Partai Komunis Cina Perkuat Otoritas Presiden Xi Jinping
12 November 2021
Resolusi terbaru ini menempatkan Xi Jinping sebagai inti dari keseluruhan Partai Komunis Cina, menjadikannya sejajar dengan Mao Zedong dan Deng Xiaoping.
Iklan
Partai yang memegang kekuasaan di Cina yakni Partai Komunis Cina (PKC) pada hari Kamis (11/11) menyetujui sebuah resolusi yang mengangkat status Presiden Xi Jinping dan mengkonsolidasikan otoritasnya. Resolusi ini dilihat sebagai langkah untuk kemungkinan mengamankan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Resolusi tentang "prestasi dan pengalaman sejarah" partai sejak didirikan 100 tahun lalu itu disahkan pada akhir pertemuan tertutup yang berlangsung selama 4 hari. Pertemuan ini dihadiri lebih dari 300 pemimpin puncak di Komite Sentral, demikian laporan media pemerintah Cina.
Resolusi ini menempatkan Xi dalam posisi sejajar dengan Mao Zedong dan Deng Xiaoping, dua pemimpin sebelumnya yang berhasil mengukuhkan posisi mereka sebagai pemimpin terkuat lewat dua buah resolusi yang disahkan tahun 1945 dan 1981.
Pada pertemuan yang dikenal sebagai Pleno Keenam ini, PKC meninggikan peran Xi Jinping dalam salah satu ideologinya. Untuk kali pertama, nama presiden itu disebut dalam sebuah dokumen resmi sebagai "inovator utama" di balik "Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Karakteristik Cina untuk Era Baru".
Seberapa penting resolusi ini?
Xi Jinping adalah anak dari salah satu jenderal yang menjabar pada masa pemerintahan Mao. Ia telah memperoleh otoritas pribadi yang lebih luas dibandingkan dengan pemimpin mana pun sejak Deng Xiaoping, yang telah meluncurkan reformasi yang kemudian mengubah Cina jadi pusat kekuatan ekonomi.
Pada tahun 2018, PKC menghapus batas masa jabatan pria berusia 68 tahun itu sebagai presiden. Langkah ini menunjukkan niat Xi Jinping untuk tetap berkuasa. Dia juga tidak memiliki saingan yang dinilai cukup kuat.
Namun, perpanjangan masa jabatan lewat resolusi ini akan mematahkan tradisi partai untuk memimpin selama dua dekade. Ini berarti Xi harus mundur pada tahun depan ketika masa jabatan lima tahun keduanya sebagai sekretaris jenderal berakhir. Periode kepemimpinan Xi Jinping ditandai dengan menjatuhkan hukuman berat terhadap koruptor dan kebijakan represif di wilayah-wilayah seperti Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong.
Ditetapkan sebagai "inti dari keseluruhan partai"
Pada hari Jumat (12/11), PKC mengadakan konferensi pers untuk lebih menjelaskan rincian resolusi tersebut. Pejabat partai menggambarkan Xi sebagai "juru mudi" peremajaan di Cina dan menekankan bahwa resolusi ketiga lebih menekankan pada pencapaian dan pengalaman sejarah. Konferensi ini juga menyoroti pencapaian signifikan "sosialisme dengan karakteristik Cina" di bawah kepemimpinannya.
5 Hal Yang Jarang Diketahui Tentang Presiden Cina Xi Jinping
Presiden Cina Xi Jinping diyakini akan terpilih lagi untuk masa jabatan kedua sampai 2022. Apa yang saja yang belum banyak diketahui publik tentang orang nomor satu Cina ini?
Foto: Reuters/J. Lee
Anak kalangan elit
Xi Jinping dilahirkan 15 Juni 1953. Ia berasal dari keluarga kalangan elit politik. Ayahnya Xi Zhongxun pernah menjadi wakil Mao Zedong. Antara 1999 sampai 2002 dia menjabat sebagai Gubernur di daerah Fujian.
