Pihak berwenang Pakistan terus buru militan Taliban, Jamaat-ul-Ahrar, setelah kelompok itu klaim bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri di Lahore. Lebih 70 orang tewas dan 300 cedera.
Iklan
Korban serangan pada hari Minggu malam di taman Gulshan-e-Iqbal di timur kota Lahore saat ramai pengunjung, terus bertambah. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, yang tengah merayakan libur Paskah. Insiden di kampung halaman Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif itu menewaskan sedikitnya 72 orang dan menciderai lebih dari 300 orang.
Di negara yang mayoritas penduduknya Muslim itu terdapat sekitar dua juta warga yang memeluk agama Kristen. Serangan hari Paskah ini merupakan serangan paling mematikan di Pakistan sejak Desember 2014, ketika terjadi aksi pembantaian terhadap 134 murid di sebuah sekolah militer di Peshawar. Insiden itu memicu pemerintah melakukan tindakan yang lebih keras terhadap militansi Islam.
"Kita harus menyeret pembunuh saudara-saudara kita dan anak-anak yang tidak bersalah ini untuk diadili. Kita tidak akan pernah membiarkan aksi biadab yang tidak manusiawi ini mengoyak kehidupan dan kebebasan kita,” tandas jurubicara militer Pakistan, jenderal Asim Saleem Bajwa dalam cuitannya di media sosial Twitter.
Pejabat tinggi Punjab, Shehbaz Sharif mengumumkan masa berkabung selama tiga hari. Lahore adalah ibukota provinsi terkaya Pakistan, Punjab, dan dipandang sebagai jantung politik dan budaya. Pasar, sekolah dan taman-taman ditutup dalam masa berkabung.
Sejumlah petinggi negara, seperti PM Nawaz Sharif dan para petinggi religius Pakistan mengutuk aksi terorisme itu. Tentara dikerahkan membantu upaya penyelamatan. Sementra rumah-rumah sakit disiagakan dalam kondisi darurat dan membuka layanan donor darah untuk menyelamatkan para korban cidera.
Taliban klaim bertanggung jawab
Sebuah fraksi sempalan Taliban Pakistan, Jamaat-ul-Ahrar mengklaim bertanggung jawab atas serangan Minggu malam dan mengeluarkan tantangan langsung kepada pemerintah Pakistan. "Targetnya adalah kaum Kristiani," kata juru bicara fraksi, Ehsanullah Ehsan: "Kami ingin mengirimkan pesan ini kepada Perdana Menteri Nawaz Sharif bahwa kami telah memasuki Lahore."
Siapakah Kelompok Taliban Pakistan?
Taliban muncul di Pakistan Utara awal 1990-an, setelah Uni Soviet menarik pasukan dari Afghanistan. Kaum prianya memanjangkan jenggot dan kaum perempuan dituntut mengenakan burka. Apa lagi yang diketahui tentang mereka?
Foto: Reuters
Tahrik-i-Taliban Pakistan (TTP)
TTP dulunya bawahi beberapa kelompok militan dari suku-suku Pakistan. Mereka berakar dalam jaringan militan yang disokong Pakistan tahun 80-90an untuk berperang di Afghanistan dan Kashmir. Ketika Pakistan dukung AS setelah serangan 11 September, banyak dari mereka bentuk TTP. Tapi TTP terbentuk resmi 2007. Banyak anggotanya punya hubungan dengan Taliban Afghanistan dan Haqqani sebelum bergabung.
Foto: Aamir Qureshi/AFP/Getty Images
Dipimpin Maulana Fazlullah
Fazlullah dipilih jadi pemimpin Tehrik-i-Taliban (TTP) tahun 7 November 2013, setelah pemimpin sebelumnya mati dalam serangan drone AS. Foto diambil ketika ia berbicara dengan wartawan lokal di Lembah Swat, Pakistan. Fazlullah memimpin Taliban di daerah Swat tahun 2007-2009, dan menindas warga secara brutal, sebelum militer Pakistan mengambil alih kawasan tersebut.
