Bantuan Bencana Gagal Capai Jutaan Warga Yang Membutuhkan
31 Oktober 2018
Bantuan internasional tidak mencapai lebih dari setengah warga yang membutuhkan, kata Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah. Masalahnya bukan hanya kekurangan dana.
Iklan
Jutaan orang yang hidup dalam krisis sering "ditinggalkan" organisasi bantuan kemanusiaan, kata Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dalam laporan yang dirilis hari Rabu (31/10) mengenai bantuan global.
Sekitar 134 juta orang tahun ini membutuhkan bantuan kemanusiaan, tapi yang menerima bantuan hanya sekitar 97 juta orang, kata IFRC dalam Laporan Bencana Dunia 2018.
Sedangkan pada 2017, "kurang dari separuh orang yang diperkirakan benar-benar membutuhkan bantuan, bisa terjangkau oleh bantuan kemanusiaan yang didukung secara internasional," kata laporan itu.
IFRC mengatakan, kegagalan untuk mencapai mereka yang membutuhkan bukan hanya karena kurangnya dana. Diskriminasi terhadap kelompok minoritas, kelangkaan data statistik pemerintah, infrastruktur yang rusak atau tidak memadai serta konflik dan kekerasan juga menjadi alasannya.
"Bahkan jika semua permohonan bantuan kemanusiaan sepenuhnya didanai, kemungkinan jutaan orang tetap akan tertinggal," kata sekretaris jenderal IFRC, Elhadj As Sy. "Laporan ini harus mengguncang seluruh sektor kemanusiaan internasional agar secara aktif mencari mereka yang putus asa dan tersembunyi dalam bayang-bayang."
Bencana alam mematikan
Laporan IFRC juga memberikan gambaran umum tentang jenis-jenis bencana yang telah terjadi selama 10 tahun terakhir.
Antara tahun 2008 dan 2017, ada 3.751 bencana alam yang mempengaruhi sekitar 2 miliar orang. Bencana yang terkait dengan cuaca menyumbang jenis bencana alam terbesar yaitu 84 persen, banjir adalah jenis bencana alam yang paling sering terjadi. Bencana alam lain termasuk badai, gelombang panas, tanah longsor, kebakaran, letusan gunung berapi dan gempa bumi.
Lebih dari 700.000 orang meninggal karena bencana alam yang terjadi selama satu dekade terakhir, separuh dari kematian itu disebabkan oleh gempa bumi.
Dari Jerman untuk Sulawesi Tengah
Duka di Sulawesi merupakan duka kita semua. Beberapa organisasi bantuan di Jerman turut membantu proses pemulihan bencana di Sulawesi Tengah. Mulai dari evakuasi, menyaring air bersih hingga bantuan medis.
Foto: Reuters/H. Hanschke
Tim bantuan Jerman, termasuk ISAR Jerman tiba bergelombang bantu korban gempa
Foto: Reuters/H. Hanschke
Di bawah menara hancur di Palu, tentara Indonesia dirikan tenda, siap bahu-membahu dengan tim internasional membantu korban gempa
Foto: picture-alliance/dpa/S. Heine
Dengan dukungan aparat, tim bantuan ISAR Jerman berkerja di kawasan bencana
Foto: picture-alliance/dpa/S. Heine
Steven Bayer, anggota ISAR Jerman berkoordinasi dengan tentara Indonesia
Foto: picture-alliance/dpa/S. Heine
ISAR membantu di antaranya untuk penyediaan air bersih dan listrik
Foto: picture-alliance/dpa/S. Heine
Teknologi ISAR: menyediakan air bersih 6.000-10-000 liter/per hari
Foto: picture-alliance/dpa/S. Heine
Bantuan lainnya: medis dan teknik evakuasi
Foto: Getty Images/AFP/Y. Wahil
7 foto1 | 7
Lebih banyak dana, distribusi lebih baik
Sementara Laporan Bencana Dunia yang dirilis PBB menunjukkan bahwa ruang lingkup bantuan kemanusiaan internasional telah mencapai rekor baru. Namun laporan itu menyoroti adanya "kesenjangan besar antara dana yang dibutuhkan dan dana yang tersedia."
