Parlemen Eropa dengan mayoritas besar hari Rabu (27/3) memutuskan larangan alat-alat plastik sekali pakai dan pembatasan sampah plastik melalui daur ulang. Aturan yang baru mulai berlaku tahun 2021.
Iklan
Parlemen Eropa mendukung larangan luas atas alat-alat plastik sekali pakai untuk melawan pencemaran plastik yang memenuhi saluran air dan lahan pertanian. Keputusan itu diambil dengan 560 suara setuju dan 35 tidak setuju.
Aturan yang baru akan mulai berlaku tahun 2021, terutama terkait semua produk plastik yang sudah ada alternatifnya, seperti peralatan makan plastik, bungkus atau wadah, sedotan dan pengaduk minuman plastik.
Produk-produk lain tidak dilarang tetapi diberlakukan berbgaai persyaratan seperti desain dan label baru. Produsen juga memiliki kewajiban pengelolaan limbah yang lebih ketat untuk meminimalkan penggunaan plastik.
Misalnya pada kemasan plastik, harus memuat keterangan dan peringatan kepada konsumen, bahwa plastik bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan, jika tidak dibuang ke tempat sampah khusus.
Undang-undang yang disetujui juga menetapkan pangsa botol plastik yang didaur ulang harus mencapai 90 persen sampai tahunn 2025. Langkah ini diharapkan bisa mengurangi jumlah sampah plastik di lautan.
Perubahan dengan biaya jutaan
Uni Eropa memperkirakan, perubahan itu akan menelan biaya ekonomi antara 259 juta sampai 695 juta euro per tahun.
Parlemen Eropa mengatakan produksi plastik sekarang 20 kali lebih tinggi daripada tahun 1960-an.
Kebijakan yang baru "akan membantu kita beralih dari plastik sekali pakai menuju penggunaan (plastik) yang lebih sedikit, penggunaan beragam produk yang dirancang lebih baik, dan lebih banyak inovasi dan lingkungan yang lebih bersih," kata Margrete Auken, anggota Parlemen Eropa dari aliansi Partai Hijau. "Langkah selanjutnya adalah menjauh dari budaya bisnis berbasis limbah.
Larangan plastik yang baru ini sebagian didorong oleh keputusan Cina untuk berhenti mengimpor sebagian limbah UE.
Puntung Rokok dan Styrofoam - Berapa Lama Sampah Mencemari Bumi?
Kecuali limbah organik, semua sampah yang kita buang akan mencemari Bumi selama puluhan hingga ratusan tahun sebelum bisa terurai secara alami. Inilah beban lingkungan yang dihasilkan gaya hidup modern.
Foto: Getty Images/E. Wray
Sampah Organik - 30 Hari
Sampah dapur dan makanan menyimpan potensi energi tak terkira, jika diolah dengan benar. Rata-rata sampah organik membutuhkan waktu antara 7 hingga 30 hari untuk terurai. Jika ditampung dan diolah, sampah organik bisa dibuat untuk menghasilkan gas bio yang ramah lingkungan.
Foto: picture-alliance/dpa
Kardus - 5 Bulan
Kardus yang kita pakai sehari-hari untuk mengirimkan barang membutuhkan waktu lima bulan untuk terurai secara alami. Beda halnya dengan karton yang digunakan sebagai kemasan susu atau jus. Lantaran dilapisi material tahan air, karton jenis ini baru bisa terurai secepatnya selama 5 tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Puntung Rokok - 10 Tahun
Puntung rokok atau kapas filter pada rokok tergolong limbah non-organik yang paling banyak mencemari laut dan samudera Bumi. Menurut laporan NBC News, sebanyak 60 juta puntung rokok dikumpulkan dari seluruh pantai dunia selama 32 tahun terakhir. Padahal puntung rokok tidak mudah untuk terurai secara alami. Penguraian kapas filter yang mengandung berbagai racun itu membutuhkan waktu 10 tahun.
Foto: picture-alliance/W. Steinberg
Baterai - 100 Tahun
Satu buah baterai AA bisa menghidupkan jam dinding selama enam bulan atau sebuah senter selama beberapa jam. Tapi tahukah anda berapa lama waktu yang dibutuhkan sebuah baterai untuk bisa terurai secara alami? 100 tahun.
Foto: picture-alliance/C. Hardt
Popok Bayi - 100 Tahun
Rata-rata bayi membutuhkan popok segar setiap empat jam sekali. Menurut sebuah studi di Amerika Serikat, setiap bayi menghabiskan 6.500 hingga 10.000 popok sebelum berusia 30 bulan. Usia pakai popok yang singkat bertolak belakang dengan lama masa penguraiannya yang mencapai 100 tahun.
Foto: picture-alliance/reality/F. May
Gelas Plastik - 100 Tahun
Gelas plastik adalah produk non-organik lain yang digemari di Indonesia. Meski hanya digunakan untuk beberapa saat, gelas plastik membutuhkan waktu antara 50-100 tahun untuk terurai. Setiap plastik hanya akan mengalami kehancuran menjadi serpihan kecil hingga berukuran mikro dalam proses fotodegradasi oleh matahari. Sebab itu materi ini berbahaya untuk satwa Bumi.
Foto: picture-alliance/empics/B. Birchall
Botol Plastik - 450 Tahun
Menurut studi World Atlas, Indonesia menjadi negara keempat pengguna botol plastik terbanyak di dunia. Tercatat penggunaan botol plastik di tanah air mencapai 4,82 miliar botol. Padahal setiap botol plastik mencemari Bumi selama 450 tahun sebelum bisa terurai.
Foto: picture-alliance/M. Schröder
Styrofoam - 1 Juta Tahun
Ragam manfaat dipetik manusia dari styrofoam, lantaran sifatnya yang menolak senyawa korosif atau menghadang jamur dan bakteri. Tapi material yang biasa digunakan sebagai kemasan makanan atau minuman seperti kopi ini memiliki usia yang nyaris abadi. Bergantung pada kondisi lingkungan, styrofoam bisa bertahan hingga satu juta tahun sebelum bisa terurai secara alami. (rzn/hp: dari berbagai sumber)