masih mencatatkan diri sebagai bangsa paling dermawan di dunia. Tapi kini negeri paman sam itu harus menyerahkan tempat kehormatan itu kepada negara berkembang di ASEAN. Satu-satunya indikator yang menempatkan AS di posisi teratas adalah kesediaan membantu orang tak dikenal (76%), yang merupakan skor tertinggi di daftar 10 besar World Giving Index.
Foto: imago/CHROMORANGE
3. Selandia Baru
Selandia Baru mencuat berkat kesediaan yang tinggi untuk menyumbangkan uang (73%) dan membantu orang tak dikenal (65%). Sementara dalam hal bekerja secara sukarela untuk kegiatan sosial, negeri kepulauan ini mencatat skor 45%.
Foto: Sandra Mu/Getty Images
4.Kanada
Kanada adalah negara industri lain yang masuk dalam daftar sepuluh besar negara paling dermawan. Negeri di utara Amerika ini mencatat skor 69% untuk kesediaan membantu orang tak dikenal, 67% untuk menyumbangkan uang dan 44% untuk bekerja secara sukarela.
Foto: Mehrnaz Barirani
5. Australia
Kebijakan imigrasinya yang ketat membuat Australia sering dipandang sebagai negara kaya yang enggan membagi kemakmurannya. Tapi tudingan itu disanggah oleh Indeks Kedermawanan 2015. Dalam daftar ini Australia mencatat skor 66% buat kesediaan membantu orang tak dikenal, 72% untuk sumbangan uang demi kegiatan sosial dan 40% untuk kerelaan bekerja tanpa dibayar.
Foto: Matthew Samson
6. Inggris
Inggris termasuk satu dari lima negara G20 yang berada di posisi 20 besar. Ketika negara kepulauan itu mencatat kesediaan besar buat menyumbangkan uang demi kegiatan sosial (75%) dan membantu orang tak dikenal (63%), cuma segelintir penduduk yang mau meluangkan waktu untuk bekerja sukarela di kegiatan sosial (32%).
Foto: picture alliance / dpa
7. Belanda
Serupa seperti Inggris, penduduk Belanda tergolong dermawan memberikan sumbangan berupa uang (73%) atau membantu orang tak dikenal (59%). Tapi hal yang sama tak berlaku jika menyangkut bekerja secara sukarela buat kegiatan sosial (36%).
Foto: picture-alliance/Ton Koene
8. Sri Lanka
Kendati tergolong miskin, Sri Lanka merupakan langganan dalam daftar 10 besar negara paling dermawan sedunia. Tahun ini negara pulau di Samudera Hindia itu berada di posisi delapan, mencatat skor tertinggi dalam hal membantu orang tak dikenal (60%). Sedangkan dua indikator lain menempatkan Sri Lanka di posisi tengah, yakni kesediaan memberikan sumbangan uang (59%) dan bekerja sukarela (48%).
Foto: Getty Images/AFP/L. Wanniarach
9. Irlandia
Irlandia termasuk segelintir negara di 20 besar yang mencatat kemunduran. Kendati begitu negara di utara Eropa itu tetap mendarat di posisi sembilan, dengan 67% penduduk rajin menyumbangkan uang dan 59% lainnya terbiasa membantu orang tak dikenal. Cuma dalam hal kesediaan meluangkan waktu buat bekerja secara sukarela saja Irlandia masih mencatat skor rendah, yakni 41%.
Foto: Getty Images
10. Malaysia
Berbeda dengan Irlandia, jiran Malaysia merupakan negara yang paling banyak mencatat kemajuan dalam Indeks Kedermawanan 2015. Sebanyak 62% penduduk mengaku tidak jengah membantu orang tak dikenal, sementara 58% yang lain rajin menyumbangkan uang dan 37% terbiasa bekerja secara sukarela untuk kegiatan sosial.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
22. Indonesia
Sejatinya sifat gemar berbagi adalah ajaran nenek moyang Indonesia. Tapi tahun ini posisi Indonesia merosot dan terlempar dari daftar 20 besar. Ketika 68% penduduk rajin memberikan uang buat kaum yang tak mampu, cuma 38% yang bersedia membantu orang tak dikenal dan 32% yang bersedia bekerja untuk kegiatan sosial tanpa dibayar.