Pada 2017, PBB hanya mampu menutupi lebih dari setengah dari total pembelanjaan, kata IFRC. "Data menunjukkan bahwa sementara tingkat bantuan mungkin mencapai puncaknya, tingkat kebutuhan belum mencapai puncaknya," kata IFRC memperingatkan.
IFRC dalam rekomendasinya menyerukan peningkatan dana bantuan, termasuk pendanaan yang lebih adil. Bagi para donor dianjurkan untuk berinvestasi lebih banyak di kelompok-kelompok lokal, terutama dalam mengembangkan kemampuan tanggap krisis dalam jangka panjang mereka.
Gempa dan Tsunami Mengguncang Palu
Gempa 7,7 SR yang guncang Donggala memicu gelombang tsunami di Palu. Gempa dua kali terjadi sebelum tsunami menerjang dan menyebabkan nyaris 400 korban tewas. Gempa dan tsunami sudah pernah terjadi di Sulawesi Tengah.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Korban tewas bertambah
Seorang ayah menggendong jenazah anaknya yang tewas akibat tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Tsunami lebih dari 2 meter menyapu pesisir Palu dan Donggala. Sebagian besar korban yang ditemukan awalnya hanya di Palu, Sementara lokasi terparah di Donggola, Sigi dan Parigi sulit dicapai tim evakuasi, sehingga perkiraan jumlah korban jiwa diduga mencapai ribuan.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Terjebak di bawah reruntuhan
Diperkirakan banyak korban yang terjebak bangunan yang roboh akibat gempa. Di Palu, fokus pencarian di antaranya Hotel Roa-Roa, Mal Ramayana, Restoran Dunia Baru, Pantai Talise dan Perumahan Balaroa. Di Balaroa, akibat proses likuifaksi ada bagian jalanan yang naik dan perumahan warga yang ambles sedalam 5 meter. Sekitar 90 warga diduga terjebak di dalam reruntuhan.
Foto: Reuters/Antara Foto
Identifikasi korban
Meski jumlah korban tewas yang dievakuasi mencapai ratusan korban, namun yang dapat diidentifikasi melalui lima rumah sakit di Palu menurut catatan BNPB terbatas. "Jumlah itu juga sebagian karena tsunami, sebagian karena gempa sebelumnya yang mengakibatkan tsunami itu. Misalnya saat gempa itu tertimpa reruntuhan," papar juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Ratusan terluka
Ratusan orang terluka dan terpaksa dirawat di luar rumah sakit. Sebagian besar terluka akibat tertimpa reruntuhan, atau saat menyelamatkan diri. Saat gempa banyak tembok bangunan yang roboh. Komang Adi Sujendra, Direktur Rumah Sakit Palu meminta bantuan. "Kami membutuhkan rumah sakit lapangan, tim medis, obat-obatan dan selimut."
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Pemakaman massal
Banyaknya jumlah korban serta demi mencegah penyebaran penyakit menyebabkan pemakaman massal menjadi pilihan. 18 jenazah yang dimakamkan pada tahan awal telah diidentifikasi sebelumnya di RS Bhayangkara Polri.
Foto: DW/Nurdin Amir
Ratas di Palu
Joko Widodo langsung memimpin rapat terbatas setibanya di Palu, Sulawesi Tengah. Proses evakuasi, pembenahan akses jalan dan komunikasi jadi prioritas utama tanggap darurat saat Jokowi mengunjungi lokasi terdampak bencana gempa dan tsunami.
Foto: Biro Pers Setpers
Mengantre BBM
Antrean panjang terjadi di berbagai SPBU di Palu. Aliran listrik yang terputus, membuat warga terpaksa mengantre hingga malam. Selain warga, tempat yang juga mendesak membutuhkan pasokan BBM adalah rumah sakit.
