1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pahlawan Holocaust Kembalikan Medali kepada Israel

15 Agustus 2014

Seorang pria Belanda yang berjasa menyelamatkan warga Yahudi di Perang Dunia ke-II mengembalikan penghargaan kepada Israel. Alasannya, ia kehilangan anggota keluarga yang tewas dibombardir di Jalur Gaza.

Yad Vashem ehrt Mohamed Helmy
Iriena Steinfeldt, Direktur Penghargaan Righteous Among the Nations di tugu peringatan Holocaust, Yad VashemFoto: picture-alliance/dpa

Seorang warga Belanda berusia 91 tahun yang mendapat penghargaan sebagai pahlawan Holocaust mengembalikan medali kepada pemerintah Israel. Hank Zanoli dinilai berjasa karena menyelamatkan seorang bocah Yahudi dari kejaran tentara Nazi di Perang Dunia ke II.

Untuk itu ia mendapat penghargaan Righteous Among the Nations buat warga non Yahudi yang dianggap berjasa. Kini Zanoli mengembalikan medali yang ia terima kepada Kedutaan Besar Israel di Belanda sebagai tanda protes. Ia mengaku kehilangan enam anggota keluarga dalam pengeboman Jalur Gaza oleh militer Israel.

Dalam suratnya yang dikirimkan kepada Duta Besar Israel dan dilansir harian Haaretz, Zanoli mengatakan suami ibunya meninggal dunia di Kamp Konsentrasi Mauthausen. Sementara keluarga yang lain menghilang selama pendudukan Jerman atas Belanda.

"Pembunuhan oleh Israel"

Ibunya kemudian menyembunyikan seorang bocah perempuan berdarah Yahudi, "dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri dan nyawa anak-anaknya." Bocah itu hidup di bawah naungan keluarga Zanoli hingga pasukan sekutu berhasil menghalau Jerman dari Belanda tahun 1945.

Bocah bernama Elhanan Pinto yang kehilangan kedua orangtuanya di Kamp konsentrasi itu kemudian bermigrasi ke Israel.

"Dengan latar belakang ini, maka sebuah kejutan yang sangat tragis, bahwa kini, empat generasi berselang, kami dihadapkan pada pembunuhan terhadap sejumlah anggota keluarga kami. Pembunuhan yang dilakukan oleh negara Israel," tulisnya dalam surat itu.

"Sebuah Penghinaan"

Kemenakan jauh Zanoli, Angelique Eijpe yang juga menjabat sebagai duta besar Belanda, menikah dengan seorang warga Palestina. Keduanya bertemu di Kamp Pengungsi Al Bureij di Gaza. Enam orang saudara Zanoli, termasuk diantaranya seorang nenek berusia 70 tahun dan bocah 12 tahun, tewas dalam serangan udara Israel, 20 Juli silam.

Sebab itu mempertahankan medali yang diberikan Israel dalam sebuah seremoni di Yad Vashem beberapa tahun lalu itu adalah "sebuah penghinaan terhadap keberanian ibu saya yang mempertaruhkan nyawanya dan anak-anaknya dalam menentang represi dan melindungi nyawa manusia."

Harian Haaretz yang mencoba meminta keterangan militer Israel hanya mendapatkan pernyataan datar, bahwa pihaknya berupaya melindungi setiap warga sipil dari serangan udara.


rzn/ap (dpa,rtr)