Foto: picture alliance/dpa/A. Rante
11 foto1 | 11
Tafel di Essen mengeluarkan 1.800 kartu keanggotaan, yang mencakup 6.000 orang. Namun kadang-kadang orang Jerman yang datang hanya sedikit, di antara orang-orang yang hadir, demikian dikatakan anggota dewan pimpinan, Rita Nebel. Baca juga: Jerman Sokong Pengungsi
"Terlalu banyak saling mendorong"
Sartor dan Nebel mengatakan, jumlah warga asing yang terlalu banyak, terutama pria muda, menyebabkan kesulitan saat penyerahan makanan. Warga lansia Jerman tidak merasa nyaman lagi, dan tidak datang lagi, tambah mereka.
"Saya beberapa kali menerima keluhan, karena terlalu banyak terjadi saling dorong," demikian dikatakan Sartor kepada DW. "Saya ingin agar orang saling bersikap baik," katanya. Jika jumlah warga asing dan warga Jerman tidak seimbang, itu tidak bisa terjadi, demikian Sartor.
Tujuan utama: cegah pemborosan makanan
Horst, seorang pria pensiunan termasuk sekitar 30 orang yang mengantri untuk mengambil bahan pangan di luar Tafel di Essen, Jumat (23/02). Ia sadar, peraturan baru merugikan sebagian orang, tapi ada bagusnya juga.
Cara Jerman Menolong Pengungsi
Hampir setiap hari ada tempat penampungan pengungsi yang dibakar di suatu tempat di Jerman. Tapi di samping berita buruk seperti itu, ada berita bagus. Yaitu bagaimana ribuan warga Jerman ulurkan tangan bagi pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Endig
Pesta Penyambutan
Pengungsi dan sukarelawan menari bersama dalam pesta penyambutan. 600 pemohon suaka di Heidenau ditempatkan di gedung bekas toko bahan bangunan, dan dilindungi pagar tinggi. Sebelumnya mereka takut meninggalkan tempat penampungan, karena kelompok ekstrem kanan mengadakan perusakan dan meneriakkan kecaman berhari-hari. Pesta diorganisir ikatan Dresden Bebas dari kelompok NeoNazi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Willnow
Selamat Datang di Sylt
Joachim Leber (tengah) membimbing keluarga dari Suriah ini. Ia adalah anggota organisasi Integrationshilfe Sylt (bantuan integrasi Sylt). Di pulau itu sekitar 120 pengungsi ditampung. Sebagian besar dari mereka berasal dari Afghanistan, Somalia dan Suriah. Sukarelawan mengajar mereka bahasa Jerman, memberi sokongan moral, dan jadi anggota keluarga. "Jerman juga dibantu setelah PD II," kata Leber.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Marks
Klub Sepak Bola Welcome United O3
Henning Eich dari klub Lok Potsdam menyambut para pemain dari klub Welcome United 03. Inilah tim sepak bola pertama Jerman yang sepenuhnya terdiri dari pengungsi. Klub ini langsung menang 3:2 dalam pertandingan lawan klub Lok Potsdam. Mereka bisa ikut main karena upaya klub SV Babelsberg . "Sepak bola menyatukan," kata Manja Thieme, yang mengurus tim internasional beranggotakan 40 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Mehlis
Sepeda bagi Pengungsi
Tobias Fleiter memompa ban sepeda bagi seorang pengungsi dari Togo. Proyek "Bikes without Borders" adalah inisiatif dua sukarelawan. Awalnya mereka hanya punya lima sepeda. Sekarang tim sudah beranggotakan 15 sukarelawan, dan sudah memperbaiki serta menyediakan 200 sepeda. Inisiatif di Karlsruhe ini beri kesempatan kepada pemohon suaka untuk punya sarana transportasi.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
Aman di Jalan
Bagaimana caranya naik kereta dari A ke B? Apa artinya tanda-tanda ini? Di mana saya bisa beli karcis? Itu dipelajari pengungsi dari Suriah di Halle, negara bagian Sachsen-Anhalt, di stasiun utama kota itu. Seorang polisi juga menunjukkan, bahwa mereka harus berdiri di belakang garis putih, jika sebuah kereta datang. Jika tidak bisa berbahaya.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Ikatan Perenang Pertama bagi Pengungsi
Di Schwäbisch Gmünd, pengungsi bisa belajar berenang. Ludwig Majohr (pakai topi) memberikan pelajaran berenang. Ikatan yang baru didirikan terutama harus mendorong integrasi, demikian Majohr. "Kami para perenang saling bantu", kata sukarelawan lain, Roland Wendel. "Kami tidak menanyakan nasionalitas." Delapan orang yang sudah pensiun dari profesi mereka aktif membantu pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Bayi Pengungsi Pertama
49 sentimeter, 3.000 gram. Sophia nama bayi perempuan ini. Ia adalah bayi pertama, yang lahir di kapal angkatan bersenjata Jerman "Schleswig-Holstein". Ibunya, Rahmar Ali dari Somalia, jadi pengungsi yang beruntung mendapat bimbingan dokter menjelang melahirkan. "Dalam momen seperti inilah orang merasakan telah melakukan sesuatu yang berguna," kata seorang tentara, yang hadir saat Sophia lahir.
