1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kondisi Kesehatan Alexei Navalny di Penjara Terus Memburuk

7 April 2021

Kondisi Alexei Navalny di penjara Rusia memburuk cepat lantaran dibatasinya akses medis, lapor Amnesty International. Otoritas di Moskow dituduh ingin membunuhnya pelan-pelan dalam kondisi serupa penyiksaan.

Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, tampil di persidangan lewat sambungan video telepon pada 28 Januari 2021.
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, tampil di persidangan lewat sambungan video telepon pada 28 Januari 2021.Foto: Alexander Nemenov/AFP/Getty Images

Sudah sejak sepekan tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny berhenti makan. Pada Rabu (7/4), dia dikabarkan sudah menjalani tes corona dengan hasil negatif, tutur kuasa hukumnya, Olha Mikhailova. 

Navalny mengeluhkan sakit akut pada punggung dan kakinya. Setelah diracun tahun lalu, dia meminta dirawat oleh dokter kepercayaan. Namun otoritas penjara menolak memberinya akses perawatan kesehatan. 

Menurut organisasi HAM, Amnesty International, dengan cara itu pemerintah ingin menyiksa dan, secara perlahan, membunuhnya. 

Kepada Reuters, Amnesty mengabarkan tokoh oposisi Rusia itu tidak hanya menderita rasa sakit, tetapi juga mengalami gangguan tidur. "Pemerintah Rusia menempatkannya dalam situasi kematian pelan-pelan dan berusaha menutupi apa yang terjadi terhadapnya,” kata Agnes Callamard, Sekretaris Jendral Amnesty International.

"Sudah jelas bahwa otoritas Rusia melanggar hak dasarnya. Kita harus berbuat lebih,” imbuhnya. "Mereka sudah pernah berusaha membunuhnya, sekarang mereka menahannya dan menerapkan kondisi serupa penyiksaan.”

Sejauh ini pemerintah di Kremlin menolak berkomentar mengenai kondisi kesehatan Navalny. Mereka mengklaim informasi ini sepenuhnya wewenang otoritas lembaga permasyarakatan. Adapun pihak lapas mengklaim Navalny sudah mendapat semua perawatan medis yang dibutuhkan.

Navalny dijebloskan ke penjara selama dua setengah tahun pada Februari silam. Dia sebelumnya mengabaikan peringatan dan kembali ke Rusia usai dirawat di Jerman. Moskow sebaliknya menerbitkan versi yang meragukan klaim upaya pembunuhan dengan racun terhadap Navalny

Doktor tidak kunjung tiba

Tenaga medis yang hendak mengunjungi terpidana ditolak masuk ke dalam penjara. Salah seorang doktor pribadi Navalny, Anastasiya Vasileya, misalnya dipaksa menunggu di luar lapas di Pokrov, sekitar 100 kilometer di timur Moskow.

"Siapa Anda yang ingin melarang doktor merawat manusia yang sekarat?” hardiknya kepada petugas di pintu masuk. Di sana, tim medis dari organisasi independen, Aliansi Doktor Rusia, juga sudah menunggu diizinkan masuk.

Navalny dikabarkan mengalami sakit punggung dan kelumpuhan kaki, serta batuk dan demam. Menurut aliansi, Anastasiya, anggota tim medis dan beberapa wartawan ditahan dan ditempatkan di dalam kendaraan narapidana. 

Sebaliknya, media-media pemerintah menggambarkan situasi penahanannya ibarat sebuah kamp liburan dan hotel. "Jika dia benar-benar mengidap penyakit, maka perawatannya akan dijamin pada level yang pantas dan sesuai prosedur,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dikutip kantor berita TASS.

"Tentu kami tidak bisa memberikan kondisi khusus bagi satu orang terpidana.”

Lembaga permasyaratan di Pokrov dikenal sebagai salah satu penjara paling ketat di Rusia, di mana narapidana dikenakan disiplin ala militer, antara lain berdiri tegak selama berjam-jam.

rzn/as (ap,rtr,dpa)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya