Di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta para atlet disabilitas sebenua Asia bertarung dalam ajang perhelatan multicabang olahraga Asian Para Games 2018
Iklan
Pagelaran olahraga empat tahunan bagi para atlet disabilitas se-Asia ini merupakan yang ketiga kalinya digelar setelah sebelumnya digelar di Guangzhou, China pada 2010 dan di Incheon, Korea Selatan pada 2014.
Ketika kontingen Indonesia melakukan defile diiringi lagu Garuda di Dadaku, Presiden beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo tampak tidak bertepuk tangan seperti biasanya, namun tangan yang satu terlihat menepuk lengan satunya. Tepukan seperti itu adalah tepukan disabilitas netra dan tuli.
Presiden Joko Widodo mengemukakan seraya memeragakannya dalam bahasa isyarat: "Melalui Asian Para Games tahun 2018 ini kita ingin mempererat persaudaraan, menjunjung tinggi kemanusiaan," demikian dikutip dari siaran pers Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.
Atraksi kolosal dalam upacara pembukaan ini menampilkan keragaman Indonesia yang juga dipertontonklan bagi para atlet dan ofisial dari 43 negara peserta.
Galeri Foto: Upacara Pembukaan Asian Para Games 2018
Dalam balutan keragaman Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (6/10/2018),Asian Para Games 2018 resmi digelar.
Foto: Laily Rachev
Merah Putih berkibar
Foto: Laily Rachev
Mengusung tema kelautan
Foto: Laily Rachev
Ragam budaya dipertunjukkan
Foto: Laily Rachev
Bhinneka Tunggal Ika, Kita adalah satu
Foto: Laily Rachev
Antusiasme pengunjung
Foto: Laily Rachev
Presiden Joko Widodo bersama Bulan
Foto: Laily Rachev
Ketiganya arahkan anak panah ke huruf DIS yang langsung runtuh dan menyisakan huruf ABILITY
Foto: Laily Rachev
43 negara peserta ikut serta dalam pesta olahraga atlet disabilitas ini
Foto: Laily Rachev
8 foto1 | 8
Kita adalah satu
Upacara pembukaan ini bertema "We are One". Ketua Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) Raja Sapta Oktohari mengatakan bahwa semua perbedaan justru membuat negara Indonesia menjadi besar.
"Dengan semangat persatuan Indonesia, itulah tema yang kami pilih untuk upacara pembukaan ini 'We Are One'," ujar Raja dalam sambutannya.
Sementara itu, Presiden Komite Paralympic Asia (APC) Majid Rashed mengatakan bahwa Asian Para Games ini merupakan ajang penting dalam membangun gerakan paralimpiade di Asia. "Ini adalah Asian Para Games dengan jumlah atlet dan jumlah negara partisipan terbesar."
Jokowi memanah
Seluruh hadirin yang mengikuti jalannya upacara juga mengheningkan cipta sejenak untuk para korban bencana alam di Lombok, Palu, dan Donggala.
Yang cukup menarik dalam upacara pembukaan itu adalah seorang gadis difabel bernama Bulan mengajak Jokowi Presiden untuk memanah huruf D, I, dan S pada kata "DISABILITY" raksasa agar roboh dan yang tersisa adalah kata "ABILITY”.
Kisah Eman Sulaeman, Kiper Satu Kaki yang Banjir Prestasi
Perjalanan hidup Eman Sulaeman tidak cuma menjadi inspirasi di Indonesia, tetapi juga di dunia. Disabilitas tidak mengendurkan semangatnya buat mewujudkan impian bermain sepakbola.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Kucing Gawang yang Curi Perhatian
Di dunia yang sepenuhnya bergantung pada kesempurnaan fisik, sosok Eman Sulaeman mencolok dengan dua kakinya yang cacat. Ia adalah kiper dan pernah berkiprah di Piala Dunia Tunawisma di Glasgow, Skotlandia, 2016 silam. Penampilannya yang cekatan dan tegas mengomandoi barisan pertahanan membuat penonton lupa akan kekurangan fisik yang dia miliki.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Pembentukan Karakter Sejak Dini
Eman terlahir dengan keterbatasan fisik. Kedua kakinya tidak tumbuh sempurna. Dengan kondisi disabilitas tersebut, ia tidak jarang mendapat cibiran atau dianggap berbeda. Namun Eman tidak berkecil hati dan malah memilih sepakbola sebagai hobi yang ia geluti hingga dewasa. "Saya menangis berhari-hari meminta orangtua untuk membelikan bola," kisahnya seperti dilansir AFP.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Disabilitas Bukan Halangan
Berkat sepakbola Eman tumbuh bugar dan perkasa. Selama bermain ia terbiasa bertumpu pada kaki kanannya yang sepanjang betis dan tangan kiri untuk menyeimbangkan kaki kirinya yang hanya sepanjang paha. Selama bertahun-tahun ia berlatih sambil berkaca pada legenda kiper Belanda, Edwin van der Sar.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Mewakili Merah Putih
Hasilnya Eman terpilih mewakili Indonesia untuk berlaga di ajang Homeless World Cup 2016 silam. Prestasi itu masih dikenangnya hingga kini. "Nggak pernah terbayang, awalnya cuma saya pikir untuk menyalurkan hobi dan senang-senang sama teman saja, nggak kebayang bisa mewakili Indonesia di ajang dunia," ujarnya kepada Tribun.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Bertabur Pujian Dunia
Di sana ia mendulang pujian dari media-media internasional dan menyabet predikat penjaga gawang terbaik. Namun buat Eman penghargaan tersebut tidak banyak mengubah situasi hidupnya. Ia tetap mengurus klub futsal yang ia dirikan dan rajin berlatih agar bisa berlaga menjaga gawang. Klubnya itu adalah sumber kebahagiaan buat sang kiper.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Sepakbola Lawan Diskriminasi
Eman merasa bersyukur karena bisa mewujudkan mimpinya bermain bola. "Saya sangat mencintai sepakbola. Olahraga ini membantu saya melawan diskriminasi yang saya hadapi sejak kecil," ujarnya seperti dikutip Liputan6.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
6 foto1 | 6
Sumber: Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden