Skandal Epstein: Pangeran Andrew Kehilangan Semua Gelar
Hans Ziegler dpa, Reuters, AFP
31 Oktober 2025
Pangeran Andrew, yang dulu dikenal sebagai anggota keluarga kerajaan paling disayangi Ratu Elizabeth II harus meninggalkan kediaman mewah Royal Lodge dan hanya diperbolehkan menggunakan nama Andrew Mountbatten-Windsor.
Pangeran Andrew, yang akan segera berganti nama menjadi Andrew, telah menerima pemberitahuan resmi untuk meninggalkan Royal Lodge di WindsorFoto: Pool/i-Images/IMAGO
Iklan
Istana Buckingham di Inggris menyatakan bahwa Raja Charles III memulai proses resmi untuk mencabut seluruh gelar dan kehormatan yang masih melekat pada adiknya, Pangeran Andrew. Langkah ini dianggap sebagai upaya monarki Inggris untuk menutup lembaran salah satu skandal paling memalukan dalam sejarah modern kerajaan.
Andrew, yang berusia 65 tahun, pernah menjadi anak kesayangan mendiang Ratu Elizabeth II. Namun reputasinya hancur akibat keterlibatannya dalam kasus pelecehan seksual yang terkait dengan pelaku kejahatan seksual asal Amerika Serikat, Jeffrey Epstein.
Media Inggris menyebut kasus ini sebagai salah satu pukulan paling berat bagi monarki. Mantan koresponden BBC Jennie Bond mengatakan kepada Sky News, "Ini adalah tindakan paling keras yang pernah diambil terhadap anggota keluarga kerajaan.” Pers tabloid Inggris menulis hal ini sebagai "penghinaan publik", sebuah "sensasi" di buku-buku sejarah - dan media Sky menyebutnya sebagai "sanksi tertinggi" dari istana.
Nasib yang dialami Giuffre di tangan Epstein menjadi terkenal. Dalam foto ini tampaknya menunjukkan dia bersama Pangeran Andrew, dengan mantan mitra dan rekan Epstein, Ghislaine Maxwell di latar belakang (foto selebaran tanpa tanggal yang dirilis oleh otoritas AS pada tahun 2021)Foto: US Department of Justice/PA Wire/picture alliance
Tuduhan yang mengguncang
Keputusan Raja Charles ini kabarnya tidak ditentang oleh Andrew. Menurut laporan BBC dan kantor berita PA, sang pangeran tidak mengajukan keberatan. Tekanan publik meningkat setelah buku memoar korban Epstein, Virginia Giuffre, kembali mengungkap detail mengejutkan tentang pelecehan terhadap banyak perempuan dan gadis muda.
Giuffre menulis bahwa dirinya tiga kali dipaksa berhubungan seksual dengan Andrew - saat berusia 17 tahun di London, di rumah Epstein di New York, dan di pulau pribadi Epstein di Karibia dalam pesta seks yang melibatkan delapan gadis lain yang nyaris tidak bisa berbahasa Inggris.
Meskipun Andrew terus membantah semua tuduhan, pada 2022 ia memilih menyelesaikan gugatan perdata Giuffre dengan kesepakatan damai bernilai jutaan dolar. Giuffre meninggal dunia pada April tahun ini dalam dugaan bunuh diri.
Akhir yang tragis
Beberapa hari sebelum buku tersebut diterbitkan, Andrew sempat mengumumkan pengunduran dirinya dari gelar Adipati York serta menyerahkan kehormatan lainnya. Namun upaya itu tidak cukup untuk menyelamatkan namanya.
Jeffrey Epstein sendiri ditemukan tewas di sel penjara pada 2019. Miliarder dan mantan bankir investasi itu dituduh telah memperdagangkan gadis-gadis muda kepada orang-orang berpengaruh - termasuk Pangeran Andrew.
Iklan
Andrew akan pindah dari Royal Lodge
Diketahui bahwa kepindahan Andrew ke properti pribadi kerajaan Sandringham akan dilakukan "sesegera mungkin."
Media Inggris mengkaji keuangannya setelah The Times melaporkan bahwa ia belum membayar sewa rumah mewahnya yang terdiri dari 30 kamar di Windsor selama dua dekade, meskipun telah menghabiskan setidaknya 7,5 juta poundsterling untuk renovasi.