Foto: AFP/Getty Images
Tujuan TTP
Tujuan TTP adalah membubarkan negara Pakistan dan menggantinya dengan sistem garis keras Islam yang dipimpin dengan paham berdasarkan interpretasi undang-undang Islam yang paling keras. Pada dasarnya, TTP ingin agar di Pakistan berjalan sistem seperti yang dipaksakan Taliban di Afghanistan tahun 1990an.
Foto: ADEK BERRY/AFP/Getty Images
Punya Pemimpin Tapi Struktur Tak Jelas
Struktur TTP sulit diketahui. Mereka punya beberapa bagian di daerah suku Pakistan, dan sebagian tersebar di seluruh negeri. Secara teori, mereka semua berada di bawah Fazlullah. Tapi kenyataannya tidak demikian. Yang tampak jelas, semua bagian TTP menyatakan loyalitas kepada Mullah Omar, pemimpin tertinggi Taliban di Afghanistan. Foto: polisi Pakistan tangkap dua anggota TTP (13/06/2011).
Foto: imago/Xinhua
Bagaimana Mereka Biayai Aksi Teror
Diduga mereka dapat uang dari berbagai bisnis kriminal seperti penculikan dan pemerasan. Seperti Taliban di Afghanistan, mereka kemungkinan juga dapat uang dari perdagangan obat terlarang. Selain itu mereka juga mendapat sokongan dari orang-orang kaya tertentu di kawasan itu dan daerah Teluk. Foto: tentara mengangkut sejumlah murid dari sekolah tempat Taliban adakan pembantaian 16 Desember 2014.
Foto: AFP/Getty Images/A Majeed
Lokasi Operasi TTP
Bertahun-tahun TTP beroperasi di daerah Waziristan dan daerah suku. Tapi beberapa tahun terakhir mereka tambah kuat di Karachi dan Peshawar. Bersamaan dengan itu serangan juga meluas ke daerah-daerah di luar wilayah suku. Foto: anak-anak di Karachi menyatakan ikut berduka cita akibat pembantaian murid sekolah di Peshawar oleh Taliban.
Foto: Reuters/A. Soomro
Penyokong TTP
Mereka didukung organisasi-organisasi paling kejam di dunia, misalnya Taliban di Afghanistan, Al Qaeda, juga IMU, yaitu sebuah kelompok militan sadis dari Uzbekistan yang bantu TTP adakan serangan di lapangan terbang Karachi. Selain itu mereka dapat bantuan dari kelompok militan sektarian Pakistan seperti Lashkar-e-Jhangvi. Foto: anggota TTP dan senjata yang berhasil disita militer (13/06/14).
Foto: Rizwan Tabassum/AFP/Getty Images
Sekuat Apa TTP?
Di satu pihak kekuatan TTP sudah berkurang akibat serangan drone dan militer Pakistan, dan jadi lemah karena terpecah-belah. Tapi TTP tetap mampu lancarkan serangan besar. Karena organisasi teroris itu kuat di daerah yang tidak disasar militer, mereka bisa andalkan bantuan organisasi militan lain, seperti Al Qaeda. Foto: warga Waziristan Utara mengungsi sebelum operasi militer diadakan, Juni 2014.
Foto: Reuters
8 foto1 | 8
Kelompok Jamaat-ul-Ahrar juga mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan besar, setelah menyempal dari organisasi utama Taliban pada tahun 2014. Jamaat-ul-Ahrar lalu menyatakan kesetiaan kepada kelompok ISIS, tapi kemudian menyatakan bergabung kembali pada milisi Taliban Pakistan.
Pakistan telah dilanda aksi kekerasan militan dalam 15 tahun terakhir, sejak bergabung dalam kampanye anti terorisme yang dipimpin Amerika Serikat, pasca serangan September 11, 2001, yang dilakukan jaringan al Qaida di Amerika Serikat.
Tentara, polisi, orang asing menjadi target utama serangan-serangan Taliban Pakistan dan sekutunya, namun penduduk Kristen dan minoritas juga tak luput dari serangan.