Foto: picture-alliance/CPA
Karir cemerlang
Foto di atas berasal dari tahun 1983 dan menunjukkan Xi Jinping di kantornya. Tahun 2007, Xi Jinping pernah memimpin Partai Komunis cabang Shanghai. Pada tahun yang sama, dia dipromosikan sebagai anggota tetap Politbiro.
Foto: picture-alliance/CPA
Insinyur Teknik
Xi Jinping belajar teknik kimia di Universitas Tsinghua, Beijing dan juga menyandang gelar doktor di bidang hukum.
Foto: Reuters/J. Chin
Ibu negara mantan penyanyi
Ibu Negara Peng Liyuan adalah penyanyi lagu-lagu rakyat yang terkenal di Cina.
Foto: Reuters/B. Yip
Menjadi presiden
Xi Jinping ditetapkan sebagai Presiden Cina 14 maret 2013 dengan masa jabatan 5 tahun. Para analis sepakat, dia akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden dan berpeluang besar melanjutkan kepresidenan untuk masa jabatan kedua sampai 2022.
Foto: Getty Images/W.Zhao
5 foto1 | 5
"Dalam menghadapi situasi yang serius dan tugas yang kompleks, Komite Sentral Partai, dengan Xi Jinping sebagai intinya, telah membuat pencapaian yang mengesankan dan menetapkan Xi Jinping sebagai inti dari Komite Sentral Partai dan inti dari keseluruhan Partai," ujar Wang Xiaohuei, wakil direktur departemen propaganda Partai Komunis Cina.
Ketika wartawan meminta para pejabat untuk menguraikan lebih lanjut masalah politik, budaya dan ekonomi yang relevan, direktur Kantor Penelitian Kebijakan Pusat PKC Jiang Jinquan menekankan perlunya "dengan tegas mendukung dan mempertahankan posisi inti Xi" sambil menekankan bahwa partai memiliki kekuatan ketika ada inti di Komite Sentral Partai dan inti di partai secara keseluruhan.
Iklan
Hampir pasti amankan masa kepemimpinan ketiga
Xi Jinping secara luas dipandang sebagai pemimpin Cina yang paling kuat sejak Mao. Partai tersebut sebelumnya telah mendefinisikan ideologi ini sebagai produk dari "pengalaman dan kebijaksanaan kolektif partai dan rakyat".
Para ahli mengatakan "Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Karakteristik Cina untuk Era Baru" mungkin disingkat menjadi "Pemikiran Xi Jinping" oleh Kongres Partai pada paruh kedua tahun depan. Saat itu Xi diprediksi hampir pasti akan mengamankan masa kepemimpinan ketiga.
Menurut komunike akhir pertemuan yang dilaporkan oleh media pemerintah, partai memutuskan harus "dengan tegas menjunjung tinggi posisi inti Kamerad Xi Jinping" di dalam partai.
Revolusi Merah Mao Zedong
50 tahun silam Mao Zedong menggulirkan Revolusi Kebudayaan buat membersihkan Cina dari elemen "borjuis." Hasilnya puluhan juta manusia tewas dalam waktu 10 tahun. Kampanye itu menyeret Cina kembali ke masa revolusi
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk
Perang Mao Melawan Anasir Borjuis
Lima puluh tahun silam Ketua Umum Partai Komunis Cina, Mao Zedong, menggalang revolusi budaya buat menumpas elemen "borjuis" di dalam partai. Hasilnya 1,8 juta manusia tewas dalam waktu 10 tahun. Sementara 36 juta penduduk menjadi korban presekusi hingga kematian sang pemimpin besar tahun 1976.
Foto: picture-alliance/dpa/DB AFP
Perang Ideologi dua Pemimpin
Adalah Liu Shaoqi yang menjadi rival ideologi Mao saat itu. Liu yang merupakan orang kedua terkuat di PKC menilai perjuangan kelas telah berakhir. Ia mengimpikan Cina yang bersatu dan kuat secara ekonomi, serupa seperti wajah Cina saat ini. Mao sebaliknya menginginkan Cina yang selamanya revolusioner dan mendeklarasikan birokrat PKC sebagai musuh negara.
