1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Oxfam: Negara Kaya Pelit Pada Pengungsi

18 Juli 2016

Oxfam mengklaim negara-negara paling kaya di dunia cendrung pelit terhadap pengungsi dan pencari suaka. Enam kekuatan ekonomi terbesar disebut cuma bersedia menampung kurang dari 9% jumah pengungsi di seluruh dunia.

Symbolbild Flüchtlingsgegner Pegida AFD Rechte
Foto: picture-alliance/dpa/M. Schutt

Enam negara kekuatan ekonomi terbesar di dunia cuma menampung 2,1 juta pengungsi, atau sekitar 9 persen dari total jumlah pengungsi di seluruh dunia, klaim organisasi anti kemiskinan, Oxfam.

Dalam laporan terbarunya, Oxfam mengklaim Inggris cuma menerima 169.000 pengungsi dan pencari suaka, tidak sampai satu persen dari jumlah pengungsi di dunia. Laporan tersebut juga mengungkap minimnya kesediaan negara-negara kaya lain seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman dan Perancis.

"Sebaliknya, Yordania, Turki, Palestina, Pakistan dan Libanon menampung lebih dari setengah jumlah pengungsi dan pencari suaka di dunia. Walaupun mereka cuma mewakili kurang dari 2 persen kekuatan ekonomi global," bunyi laporan tersebut.

Jumlah pengungsi yang tewas tenggelam di Laut Tengah antara 2014 hingga 2016

Oxfam mendesak pemerintahan negara-negara kaya agar menerima lebih banyak pengungsi dan mengulurkan bantuan buat negara miskin yang menampung lebih dari 65 juta pengungsi dan pencari suaka.

Organisasi yang berbasis di London, Inggris, itu menyebut konflik dan perang di Suriah, Sudan Selatan, Irak, Yaman, Burundi dan negara lain telah menciptakan 62 juta pengungsi baru. "Banyak negara yang memalingkan muka dari penderitaan jutaan orang yang melarikan diri dari tanah kelahirannya," kata Mark Goldring, Direktur Eksekutif Oxfam di London.

"Krisis pengungsi adalah hal yang rumit dan membutuhkan reaksi terkoordinasi secara global, di mana negara-negara terkaya ikut membantu dengan menerima lebih banyak pengungsi dan melindungi mereka dimanapun juga," pungkasnya.

rzn/yf (dpa,ap)