Hampir 80 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah gereja di barat laut Peshawar pada tahun 2013. Sejumlah anggota pasukan keamanan tewas dan ratusan milisi ditangkap, di bawah aksi penumpasan gerakan teroris, pasca pembantaian di sebuah sekolah di Peshawar, tahun 2014.
Pakistan Meratapi Anak-Anaknya
16 Desember 2014 adalah hari gelap dalam sejarah Pakistan. Hari itu anggota Taliban masuki sekolah di Peshawar dan bunuh sedikitnya 132 murid sekolah dan sembilan staf. Pemerintah tetapkan tiga hari berkabung nasional.
Foto: Reuters
Duka Nasional
Warga Karachi menyalakan lilin sebagai tanda duka akibat. Menurut saksi mata anggota Taliban memasuki sekolah dan segera melepaskan tembakan ke arah murid-murid.
Foto: Reuters/A. Soomro
Taliban Bunuh Murid Sekolah
Keluarga Mohammed Ali Khan (15) meratapi kematian murid sekolah itu akibat tembakan Taliban dalam serangan atas sekolah di Peshawar. Sedikitnya 132 murid sekolah tewas dalam pembantaian paling biadab yang pernah terjadi di negara itu.
Foto: Reuters/Z. Bensemra
Ikut Meratapi Kehilangan
Para aktivis dari organisasi perempuan Muttahida Qaumi Movement (MQM) menyalakan lilin di Karachi bagi korban pembantaian.
Foto: AFP/Getty Images/R. Tabassum
Korban Pembunuhan
Tim penolong dan anggota keluarga bersama-sama mengangkat lebih dari seratus peti berisi jenasah korban pembantaian. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak. Penguburan korban pembantaian oleh Taliban sudah dimulai Selasa malam dan berlanjut hingga Rabu. Diperkirakan sejumlah besar orang akan datang dalam shalat bersama.
Foto: Reuters/K. Parvez
Saling Menguatkan
Keluarga murid-murid yang cedera akibat serangan saling menghibur di rumah sakit Lady Reading Hospital di Peshawar, 16 Desember 2014.
Foto: Reuters/F. Aziz
Merawat Yang Cedera
Seorang pria menenangkan putranya yang cedera dan dirawat di Lady Reading Hospital di Peshawar. Semua institusi pendidikan di daerah Khyber-Pakhtunkhwa ditutup setelah pembantaian oleh Taliban. Bendera berkibar setengah tiang di seluruh negeri, bersamaan dengan duka nasional selama tiga hari, yang ditetapkan Perdana Menteri Nawaz Sharif.
Foto: Reuters
6 foto1 | 6
Tudingan dipelihara dinas rahasia
Aksi kekerasan militan sempat mereda, tetapi organisasi ekstrimis itu mempertahankan kemampuan untuk melancarkan serangan dahsyat. Badan-badan keamanan Pakistan telah lama dituduh memelihara kelompok-kelompok militan yang digunakan untuk menjadi pejuang yang bisa diandalkan ketika dibutuhkan untuk melawan rival lama, India.
Tetapi beberapa, di antara kelompok itu, seperti Taliban Pakistan, telah berbalik melawan negara, sejak Islamabad bergabung dengan aksi militer Amerika Serikat melawan gerakan terorisme. Kelompok-kelompok garis keras di Pakistan berusaha keras menggulingkan pemerintahan dan mengimplementasikan hukum Islam yang ketat di negara itu.
Kelompok oposisi pemerintah menuduh Sharif menoleransi aksi-aksi militansi sebagai imbalan bagi perdamaian di provinsi kelahirannya Punjab. Sharif menyangkal tuduhan itu.
ap/yf(afp/as)
Negara Pemborong Senjata Terbesar di Dunia
India dan Arab Saudi meroket dengan pembelian alutsista terbesar sejagad. Adapun Vietnam memborong kapal perang dari Rusia buat menghadapi Cina di Laut Cina Selatan. Inilah negara yang paling banyak belanja alutsista.
