1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Parlemen Jerman Periksa Dinas Rahasia Jerman BND

6 Maret 2008

Apakah anggota dinas rahasia Jerman BND terlibat langsung dalam penyiksaan warga Jerman asal Suriah yang dipenjara di Suriah setelah 11 September? Pertanyaan ini diketengahkan dalam komisi pemeriksaan keterlibatan BND.

Parlemen Jerman, BundestagFoto: AP

Peranan apa yang dimainkan dinas rahasia Jerman, BND dalam perang melawan teror yang berkaitan dengan peristiwa 11 September 2001 dan Perang Irak? Masalah ini diselidiki oleh sebuah komisi pemeriksaan di parlemen Jerman Bundestag sejak tahun 2006. Hari Kamis (03/03) sejumlah pimpinan dan mantan pimpinan BND diundang untuk menjadi saksi dalam pemeriksaandi parlemen. Yang difokuskan menyangkut tema penyiksaan.

Direktur Dewan Perlindungan Konstitusi Jerman, Heinz Fromm, menyanggah dugaan, kemungkinan anggota dinas rahasia Jerman BND secara langsung melanggar larangan penyiksaan dalam perang melawan teror. Dugaan terkait dikemukakan pihak oposisi dalam komisi pemeriksaan dinas rahasia di parlemen Jerman 'Bundestag'. Spekulasi keterlibatan itu dikaitkan dengan perjalanan sejumlah anggota dinas rahasia Jerman ke Damaskus, ibukota Suriah.

Pada November 2002 delegasi BND tersebut menginterogasi warga Jerman asal Suriah, Mohammed Zammar yang saat itu masih dipenjara di Damaskus. Menurut informasi yang diterima BND, Zammar punya hubungan erat dengan sel teror di Hamburg dengan tokohnya Mohammed Atta. Atta adalah salah seorang pembajak pesawat Amerika Serikat yang menabrakkan pesawatnya ke gedung World Trade Center di New York 2001.

Dengan sepengetahuan kepolisian Jerman, beberapa pekan setelah serangan teror tersebut, Zammar berangkat ke Marokko. Di sana dia kemudian ditangkap dan dibawa ke Suriah. Namun hingga kini tidak diketahui bagaimana dia sampai bisa tertangkap. Max Stadler, wakil dari Partai Liberal dalam komisi pemeriksaan, meragukan pernyataan Direktur Dewan Perlindungan Konstitusi Jerman, Fromm, yang menyatakan bahwa keberangkatan Zammar tidak dapat dicegah. Max Stadler:

"Jika benar seperti yang disimpulkan yang berwenang bahwa dia termasuk ke dalam kelompok pelaku serangan 11 September, sangatlah sulit untuk dimengerti, dia dapat begitu saja pergi ke Marokko untuk enam minggu. Bayangkan, seandainya Zammar di sana terlibat dalam serangan lanjutan 11 September. Itu pasti dapat merupakan kegagalan besar bagi dinas keamanan kita."

Direktur Dewan Perlindungan Konstitusi, Fromm mengatakan, dalam interogasinya melalui BND, Zammar tidak menimbulkan kesan bahwa dia mendapat tekanan. Namun dia juga mengaku bahwa di Marokko dan Suriah dia dipukul.

Wakil Partai Kiri dalam Komisi Pemeriksaan, Norman Paech menuding BND sebagai naif:

"Orang juga tahu, dia diperiksa oleh Amerika Serikat. kemudian tiba-tiba dia ditemukan di sebuah penjara penyiksaan. Dalam hal ini, jika orang tidak melihat hal-hal tertentu yang mencurigakan maka dia memang benar-benar sahabat kental BND."

Sebagai bukti untuk itu, Paech menunjuk sebuah laporan Departemen Luar Negeri. Dalam laporan itu tertulis, saat Zammar diinterogasi, penyiksaan di Suriah merupakan hal yang biasa. Dugaan bahwa Jerman punya kepentingan untuk menyerahkan Zammar kepada Amerika, dianggap oleh Ketua Komisi, Siegfried Kauder, sebagai spekulatif:

"Ini adalah kesimpulan pukul rata. Saat ini tidak ada indikasi apa pun yang ditemukan untuk itu ."

Direktur Perlindungan Konstitusi, Fromm, membela kebijakan Dewan Perlindungan Konstitusi dan secara keseluruhan menyatakannya sebagai "dapat dipertanggungjawabkan dan benar". (cs)