1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pacu Ekspor Sawit, Malaysia Dorong 'Diplomasi Orangutan'

9 Mei 2024

Malaysia akan mempersembahkan orangutan ke negara-negara yang mengimpor minyak sawitnya. Langkah ini bertujuan untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa produksi minyak sawit berperan merusak habitat orangutan.

Borneo Orang-Utan
Foto: G. Fischer/blickwinkel/picture alliance

Malaysiamengatakan pihaknya berencana untuk mengirimkan orangutan ke negara-negara pengimpor minyak sawit dengan tujuan meningkatkan kredibilitas negara tersebut sebagai pelestari keanekaragaman hayati.

Negara tetangga Indonesiaini merupakan produsen komoditas terbesar kedua yang banyak digunakan di dunia, di mana aktivitas produksinya dikecam oleh para pemerhati lingkungan karena disebut memicu kerusakan habitat orangutan di Malaysia dan Indonesia.

Langkah ini dilakukan setelah tahun lalu Uni Eropa (UE) memutuskan untuk menghapus secara bertahap komoditas seperti minyak sawit yang terkait dengan deforestasipada tahun 2030. 

Malaysia berpendapat bahwa larangan tersebut diberlakukan untuk melindungi pasar minyak sayur di Uni Eropa.

Bagaimana tanggapan Malaysia?

Menteri Komoditas Malaysia, Johari Abdul Ghani, mengatakan rencana tersebut akan mencakup pemberian orangutan kepada mitra dagang, seperti UE, India, dan Cina, yang mengimpor minyak sawit dalam jumlah besar untuk digunakan dalam berbagai produk mulai dari makanan hingga kosmetik.

"Ini akan membuktikan kepada komunitas global bahwa Malaysia berkomitmen terhadap konservasi keanekaragaman hayati,” kata Johari di platform media sosial X, pada Selasa (7/5) malam.

"Malaysia tidak bisa mengambil pendekatan defensif terhadap isu minyak sawit,” tambahnya.

"Sebaliknya, kita perlu menunjukkan kepada negara-negara di dunia bahwa Malaysia adalah produsen kelapa sawit berkelanjutan dan berkomitmen untuk melindungi hutan dan kelestarian lingkungan,” tegas Johari.

Rencana tersebut disamakan dengan "diplomasi panda” oleh Cina, di mana pemerintah Cina sejak lama telah mengirimkan panda-panda ke negara lain sebagai alat diplomasi.

Dalam skema yang berlaku saat ini, Cina hanya meminjamkan panda ke kebun binatang asing, di mana keturunan panda tersebut harus dikembalikan dalam waktu beberapa tahun setelah kelahiran mereka agar dapat mengikuti program pembiakan di Cina.

Selamatkan Orangutan dari Ekspansi Industri dan Virus

06:06

This browser does not support the video element.

Apa masalahnya dengan kelapa sawit dan orangutan?

Minyak sawit digunakan dalam berbagai macam produk, mulai dari bahan makanan, lipstik, sabun, dan sampo.

Namun organisasi konservasi WWF, produksi sawit di perkebunan besar telah memberikan kontribusi signifikan terhadap hilangnya habitat orangutan di Malaysia dan Indonesia, yang merupakan eksportir utama komoditas tersebut.

Hal itu menyebabkan orangutan berada dalam bahaya kepunahan. Menurut WWF, berdasarkan data 2012, populasi orangutan di Kalimantan dan Malaysia saat ini berjumlah kurang dari 105.000 ekor.

Di situs webnya, WWF mengingatkan bahwa jumlah tersebut diperkirakan akan turun menjadi 47.000 pada tahun 2025 jika langkah-langkah efektif untuk melindungi hewan tersebut tidak dilakukan.

mel/rs (Reuters, AFP)