Foto: Reuters/Bundeswehr/PAO Mittelmeer
#WelcomeChallenge
Dengan tagar ini, lewat YouTube dan Facebook sekelompok orang yang memberikan bantuan sukarela menyerukan lebih banyak orang untuk ikut aktif. Mereka yang menolong, sumbangkan foto aksinya. Koki kenamaan Sarah Wiener juga diminta membantu. Ia membawa 150 porsi sup dan roti ke tempat penampungan di Berlin dan membaginya dengan senyum.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Fischer
Bahasa Jerman untuk Sehari-Hari
Sebagi salah satu sukarelawan, Karl Landherr mengajarkan bahasa Jerman kepada seorang pemohon suaka di Thannhausen, Bayern. Landherr yang pensiunan kepala sekolah bersama beberapa rekan juga membuat buku untuk belajar bahasa Jerman bagi pengungsi. Bukunya berorientasi pada hidup sehari-hari, berisi banyak tips, dan sekarang digunakan di seluruh Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Aktif di Tempat Penampungan Pakaian
Di tempat penampungan pengungsi di Berlin semua tempat penuh. Sebelumnya sudah ada tiga tempat baru yang dibuka. Salah satunya adalah sekolah Teske di Berlin Schöneberg yang tidak digunakan. Gedung ini bisa tampung 200 orang. Banyak sukarelawan juga aktif di sini, misalnya untuk mengatur tempat penampungan pakaian hasil sumbangan.
Foto: picture-alliance/dpa/B. von Jutrczenka
10 foto1 | 10
"Di sini banyak warga Rusia, Polandia dan Afrika," kata Horst. "Mereka kadang kasar, misalnya datang terlambat untuk mengambil makanan yang jadwalnya pukul 12:30. Dan menyerobot antrian yang datang untuk pembagian pada pukul 1:30 siang." Ia mengatakan, sebenarnya semua orang harus berterima kasih bahwa pelayanan seperti ini ada."
Tafel adalah NGO dan tidak berafiliasi dengan pemerintah kota atau pemerintah negara bagian tempatnya berlokasi. Tujuan utamanya adalan untuk menggunakan bahan pangan sebaik mungkin, sehingga tidak dibuang. Semua pengemudi yang menjemput makanan, seperti lainnya yang bekerja di tiap lokasi tafel, adalah pekerja sukarela.
Laranggan hanya sementara?
Tafel bukan satu-satunya badan yang berkewajiban menjamin bahwa tidak seorangpun menderita kelaparan. Demikian dinyatakan Sartor.
Jerman Dihantam Telak Krisis Pengungsi
Jerman terpaksa minta bantuan Turki untuk cari solusi krisis pengungsi. Kanselir Merkel janjikan kepada Presiden Erdogan dukungan untuk perundingan anggota Uni Eropa. Jerman kini dihantam telak dampak krisis pengungsi.
Foto: Getty Images/AFP/E. Barukcic
Turki Aktor Utama Cegah Arus Pengungsi
Kanselir Merkel mula-mula bertemu PM Ahmet Davutoglu untuk diskusikan langkah mengerem "eksodus" terbesar dalam sejarah pengungsi dari Suriah dan Irak ke Eropa lewat Turki. Sebagai imbalannya Uni Eropa menjanjikan bantuan 3 milyar Euro. Turki diminta tampung 2 juta lagi pengungsi. Saat ini di Turki sudah ditampung 1.8 juta pengungsi dari kawasan konflik Suriah dan Irak.
