Buku asal Indonesia yang banyak diminati adalah genre anak. Keunggulan utamanya adalah karena ilustrasi yang sangat baik dan mudah dimengerti.
Iklan
Indonesia kembali hadir dalam Pameran Buku Frankfurt 2019. Dengan tema ‘17.000 islands of imagination' Paviliun Indonesia menghadirkan ratusan jenis konten mulai dari buku cetak hingga tokoh animasi.
Dalam pameran buku terbesar di dunia tersebut, buku cetak tidak lagi hanya menjadi medium utama yang dipertunjukkan. Namun kekuatan konten yang dapat dialihwahanakan lah yang kini sedang banyak dipromosikan oleh para pelaku industri perbukuan global.
Pentingnya potensi alih wahana
"Coba kita liat di Pameran Buku Frankfurt ini, sudah bukan lagi sebagai ajang pameran buku dalam bentuk cetak, melainkan fokus kepada konten,” kata Ketua Komite Buku Nasional (KBN) Laura Bangun Prinsloo. Dengan alasan tersebut kini KBN juga sangat gencar mempromosikan konten-konten asal Indonesia yang punya potensi dialihwahanakan ke berbagai media.
"Alih wahana ini lah yang ingin kita genjot, sehingga tahun ini kita juga memiliki satu katalog yang kita namakan licensing. Kita pilih karakter-karakter yang baik dari buku-buku terbitan Indonesia, yang bisa memiliki kemungkinan untuk dialihwahanakan ke merchandise, ke film, ke animasi, dan lainnya,” ujar Laura.
Indonesia unggul soal ilustrasi
Laura mengungkapkan, Indonesia memang unggul dan dapat bersaing dalam membuat ilustrasi atau gambar dari sebuah karakter konten buku. Hal itu pula yang menyebabkan tingginya minat pada buku-buku genre anak terbitan Indonesia dalam pameran-pameran buku internasional.
"Memang tidak bisa dipungkiri ilustrasi Indonesia itu cukup baik dan bisa bersaing di pentas dunia. Dari segi cerita, gambar dan penyajian, buku anak kita sangat bersaing,” kata Laura.
Pamerkan budaya lewat buku
Selain bertujuan untuk menjual hak cipta penerbitan buku, Pameran Buku Frankfurt juga menjadi ajang Indonesia untuk promosikan budaya. "Pameran Buku Frankfurt adalah salah satu wahana kita untuk menunjukkan kebudayaan dan cita rasa Indonesia melalui buku-buku,” ujar Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin Ahmad Saufi.
Menurut Ahmad, target tahun ini Paviliun Indonesia dapat menjual hak cipta sebanyak atau bahkan melebihi perolehan dari Pameran Buku Frankfurt tahun lalu. "Tahun ini 350 judul buku yang kita bawa dari 10 penerbit. Target kita kurang lebih tidak jauh dari tahun lalu, kita ingin 50-60 judul buku bisa kita jual hak ciptanya,” katanya.
Pameran Buku Frankfurt sendiri diselenggarakan mulai dari 16 Oktober hingga 20 Oktober 2019. Tahun ini Norwegia adalah negara yang menjadi tamu kehormatan. Para penulis, penerbit, industri kreatif, dan pegiat budaya berdatangan dari seluruh belahan dunia. Tak hanya konten cetak, konten digital kini pun menjadi salah satu fokus dalam pameran ini. (yp/ae)
Tips agar Anak Suka Membaca
Kebiasaan membaca tidak begitu saja dimiliki seorang anak, orang tua berperan aktif untuk membangun kebiasaan itu. Berikut tips agar buah hati Anda mencintai dan merenguk manfaat dari lembaran kisah dalam buku.
Foto: picture alliance/dpa/F.Kraufmanm
Dimulai dari Anda
Jika ingin anak Anda gemar membaca, Anda juga harus gemar membaca. Jika tak punya kebiasaan membaca, ini adalah saat yang tepat untuk memulai kebiasaan itu. Rencanakanlah waktu dan tempat bagi Anda untuk membaca buku. Setelah menentukan buku kesukaan Anda, baru pilihkanlah buku untuk anak Anda.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/P. Royer
Mulai dari bayi
Sangat baik bagi bayi yang baru lahir untuk mendengarkan cerita. Tenanglah, karena mereka tidak dapat mengeluh akan pilihan buku Anda. Bacalah buku apapun dengan keras setiap hari. Konten tidak penting, yang terpenting adalah suara, irama teks, dan kata-kata itu sendiri.
Foto: picture-alliance
Mengenalkan buku lewat kata
Menurut riset, berbicara langsung kepada bayi memiliki dampak langsung untuk perkembangan bahasa dan literasi. Tapi kuncinya: bukan lewat TV dan buku audio tetapi 'dihidupkan' saat seseorang berbicara. Nikmati momen membacakan cerita untuk anak Anda dan percayalah bahwa Anda adalah bagian dari perpustakaan anak-anak Anda.
Foto: imago/imagebroker
Gunakan panca indra Anda
Lewat sentuhan pada tekstur buku, melihat visual pada ilustrasi, dan juga lewat suara Anda, Anda turut mengaktifkan panca indra anak Anda sejak dini. Buat kontak mata – tapi tak perlu mencari reaksinya, karena walaupun nampak tidak mendengarkan mereka mendapat 'pengalaman'. Kebiasaan yang dibangun ini akan bertahan seumur hidup.
Foto: Colourbox/I. Belousa
Saat membaca untuk balita
Balita mengambil semua informasi: arti kata dan struktur bahasa, angka, warna, bentuk, hewan, lawan kata, tingkah laku, dan semua hal mengenai informasi bagaimana dunia bekerja. Ketika Anda membaca dengan keras, balita akan menghubungkan buku dengan suara Anda yang familiar dan penuh cinta. Saat membaca bersama – kedekatan fisik pun terjadi.
Foto: Colourbox
Membaca di siang hari
Mungkin populer membaca di malam hari bagi orangtua dan anak tapi bacalah juga sepanjang hari. Menawarkan anak membaca buku adalah cara terbaik yang bisa membuat mereka tenang dan fokus. Duduk dan nikmati koneksi Anda duduk bersama terutama ketika di luar masih terang.
Foto: picture alliance / blickwinkel/McPHOTO
Siap berimprovisasi
Tarik salah satu buku anak yang Anda sukai atau ambil buku yang mencuri pandang Anda saat di toko buku, perpustakaan, atau di rumah teman. Penulis dan ilustrator yang baik akan membangkitkan antusiasme anak-anak, namun juga pembaca dewasa. Jika dalam buku anak kita temukan hal rasis dan kurang baik, ubahlah dengan improvisasi Anda.
Foto: AP
Biarkan anak menginterupsi
Jangan buru-buru menyelesaikan cerita saat anak Anda menginterupsi, cobalah dengar pertanyaan mereka. Jika anak tidak termotivasi mendengarkan, tanya mereka – apa yang mereka lihat di gambar, jadi mereka terdorong untuk berkisah lewat aksi dan cerita yang mereka kembangkan mereka.
Foto: Colourbox/E. R. Lopez
Buka wawasan anak Anda
Pilihlah buku yang beragam topiknya bisa tema geologi, sejarah, hingga kehidupan dari budaya yang berbeda. Meski Anda tidak menyukai buku-buku ini, namun itu bisa membantu anak Anda merefleksikan diri dengan perbedaan di luar dirinya. Anak pun tidak akan kesulitan melihat perbedaan di dunia nyata dan dapat menerima hal tersebut. slc/ts (nyt)