Pakar Hukum Hikmahanto Juwana mengingatkan jangan 'over expectation' soal pertemuan Jokowi dengan Zelenksyy dan Putin. Hikmahanto sebut yang perlu diperjuangkan Indonesia yakni gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Iklan
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Guru Besar Hukum Internasional UI Prof Hikmahanto Juwana mengingatkan bahwa yang perlu diperjuangkan Indonesia yakni gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Hikmahanto awalnya meminta agar semua pihak tidak terlalu berekspektasi secara berlebihan terkait kunjungan Jokowi bertemu Zelensky dan Putin. Menurutnya, konflik yang terjadi di sana bukan hanya antara Rusia dan Ukraina.
"Yang pasti jangan over expectation soal hasil karena konflik ini tidak sekedar antara Rusia dengan Ukraina, tapi Rusia dengan AS (Amerika Serikat) dan negara-negara sekutunya di mana Ukraina hanya menjadi medan perang," kata Hikmahanto saat dihubungi, Rabu (22/6/2022).
Hikmahanto lantas menyarankan agar pemerintah betul-betul mempersiapkan diri terkait apa yang sebenarnya terjadi antara Rusia dan Ukraina sehingga bisa menghadirkan perdamaian di sana. Dia mengingatkan bahwa konflik di Ukraina merupakan konflik multidimensi.
"Tentu bapak presiden harus dilengkapi dengan amunisi untuk bisa menghadirkan perdamaian yaitu dengan para Kepala Perwakilan Indonesia melakukan kontak dengan pihak-pihak yang berwenang dan mengetahui apa yang diinginkan. Nanti diformulasikan oleh Kemlu di Jakarta dan dibawa oleh presiden untuk ditawarkan baik ke Ukraina dan Rusia," ucapnya.
"Yang penting adalah adanya gencatan senjata bukan menyelesaikan konflik di antara dua negara tersebut. Kalau konflik bisa diselesaikan di meja perundingan. Jangan terlalu ikut campur karena ini sudah multidimensi dan banyak aktor/negara," lanjut dia.
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Meski demikian, Hikmahanto tetap mengapresiasi langkah Jokowi yang berencana bertemu kedua pimpinan negara tersebut. Menurutnya rencana ini sesuai dengan amanat UUD 1945 terkait menjaga perdamaian dunia.
"Hal ini karena perang di Ukraina telah menyengsarakan banyak pihak, termasuk negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik, dan telah berdampak pada perekonomian dunia. Rencana Presiden merupakan inisiatif Indonesia untuk selalu ikut dalam ketertiban dunia sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945. Keberpihakan Indonesia adalah pada perdamaian dunia dan mengakhiri tragedi kemanusiaan," tuturnya.
Lebih lanjut, Hikmahanto juga menilai rencana kunjungan Jokowi ini tidak terlambat. Dia menyebut kunjungan ini juga bisa mendalami terkait hal-hal apa yang sebetulnya diinginkan kedua negara.
"Terakhir, rencana kunjungan dilakukan dalam upaya untuk mencari tahu dan mendalami apa hal-hal yang dapat disepakati oleh Rusia dan Ukraina agar tercipta gencatan senjata. Rencana kunjungan ini sama sekali tidak terlambat mengingat perang di Ukraina masih berlangsung sampai hari ini dan beberapa waktu ke depan," imbuhnya. (pkp)