1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pameran Tentang Kekerasan Ekstrim Kanan

Andrea Grunau9 Juli 2013

Tidak banyak orang tahu tentang aksi kekerasan ekstrim kanan di Jerman. Sebuah pameran menampilkan gambar 169 korban yang dibunuh anggota ekstrim kanan sejak 1990.

25.6.2013 Wander-Ausstellung über Todesopfer rechter Gewalt in Deutschland seit 1990 in Königswinter bei Bonn.
Ausstellung über Todesopfer rechter Gewalt seit 1990Foto: DW/A. Grunau

Tahun 2002 di negara bagian Brandenburg, tiga anggota ekstrim kanan Neonazi memukul dan menyiksa Martinus, 17 tahun. Mereka menyiksa anak muda itu selama 4 jam sampai tewas. Mereka menganggap Martinus "tidak berharga", hanya karena ia menderita gagap dan pakaiannya tidak bagus. Kejahatan yang mengerikan.

"Remaja Membunuh Remaja" demikian judul plakat dalam pameran tentang kekerasan ekstrim kanan yang diselenggarakan di beberapa kota. Tidak jauh dari foto Martinus, tergantung foto 3 remaja, Viktor, Waldemar dan Aleksander (15, 16 dan 17 tahun). Tahun 2003 mereka dibunuh di negara bagian Baden-Württemberg oleh seorang anggota Neonazi berusia 17 tahun.

Svenja dan Lucas, keduanya 17 tahun, terkejut melihat foto-foto ini. Kedua anak sekolah ini sangat kaget membaca kasus-kasus pembunuhan yang dilakukan Neonazi. Mereka sedang mengikuti kelas psikologi di sekolahnya. Mereka datang ke pameran ini bersama Christina Kraus, seorang anggota kepolisian. Memang banyak polisi yang juga datang melihat pameran "Korban Kekerasan Ekstrim Kanan Sejak 1990" yang saat ini sedang digelar di kota Bonn.

Mengagetkan dan Mengerikan

Christina Kraus mengaku kaget melihat banyaknya anak-anak yang tewas dalam aksi ekstrim kanan. "Ada pembakaran yang menewaskan anak berusia 4 tahun," katanya. Tahun 1993 di Solingen, anggota Neonazi membakar rumah yang dihuni keluarga Turki. Lima orang tewas dalam serangan itu, termasuk tiga anak-anak.

Pengunjung: "Ternyata korbannya begitu banyak."Foto: DW/A. Grunau

"Anak-anak saya juga masih kecil. Ini betul-betul mengerikan, bagi saya seorang polisi dan seorang ibu," tutur Kraus. Ada 169 orang tewas dalam aksi kekerasan ekstrim kanan sejak 1990. Di antaranya 12 anak-anak dibawah 14 tahun.

Ada korban lain yang juga sangat menyentuh Kraus: pembunuhan polisi. Tahun 2000, seorang Neonazi menembak mati 3 polisi. Ketika itu, Christina Kraus masih menjalani pendidikan kepolisian. "Kami harus melewati tempat itu, yang ditandai tiga tanda salib."

Pembunuhan di Seluruh Jerman

"Saya tidak tahu, mereka begitu kejam," demikian komentar yang sering terdengar dalam pameran ini. Kelompok Neonazi melakukan pembunuhan hampir di semua negara bagian Jerman. Pameran tentang korban kekerasan ekstrim kanan didasarkan pada investigasi para wartawan dan aparat keamanan.

Ahli sejarah Volker Franke meminta pengunjung pameran memperhatikan latar belakang korban Neonazi. Kebanyakan korban berasal dari kelompok miskin atau warga asing. Neonazi membenci orang-orang yang menurut mereka "tidak layak" hidup di Jerman. Mereka juga sering mengejar orang sakit, orang cacat, homoseksual, atau orang-orang yang menurut mereka "mengganggu".

Dalam pameran, tergantung kaca dengan tulisan "Korban?", "Pelaku?", "Penonton?" Apa yang harus dilakukan jika kita kebetulan menyaksikan kejahatan Neonazi? Laura, seorang pelajar mengatakan, ia tidak akan berdiam diri. Ia akan mencoba mencari pertolongan, tapi dengan hati-hati, agar tidak menjadi korban Neonazi.

Itu adalah reaksi yang benar, kata anggota kepolisian Ulrich Kersting. Siapa yang melihat ada kekerasan atau ada orang yang terancam, hendaknya segera melaporkannya kepada polisi. Tapi jangan menghadapi Neonazi sendirian, karena itu berbahaya. Polisi hanya bisa mengejar para pelaku, kalau ada laporan dari para saksi.