Foto: Getty Images/AFP/B. Kilic
Turki Diatas Angin Jerman Merunduk
Kanselir Jerman Angela Merkel sebelumnya tokoh utama penentang permohonan keanggotaan Turki dalam Uni Eropa. Tapi krisis pengungsi di Eropa yang terutama jadi beban Jerman, memaksanya untuk "sowan" kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Yildiz Palace, Istanbul, Turkey. Merkel antara lain menjanjikan dukungan bagi dibukanya lagi perundingan keanggotaan Turki dalam Uni Eropa.
Foto: Getty Images/G. Bergmann/Bundesregierung
Pegida Mendapat Angin
Akibat kekecewaan warga atas politik pengungsi yang dijalankan pemerintahan Merkel, kelompok anti orang asing dan anti Islam Pegida seolah mendapat angin. Aksi demonstrasi Pegida semakin banyak didukung oleh warga biasa. Mereke menuding Merkel melakukan "pengkhianatan" dan tidak mendengar kecemasan warga.
Foto: DW/R. Fuchs
Picu Penusukan Tokoh Politik
Seorang warga yang kecewa, melakukan aksi penusukan membabi buta terhadap kandidat walikota Köln, Henriette Reker. Pelaku yang punya sejarah terlibat gerakan ekstrim kanan mengatakan, ia menolong banyak orang dengan aksi brutalnya itu. Reker adalah kepala bagian sosial masalah penampungan pengungsi kota Köln. Reker yang luka parah, terpilih sebagai walikota dalam pemilu lokal di Köln (18/10).
Foto: picture-alliance/dpa/M. Skolimowska
Pengungsi Terus Membanjir
Tanpa terpengaruh ricuh politik dalam negeri di Jerman, ratusan ribu pengungsi terus berusaha memasuki Eropa, dengan tujuan utama Jerman atau Austria. Negara-negara Transit seperti Hongaria, Slovenia, Serbia dan Kroasia kewalahan dan terpaksa mengerahkan tentara untuk mengawasi dan memasang pagar kawat berduri. Jerman dan Austria juga terapkan kontrol ketat pendatang.
Foto: Getty Images/AFP/E. Barukcic
5 foto1 | 5
"Kami menyokong orang yang membutuhkan bantuan agar mereka bisa menghemat uang, sehingga misalnya bisa sekali-sekali membawa anak-anak berenang atau menonton bioskop." Menurutnya, jika ada orang di Jerman kelaparan hanya karena Tafel tidak eksis lagi, berarti negara tidak berfungsi.
Sartor menyatakan, larang hanya bersifat sementara, sekitar enam atau delapan pekan lagi. Yang jelas tidak lewat dari pertengahan tahun ini, tandasnya.
Sayangnya buat Carole ini tidak menolong. Perempuan Perancis ini membesarkan dua anak tanpa suami. Ia datang ke Tafel dua pekan lalu untuk mendapat kartu anggota, tetapi ia ditolak. Jumat lalu ia datang untuk mengambil bahan pangan untuk temannya yang sedang hamil. "Ini membuat saya sedih," katanya sambil berusaha menenangkan anaknya yang menangis. "Saya tinggal di Jerman sudah bertahun-tahun, dan saya punya paspor Uni Eropa. Tapi saya tidak bisa mendapat makanan."
Carole berharap, larangan akan segera dihapus.
Penulis: Carla Bleiker (ml/ap)
Apa Isi Kontrak Politik Koalisi Pemerintahan Baru di Jerman?
Kesepakatan koalisi di Jerman sudah aman, namun perdebatan belum usai hingga jabatan menteri yang diincar partai ada di tangan. Berikut poin penting kontrak politik koalisi yang jadi biang kerok perundingan panjang.
Foto: picture-alliance/dpa/B. von Jutrczenka
Ekspor senjata ke Arab dihentikan
Kontrol ekspor senjata Jerman akan diperketat oleh kabinet yang baru. Aturan ekspor senjata diperbaharui terakhir kali, pada tahun 2000. Kontrol baru secara khusus akan dilakukan pada semua negara yang turut andil dalam Perang Yaman. Keputusan ini jadi pukulan telak bagi Arab Saudi, salah satu pelanggan terbesar senjata Jerman, yang dipastikan dikeluarkan dari daftar tujuan ekspor.
Foto: Getty Images/AFP/C. Stache
Seribu pengungsi sebulan
Pengungsi adalah isu politik paling berat yang dibahas sejak awal perundingan. Pekan lalu, kedua pihak sepakat bahwa jumlah pengungsi yang diizinkan masuk Jerman lewat program reuni keluarga dibatasi tidak akan melebihi 1000 dalam sebulan. Tidak dibahas pengecualian mengenai izin tinggal atas 'subsidiary protection' bagi pengungsi yang mendapat ancaman serius di negara asal.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Pförtner
Lapangan kerja bagi kaum muda
Koalisi secara khusus berjanji untuk fokus mengurangi pengangguran di kalangan kaum muda. Selain itu perusahaan raksasa seperti Google, Apple, Facebook, dan Amazon akan terkena "pembayaran pajak yang adil" di Eropa. Juga diputuskan bahwa pemerintah Jerman akan menguncurkan "lebih banyak investasi," untuk zona euro.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gambarini
Rumah mahal, tunawisma merambah
SPD mengklaim sukses menggolkan agendanya untuk memberi solusi masalah mendesak di banyak kota di Jerman yakni spekulasi properti yang mermicu harga sewa meroket, kurangnya jumlah perumahan dengan ongkos sewa terjangkau, dan meningkatnya jumlah tunawisma. Peran pemerintah dalam tema perumahan dinilai akan memecahkan masalah.
Foto: picture alliance / dpa Themendienst
Investasi untuk sekolah
Selain program bernilai 11 miliar Euro yang bertujuan untuk meningkatkan sistem investasi di Jerman, kedua partai koalisi Jerman juga sepakat untuk mencabut larangan kerjasama yang menghentikan investasi pemerintah federal di sekolah. Selama ini pendidikan adalah wewenang eksklusif negara bagian.
Foto: imago/photothek/F. Gaertner
Internet cepat untuk semua
Program "miliaran euro" akan dikucurkan untuk memperluas jangkauan broadband hingga ke pelosok pedesaan di Jerman. Koalisi sepakat bahwa hak atas internet cepat akan tercapai tahun 2025. Aturan ini akan menjamin semua warga mendapat koneksi internet cepat di seluruh Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Büttner
Emisi (harus) dikurangi
Para juru runding CDU dan SPD sepakat bahwa Jerman akan berpegang pada kesepakatan target iklim internasional pada tahun 2030 dan 2050. Komisi khusus akan bertugas untuk merancang "action plan" 2018 berisi langkah untuk merealisasikan sasaran tersebut. Departemen terkait seperti transportasi dan pertanian wajib menetapkan target mereka sendiri.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Meissner
Stop pestisida dan tanaman rekayasa genetika
Pestisida glifosat adalah sumber gesekan antara CSU dan SPD terkait isu pertanian. Namun kesepakatan akhir memutuskan bahwa pestisida glifosat serta tanaman hasil rekayasa genetika akan dilarang. Percobaan dengan menggunakan hewan juga akan dibatasi. Selain itu, akan diterapkan penggunaan label yang menjamin kenyamanan hewan dengan memastikan kondisi peternakan yang lebih baik.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Zhou
Kompromi asuransi kesehatan
Yang terakhir disepakati adalah isu kesehatan dan tenaga kerja. Ketiga partai sepakat membentuk komisi yang menyiapkan reformasi gaji dokter untuk perawatan pasien pengguna asuransi publik dan swasta. SPD harus berkompromi atas tuntutannya yang menghendaki ‘asuransi warga negara‘, yang memastikan standar pengobatan dasar bagi semua orang, terlepas apakah ia memiliki asuransi pribadi atau publik.
Foto: AP
Hak kaum pekerja
Meski harus berkompromi dalam isu kesehatan, SPD menggolkan agenda utamanya terkait tenaga kerja. Kontrak tenaga kerja dipastikan hanya bisa dibatalkan jika pemberi kerja memberi alasan yang spesifik. Selain itu, program khusus akan dibentuk bagi 150.000 penganggur jangka panjang agar dapat kembali bekerja. Tiap orang berhak untuk mengganti kontrak paruh waktu menjadi kerja penuh waktu.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Warmuth
Pergeseran bidak kementerian
Berbagai poin kesepakatan perundingan koalisi membawa konsekuensi yang mempengaruhi jabatan yang dipegang masing-masing partai di kementerian. Lima 'kementerian klasik' di Jerman: Keuangan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Hukum dan Pertahanan dipastikan akan berganti tangan. Ed: ts/as (DW)