Foto: DW/N. Amir
Tanpa listrik
Pasca gempa, infrastruktur hancur dan saluran komunikasi terputus. Warga bertahan di lapangan terbuka, karena takut berada di dalam bangunan bila gempa susulan terjadi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Y. Litha
Akses jalan terputus
Akibat gempa dan tsunami, jalanan di Palu, Sulawesi Tengah, sulit diakses akibat jalan yang menghubungkan Poso dan Palu terputus. Bukan hanya di dalam kota, akses di wilayah perbatasan dengan kota tetangga juga terdampak gempa. Donggala, wilayah yang terkena dampak terparah sulit dicapai, sehingga evakuasi korban terhambat.
Foto: picture alliance/AP
Evakuasi daerah terparah
Warga turut membantu proses evakuasi para korban pasca gempa mengguncang Sulawesi Tengah, Jumat (28/09). Presiden Jokowi juga memerintahkan Menko Polhukam untuk mengkoordinasi BNPB serta menginstruksikan TNI untuk melakukan penanganan darurat baik pencarian korban, evakuasi, maupun penyiapan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan korban selamat.
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Masjid Baiturrahman
Masjid Baiturrahman tak begitu jauh dari pesisir Pantai di Palu. Ketika gelombang tsunami terjadi, banyak umat yang bersiap melakukan sholat maghrib.
Foto: BNPB
Jembatan Kuning Ponulele
Dari pantauan udara terlihat, jembatan setinggi 20,2 meter yang jadi ikon Kota Palu luluh lantak akibat terjangan tsunami yang dahsyat. Jembatan lengkung pertama di Indonesia yang membentang di atas Teluk Talisa itu roboh dan turut membawa mobil yang melintas di atasnya.
Foto: BNPB
Tsunami 5 meter
BNPB menyebutkan tsunami yang menghantam Palu sempat mencapai ketinggian lima meter. Saat terjadi gempa yang disusul tsunami sebagian besar warga masih tetap melanjutkan aktivitas.
Foto: Getty Images/AFP/O. Gondronk
Tak segera lari
Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah, sebab diketahui ada "puluhan hingga ratusan" orang yang sedang berkumpul melakukan perayaan di pantai Talise, Palu saat tsunami terjadi. "Ketika peringatan tsunami terjadi kemarin, warga tetap melanjutkan aktivitas mereka di dekat pantai dan tidak segera berlari dan mereka menjadi korban," ungkap juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Peringatan tsunami
Sebelum gempa berkekuatan 7,7 SR yang memicu tsunami terjadi, sekitar tiga jam sebelumnya, gempa pertama terjadi di Donggala. Peringatan dini tsunami segera aktif saat gempa terjadi, namun sesudah setengah jam dan situasi dianggap kondusif, peringatan tsunami diakhiri. Peringatan dicabut berdasarkan pemantauan visual dan peralatan di laut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Y. Litha
Penyebab gempa dan tsunami Donggala dan Palu
Gempa 7,7 SR yang mengguncang Donggala memicu gelombang tsunami di Kabupaten tersebut dan Kota Palu. Gempa bumi tersebut merupakan gempa tektonik yang dangkal akibat aktivitas Sesar Palu-Koro. Patahan Palu-Koro merupakan patahan dengan pergerakan terbesar kedua di Indonesia, setelah patahan Yapen, dengan pergerakan mencapai 46 mm/tahun.
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Gempa dan tsunami pernah terjadi
Bukan pertama kali gempa dan tsunami terjadi, baik di Donggala maupun Palu. Lokasinya yang berada di Sesar Palu-Koro menjadikan wilayah itu rawan gempa dan tsunami. BNPB merilis gempa dan/atau tsunami pernah terjadi 10 kali. Gempa pertama tercatat terjadi 1 Desember 1927 di Teluk Palu. Sedangkan tsunami setinggi 3,4 meter pernah terjadi tahun 1996 di Donggala. (Ed: ts/yp)