Foto: AFP/Getty Images
#1. India
Kendati upaya PM Narendra Moodi membatasi impor alutsista asing dan memperkuat produksi nasional, pembelian sistem persenjataan dari luar negeri justru mengganda dalam lima tahun terakhir. Rusia (70%) adalah penyuplai terbesar alutsista India, diikuti oleh Amerika Serikat (14%) dan Israel (4,5%). Selain jet tempur, India banyak membeli kapal perang dan kapal selam dari negeri beruang merah itu
Foto: Getty Images
#2. Arab Saudi
Laporan Sipri mencatat belanja persenjataan oleh Arab Saudi meningkat sebanyak 275% dalam lima tahun terakhir. Konflik di Suriah dan Yaman diyakini menjadi penyebab utama. Negeri para emir itu terutama getol membeli kendaraan lapis baja, helikopter dan jet tempur serta senapan serbu. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar dengan 46%, diikuti Inggris (30%) dan Spanyol (5,9%).
Foto: AFP/Getty Images
#3. Cina
Sejak beberapa tahun terakhir Cina banyak memperkuat industri senjata dalam negeri untuk melepaskan ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu pula neraca impor negeri tirai bambu itu berkurang 25% dalam lima tahun terakhir. Cina banyak membeli senjata dari Rusia (59%) dan Perancis (15%). Terakhir Beijing menyepakati pembelian enam sistem peluru kendali S-400 dari Rusia.
Foto: picture-alliance/AP Images/Color China Photo/Z. Lei
#4. Uni Emirat Arab
Bara di Timur Tengah dan konflik dengan Iran mendorong Uni Emirat Arab memperkuat diri. Sejak 2011 negeri kecil di tepi Teluk Persia itu meningkatkan pembelian senjata sebanyak 35%. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar (65%), diikuti Perancis (8,4%) dan Italia (5,9%). Terakhir UEA menegosiasikan pembelian 60 jet tempur Rafale dari Perancis.
Foto: picture alliance/dpa/Ecpad Handout
#5. Australia
Militer Australia banyak mendapat dukungan pemerintah dengan angka pembelian senjata yang meningkat 65% dalam lima tahun terakhir. Proyek tebesar negeri Kangguru itu adalah pembelian 72 jet tempur siluman F-35 dari AS seharga 12,4 miliar Dollar AS. Celakanya pengembangan F-35 saat ini banyak menemui kendala. Analis militer menyebut jet tersebut kalah canggih dibanding Sukhoi Su-35 buatan Rusia
Foto: U.S. Navy photo/courtesy Lockheed Martin/Getty Images
#6. Turki
Turki berambisi besar mengakhiri ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu negeri dua benua itu lebih banyak membeli senjata lewat skema kerjasama alih teknologi. Serupa Australia yang merupakan anggota NATO, Turki juga terlibat dalam pembelian jet tempur siluman F-35 dari AS. Namun target terbesar Ankara adalah mengembangkan tank tempur buatan sendiri lewat kerjasama dengan NATO.
Foto: picture-alliance/AA/Ozge Elif Kizil
#7. Pakistan
Pakistan belakangan menjadi pembeli terbesar sistem persenjataan Cina. Bersama negeri tirai bambu itu, Pakistan banyak merangkai program kerjasama pengembangan sistem alutsista. Terakhir, Islamabad membeli delapan kapal selam bermesin diesel Tipe 41 Yuan. Namun demikian, sebagian besar sistem artileri dan armada udara Pakistan tetap mengandalkan produk Amerika Serikat.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/Xinhua/P. Thapa
#8. Vietnam
Menyusul konflik di Laut Cina Selatan, Vietnam menggelontorkan dana miliaran Dollar AS untuk memperkuat daya tempurnya. Cuma dalam waktu lima tahun, negeri komunis itu loncat dari peringkat 43 ke peringkat 8 dalam daftar negara pengimpor senjata terbesar. Rusia menjadi pemasok terbesar dengan menjual 8 jet tempur, 74 kapal tempur kecil, 6 kapal selam dengan rudal laut ke darat dan 6 kapal fregat