Pada hari Rabu (29/10), sebuah komite parlemen mempertanyakan apakah ia masih layak tinggal di sana, sebuah intervensi politik yang jarang terjadi.
Mantan istri Andrew, Sarah Ferguson, kehilangan gelar Duchess of York-nya ketika ia melepaskan gelarnya. Mereka sebelumnya tinggal bersama di Royal Lodge, tetapi Sarah sekarang harus mencari akomodasi sendiri. Anak-anak mereka yang sudah dewasa, Beatrice dan Eugenie, akan tetap menyandang gelar putri.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Yuniman Farid
7 Fakta Menarik tentang Raja Charles III
Raja Inggris yang baru, Charles III, ternyata merupakan seorang penulis buku anak-anak, pemain selo, dan juga pengusaha dengan merek wiskinya sendiri.
Foto: ZUMA/Keystone/IMAGO
Punya bakat musik
Raja Charles III mempelajari berbagai instrumen, termasuk piano dan terompet. Dia bernyanyi di paduan suara sekolah dan memainkan selo di orkestra universitasnya, Cambridge. Dia suka bermain musik di sana, meskipun "agak buruk," katanya dalam podcast BBC pada tahun 2021. Charles masih menjadi pembina Royal Philharmonic Orchestra.
Foto: ZUMA/Keystone/IMAGO
Pecinta seni
Pada tahun 2000, Charles pernah menyewa seorang pemain harpa resmi untuk Pangeran William. Bukan hanya penggemar musik, dia juga menyukai seni visual. Raja Charles III melukis menggunakan cat air, seperti lukisan resor ski Swiss ini, yang dibuatnya pada 1993. Karya-karyanya telah dipamerkan di Kastil Windsor dan Royal Academy, dan dijual untuk umum. Hasil penjualan disumbangkan untuk amal.
Foto: Stefan Rousseau/dpa/picture alliance
Pendongeng
Tidak hanya musik dan seni lukis, Raja Charles III juga telah menunjukkan bahwa dia seorang yang pandai berbicara. Sebagai pewaris takhta, ia biasa mengarang cerita untuk diceritakan kepada adik-adiknya, Edward dan Andrew. Dia pun membuat buku anak-anak "The Old Man of Lochnagar," yang diterbitkan pada 1980, yang berkisah tentang seorang pria yang tinggal di sebuah gua dekat perkebunan kerajaan.
Charles adalah penggemar mobil. Agar kecintaannya itu tetap sesuai dengan fokusnya dalam perlindungan iklim, ia mengubah Aston Martin miliknya dengan menggunakan bahan bakar etanol yang berasal dari gas alkohol yang dipancarkan selama produksi fermentasi anggur dan keju, sementara mobil lain menggunakan biodiesel yang dibuat dari minyak goreng bekas.
Foto: Andy Buchanan/AFP/Getty Images
Jejak karbon yang sangat besar
Jejak karbon yang dihasilkan keluarga kerajaan sangat besar. Charles tidak pernah bepergian dengan pesawat yang sama dengan William, untuk menghindari kehilangan dua pewaris takhta sekaligus jika pesawat mereka jatuh. Pada 2013, Charles menuai kritik karena air kemasan mereknya sendiri dikirim ke Timur Tengah untuk mendanai kegiatan amal, di mana air itu dijual di supermarket mewah.
Foto: Omar Torres/AFP/Getty Images
Biskuit lumer dan wiski
Pada tahun 1990, Charles mendirikan label organik Duchy Originals (sekarang disebut Waitrose Duchy Organic), yang selain air mineral kerajaan, juga menawarkan obat-obatan herbal, kue, teh, dan porselen. Charles juga terlibat dalam merek wiski Barrogill — campuran malt yang kuat, dengan aroma herbal dan manis sedang. Sebagian dari hasil penjualan tersebut untuk mendukung proyek di Skotlandia.
Foto: Avalon/Photoshot/picture alliance
Rutinitas minum teh
Minum teh adalah ritual tetap dalam rutinitas harian Raja Charles III. Menurut berbagai laporan, tepat pukul 4 sore, Charles memanjakan dirinya dengan secangkir teh, favoritnya teh Darjeeling dengan madu dan susu, bersama dengan camilan. Raja baru itu dikatakan sering melewatkan makan siang. (ha/hp)