Foto: Imago/Xinhua
Mengungsi Lalu Menyerang
Ketika usulan Mao untuk kembali menghidupkan perjuangan kelas ditolak oleh elit PKC yang digalang Liu dan Deng Xiaoping, ia hijrah ke Shanghai buat melanjutkan perjuangannya. Dengan bantuan militer, Mao menguasai berbagai media massa buat melucuti musuh politiknya di Beijing. Pada April 1965, sebanyak 33.000 serdadu menggeruduk ibukota dan mengambil alih kekuasaan.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk/UPI
Maoisasi PKC
Setelah menyingkirkan musuh politiknya dari Politbiro, Mao menempatkan orang kepercayaannya di jabatan terpenting PKC dan menggeser Liu Shaoqi dengan Menteri Pertahanan Lin Bao (ki.). Sang pemimpin besar kerap menggunakan media untuk menyerang Liu dan Deng, serta elit PKC lain yang dia tuding "borjuis."
Foto: Getty Images/Hulton Archive/Keystone
Fase Pertama Revolusi
Bersamaan dengan dominasi Mao di PKC, maka dimulailah fase pertama revolusi kebudayaan. Sebanyak 55 universitas dan lembaga pendidikan didera kerusuhan. Ribuan mahasiswa pro Mao menyerang dosen yang dicap revisionis dan kontra revolusi. Sebagai akibatnya kegiatan belajar mengajar di hampir seluruh penjuru negeri dihentikan.
Foto: picture-alliance/CPA Media
Teror Merah
Kelompok radikal pelajar dan mahasiswa berkumpul dan membentuk pasukan "Garda Merah." Mereka bertugas menghancurkan peninggalan masa lalu, seperti patung, tugu atau naskah kuno serta menyebarkan "teror merah" ke seluruh negeri. Gerilyawan Garda Merah berpatroli di jalan-jalan kota dan mengganti nama jalan sesukanya. Mereka juga menjarah rumah orang kaya dan bahkan gudang senjata milik tentara
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk
Cerai Berai
Hingga 1967 garda merah berhasil menjatuhkan pemerintahan regional di berbagai daerah. Loyalis Mao bahkan mendesak agar Garda Merah menggantikan Tentara Pembebasan Rakyat. Namun lambat laun kelompok paramiliter itu semakin sering terlibat keributan diantara faksi yang saling curiga.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk/UPI
Pendidikan Paksa
Pada Oktober 1967 Mao akhirnya memerintahkan mahasiswa untuk meletakkan senjata dan kembali ke kampus. Militer bahkan harus melucuti paksa sebagian mahasiswa yang enggan menuruti himbauan Mao. Karena banyak mahasiswa yang menolak kembali belajar, Mao memindahkan paksa 16.5 juta pelajar ke desa-desa "untuk belajar dari para petani."
Foto: Getty Images/AFP/J. Vincent
10 Tahun Penuh Bencana
Pemerintah di Beijing hingga kini memberangus semua upaya untuk membahas bagian kelam sejarah Cina tersebut. Tapi dalam sebuah surat pernyataan yang diterbitkan tahun 1981, Partai Komunis Cina menyebut revolusi kebudayaan sebagai "10 tahun penuh bencana." Ironisnya kini Cina menjadi model negara yang justru ingin diperangi Mao, modern dengan ekonomi kuat dan dikuasai kaum elit partai.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Mohr
9 foto1 | 9
Mengomentari langkah tersebut Jude Blanchette, ahli politik Cina di lembaga pemikir Center for Strategic and International Studies yang berkantor di Washington, Amerika Serikat, mengatakan bahwa pesan yang disampaikan partai mengenai Xi terkesan mirip budaya mengkultuskan.
Tayangan berita dari pertemuan tersebut di televisi pemerintah CCTV menunjukkan delegasi partai yang duduk dalam barisan menghadap Xi memberikan suara pada resolusi tersebut dengan mengacungkan tangan,
"Mengingat penekanan partai terhadap disiplin dan loyalitas, konsekuensi apabila tidak mendukung resolusi akan menjadi bencana bagi anggota partai," ujar Yang Chaohui, dosen ilmu politik di Peking University.