1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pakaian dari Susu Sapi

3 November 2016

Susu bukan cuma penyempurna asupan gizi, melainkan juga menjadi material alami yang kini mulai dibidik oleh desainer pakaian. Pasalnya protein di dalam susu bisa diolah menjadi serat kain.

Firma Qmilch Anke Domaske Mode Milch
Foto: picture-alliance/dpa

Susu sapi lazimnya untuk diminum atau diolah menjadi makanan lainnya. Kini, susu sapi juga bisa menjadi bahan dasar pakaian. Baju-baju rancangan Anke Domaske terbuat dari susu. Tepatnya dari protein susu. Dalam berbagai warna. Bahannya lembut, hampir seperti sutera. Domaske adalah desainer yang juga pakar mikrobiologi.

Domaske: "Tidak ada bau susunya lagi. Lucu bahwa reaksi pertama orang adalah dengan mencium baunya. Tapi tidak ada bau yang tersisa. Bahannya sangat lembut. Seratnya seperti seperti wol, atau sutera. Karena permukaannya sangat mulus, jika diraba seperti sutera."

Ia memproduksi serat tekstil dari "susu buangan" yang tidak untuk dikonsumsi oleh manusia. Ini bisa mengubah industri tekstil menjadi berkelanjutan. Domaske mulai mengolah idenya di dapur, saat baru lulus kuliah jurusan mikrobiologi. Mixer, termometer besar untuk membuat selai, dan bubuk protein susu dibelinya di toko. Tujuannya: menghasilkan serat yang bisa digunakan untuk membuat pakaian.

"Kami bereksperimen selama hampir setahun hingga menemukan formula yang pas yang tidak larut dalam air. Ini hal penting untuk serat tekstil. Nantinya harus bisa dicuci."

Pakaian dari Susu Sapi

04:13

This browser does not support the video element.

Domaske lantas menjelaskan cara membuat serat protein dari susu: "Setelah susu menjadi asam, di bagian bawah ada air dadih dan dibagian atas gumpalan putih. Ini protein susunya. Setelah dipsahkan diperoleh dadihnya yang dikeringkan menjadi bubuk protein susu. Ini yang jadi bahan mentah, yang kami campur menjadi adonan yang dipres dalam spuyer untuk memperoleh serat yang sangat halus. Serat diolah menjadi benang dan pada akhirnya menjadi baju cantik ini. Semuanya alami dan bahkan bisa dimakan."

Kini bersama perusahaannya Qmilch, Domaske memproduksi serat dari protein susu secara besar-besaran di pabrik. Mesin mampu menghasilkan serat yang lebih tipis dari rambut manusia. Di laboratorium sendiri kekuatan dan stabilitas serat dites secara rutin. Serat dari susu sepadan dengan sutera atau wol, yang juga termasuk serat protein.

Serat tekstil dari protein susu punya banyak kelebihan. Aman bagi penderita alergi dan tanpa kandungan zat kimia. "Serat susu nyaman dipakai, mengatur suhu, anti bakterial, tidak mudah terbakar. Hingga tidak hanya menarik untuk sektor busana tetapi juga di bidang teknis. Misalnya, serat bisa dibuat jadi lembaran tipis, juga material nano. Ini potensi luar biasa yang bisa dikembangkan", papar Domaske.    

Keberhasilan di dunia fesyen terbantu oleh beberapa bintang Hollywood yang menyukai desain pakaian dari susu ini. Domaske punya ide untuk mengirimkan secara langsung pakaian kepada para bintang. "Micha Barton yang pertama yang mengenakannya. Langsung setelah ia menerima kiriman. Ini mendapat perhatian besar dari media dan tentu saja sangat membantu kami."

Martin Riebe (vlz/as)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait