Warga Berlin mendapat 1 hari libur tambahan, pada Hari Perempuan Internasional, 8 Maret. Berlin adalah negara bagian pertama di Jerman yang mendeklarasikan 8 Maret sebagai hari besar.
Iklan
Parlemen Berlin hari Rabu (23/01) menyetujui UU yang menetapkan Hari Perempuan Internasional, 8 Maret, sebagai hari libur umum. Dengan demikian, Berlin menjadi negara bagian pertama dari 16 negara bagian Jerman yang mengambil langkah ini. Berlin saat ini dikuasai koalisi pemerintahan SPD, Partai Hijau dan Partai Kiri (Die Linke).
Juru bicara SPD di bidang emansipasi Derya Caglar mengatakan, keputusan itu adalah "sinyal yang sangat kuat bahwa kita sedang membuat kemajuan menuju kesetaraan antara lelaki dan perempuan."
Hari Perempuan Internasional sekarang menjadi hari libur umum ke-10 di kalender negara bagian Berlin. Langkah ini memengaruhi jutaan pekerja di wilayah ibukota Jerman dan sekitarnya. Kamar Dagang dan Industri di Berlin mengeritik keputusan ini dan mengatakan, hari libur yang baru akan menyebabkan ekonomi negara bagian Berlin turun sebesar 0,3 persen.
Parlemen Berlin juga memutuskan untuk menetapkan 8 Mei 2020 sebagai hari libur yang hanya berlaku pada tahun 2020. Hari itu menandai 75 tahun kapitulasi Jerman di bawah rezim NAZI Hitler, dan berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.
Tuntutan aktivis perempuan Clara Zetkin
Hari Perempuan Internasional pertama kali dikukuhkan pada Konferensi Perempuan Sosialis Internasional tahun 1910 di Kopenhagen. Penggagasnya adalah aktivis hak-hak perempuan Jerman dan ahli teori Marxis, Clara Zetkin.
Di Jerman, Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada 19 Maret 1911, bersama dengan Austria, Swiss, dan Denmark. Sejak 1921, Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 8 Maret. PBB mulai merayakan Hari Perempuan Internasional pada tahun 1975.
Di bawah pemerintahan sosialis di Jerman Timur, Hari Perempuan Internasional adalah hari libur, tapi tidak di Jerman Barat. Jerman Timur dulu juga memberikan penghargaan medali Clara Zetkin kepada perempuan dan organisasi yang dianggap telah mendukung perjuangan perempuan dan sosialisme di negara itu.
Women's March di Jakarta Suarakan Tuntutan Bersama
Aksi Women's March bertema #LawanBersama digelar di Jakarta dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, yang jatuh 8 Maret. Berbagai tuntutan disuarakan.
Foto: Misiyah
Perempuan bersatu
Sekitar seribu orang berkumpul memperingati Hari Perempuan Internasional dengan aksi yang bertajuk #LawanBersama Women’s March di Jakarta pada hari Sabtu (03/03). Aksi itu menyuarakan tuntutan dan aspirasi yang berpihak pada kaum perempuan.
Foto: Misiyah
Diikuti berbagai kelompok
Perwakilan perempuan dari berbagai organisasi perempuan menyuarakan tuntutan mereka untuk perlindungan yang lebih baik bagi perempuan. Berbagai perwakilan itu di antaranya perwakilan buruh, korban kekerasan, pekerja rumah tangga, pekerja seksual, dan LGBTQ.
Foto: Misiyah
Hapus diskriminasi
Menghapus hukum dan kebijakan yang diskriminatif dan melanggengkan kekerasan berbasis gender, menjadi salah satu tuntutan kaum perempuan dalam aksi ini, selain menuntut akses keadilan dan pemulihan terhadap korban kekerasan berbasis gender.
Foto: Misiyah
Lindungi kaum minoritas
Mereka juga mendesak agar segera disahkannya hukum dan kebijakan yang melindungi perempuan, anak, masyarakat adat, kelompok difabel, juga kelompok minoritas gender dan seksual, dari diskriminasi dan kekerasan berbasis gender.
Foto: Misiyah
Hentikan intervensi negara atas tubuh dan seksualitas
Sehubungan dengan rancangan undang-undang KUHP yang dibahas di FDPR, kaum perempuan progresif juga meminta dihentikannya intervensi negara dan masyarakat terhadap tubuh dan seksualitas warga negara, serta menghapus stigma dan diskriminasi berbasis gender, seksualitas dan status kesehatan.
Foto: Misiyah
Stop kekerasan
Tuntutan lain yang disuarakan dalam aksi ini adalah menghapus praktik dan budaya kekerasan berbasis gender di lingkungan hukum, kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan dan pekerjaan. Demikian dijelaskan salah satu peserta aksi, direktur Institut KAPAL Perempuan, Misiyah.
Foto: Misiyah
Bersatu suarakan aspirasi
Para politikus juga didesak untuk menyelesaikan akar kekerasan yaitu kemiskinan perempuan, khususnya perempuan buruh industri, konflik SDA, pekerja migran, pekerja seks dan pekerja domestik. Pemerintah juga dituntut penuhi hak kesehatan reproduksi perempuan.
Foto: Misiyah
Aksi bersama di seluruh dunia
Aksi Women's March digelar dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh setiap 8 Maret. Selain di Jakarta, aksi Women's March ini juga digelar di beberapa kota besar lainnya. Tepat pada hari perempuan sedunia, aksi ini juga digelar di berbagai negara. (Ed: ap/ml)