Anggota parlemen Rusia mengusulkan agar Deutsche Welle diberi label “tidak diinginkan”, dan berujung pada pelarangan semua kontennya secara nasional.
Iklan
Para anggota di majelis rendah parlemen Rusia, Gosudarstvennaya Duma, mengusulkan agar media Deutsche Welle (DW) dan British Council dimasukkan ke dalam daftar organisasi yang "tidak diinginkan” di Rusia.
Permintaan itu telah dikirim ke Kejaksaan Agung Federasi Rusia, ungkap Ketua Komite Keamanan dan Pengawasan Korupsi Vasily Piskarev, Selasa (20/08).
"Maksud kami adalah untuk memblokir rekening mereka, menutup cabang dan kantor mereka, dan melarang distribusi materi informasi,” ungkap Piskarev. "Dan bagi pihak yang tetap bekerja sama atau menjalin kontak dengan mereka, akan dikenai pertanggungjawaban administratif dan pidana.”
Kekerasan terhadap Jurnalis di Jantung Eropa
Eropa dikejutkan dengan serangan penembakan terhadap Peter R. de Vries, seorang jurnalis Belanda. Meski Uni Eropa punya reputasi bagus dalam kebebasan pers, namun terkadang para jurnalis jadi korban serangan kekerasan.
Foto: Getty Images/AFP/Stringer
Amsterdam syok berat
Peter R. de Vries, wartawan kriminal terkemuka ditembak orang tidak dikenal saat meninggalkan studio televisi Selasa, 6 Juli 2021 malam di pusat kota Amsterdam, Belanda. Beberapa indikasi menunjukan sindikat kriminal terorganisir menjadi otak penyerangan tersebut. Dua orang tersangka diamankan beberapa jam setelah penembakan.
Foto: Evert Elzinga/ANP/picture alliance
Wartawan kriminal terkemuka di Belanda
De Vries telah meliput kejahatan terorganisir di Belanda selama bertahun-tahun. Sebelum aksi penembakan, dia jadi penasihat pribadi seorang saksi mahkota yang akan bersaksi terhadap seorang pimpinan organisasi kriminal besar. Saudara dan pengacara saksi mahkota tersebut telah dibunuh beberapa tahun lalu. Saat ini De Vries masih berjuang antara hidup dan mati di sebuah rumah sakit.
Foto: ANP/imago images
Harapan dan ketakutan
“Kejadian seperti ini tidak boleh terjadi di jantung Eropa!” Begitu reaksi dari masyarakat Belanda atas kejadian penembakan Selasa malam tersebut. Sejumlah orang terlihat di TKP meninggalkan bunga dan ucapan belasungkawa. Sayangnya, de Vries bukanlah jurnalis pertama yang menjadi korban pembunuhan berencana di benua Eropa.
Foto: Koen Van Weel/dpa/picture alliance
Negara tempat demokrasi dilahirkan
Jurnalis Yunani, Giorgos Karaivaz dibunuh di selatan kota Athena pada 9 April 2021. Dua orang bermasker yang mengendarai sepeda motor menembak wartawan kriminal senior ini sebanyak 10 kali. Sebagai wartawan berpengalaman, Karaivaz telah meliput sejumlah kasus korupsi yang melibatkan otoritas Yunani dan sindikat kriminal terorganisir.
Daphne Caruana Galizia (53), seorang jurnalis investigasi yang meliput kasus korupsi dalam bidang politik dan bisnis di Malta, tewas setelah mobilnya diledakkan menggunakan bom yang dipicu dari jarak jauh 16 Oktober 2017. Pelakunya divonis 15 tahun penjara setelah mengakui perbuatannya. Namun, dalang kejahatan, seorang pebisnis terkenal masih diadili untuk pembunuhan itu.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Klimkeit
Dibunuh di kediaman pribadi
Jurnalis investigasi Slovakia, Jan Kuciak dan tunangannya, Martina Kusnirova ditembak pembunuh bayaran 21 Februari 2018. Jurnalis berusia 28 tahun ini memfokuskan liputannya pada sindikat kriminal terorganisir, pengemplang pajak dan korupsi di kalangan politisi dan penguasa Slovakia. Pembunuhannya mengejutkan Eropa dan berujung dengan pengunduran diri Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico.
Foto: Mikula Martin/dpa/picture alliance
Bebaskan media!
Lukasz Masiak, jurnalis Polandia, dipukuli hingga tewas di pusat boling, 2015 silam. Masiak meliput kasus korupsi, bisnis narkoba dan penangkapan sewenang-wenang. Pemerintah Polandia dikritik karena makin membatasi kebebasan pers. Warga Polandia memprotes aturan baru pemerintah di Warsawa untuk terus membatasi kebebasan pers.
Foto: Attila Husejnow/SOPA Images/ZUMAPRESS.com/picture alliance
Saya adalah Charlie
12 orang dibunuh dalam serangan teror di kantor majalah satire Prancis Charlie Hebdo, tahun 2015. Ratusan ribu orang di seluruh dunia berdemonstrasi untuk kebebasan berbicara dan pers menggunakan tagar “Saya adalah Charlie”. Pada November, jurnalis musik Guillaume Barreau-Decherf dibunuh saat serangan teroris di teater Bataclan, Paris yang tewaskan ratusan penonton.
Foto: picture-alliance/dpa
Jurnalis Turki diserang di Berlin
Jurnalis Turki di Jerman, Erk Acarer, pengkritik Presiden Recep Tayyip Erdogan, diserang oleh tiga orang tak dikenal di kediamannya pada 7 Juli 2021. Dalam Bahasa Turki, Acarer menceritakannya di Twitter: “Saya diserang menggunakan pisau dan dipukuli di rumah saya di Berlin.“ Tiga orang pelaku juga mengancam akan datang kembali kalau dia tidak berhenti melakukan reportase.
Foto: twitter/eacarer
Wartawan dengan pembatasan?
Bukan hanya kasus yang membahayakan nyawa wartawan yang ditakuti. Namun, sering wartawan yang dihambat saat bertugas, seperti oleh pengunjuk rasa yang murka, polisi atau pihak berwenang. Pada foto terlihat polisi antihuru-hara Prancis menghadang seorang pekerja pers saat demonstrasi menentang peraturan keamanan yang baru.
Foto: Siegfried Modola/Getty Images
10 foto1 | 10
Rusia mencap Deutsche Welle sebagai 'agen asing'
Sebelumnya, pemerintah Rusia juga sudah melarang Deutsche Welle mengudara pada 3 Februari 2022, dan mencapnya sebagai "agen asing” pada Maret di tahun yang sama.
Iklan
Direktur Jenderal Deutsche Welle Peter Limbourg mengecam langkah tersebut, dan menyebutnya sebagai "keputusan yang semena-mena dari pihak berwenang Rusia.”
"Ini adalah serangan lebih lanjut terhadap kebebasan pers dan upaya baru untuk memutus akses masyarakat Rusia terhadap media yang bebas dan independen,” tambahnya.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Organisasi yang 'tidak diinginkan' di Rusia
Agustus ini, Rusia mengesahkan undang-undang baru tentang apa yang disebut sebagai organisasi yang "tidak diinginkan.”
Sebelumnya, hanya organisasi nonpemerintah, terutama lembaga-lembaga oposisi seperti yayasan politik, kelompok hak asasi manusia (HAM), dan asosiasi pegiat lingkungan, yang dapat diveri label "tidak diinginkan”.
Di bawah undang-undang yang telah diamandemen, setiap organisasi asing kini dapat dinyatakan sebagai organisasi "tidak diinginkan”, jika "pendiri atau pemangku kepentingannya adalah badan-badan negara dari negara asing.”
Ikut serta dalam kegiatan organisasi semacam itu dapat dikenai hukuman berat hingga empat tahun penjara, ditambah dengan pencabutan hak untuk menduduki jabatan tertentu.
Selain itu, mendanai organisasi-organisasi itu juga dikenai hukuman hingga lima tahun penjara, dan mengorganisir kegiatan dalam organisasi tersebut bisa dijatuhi hukuman perjara hingga enam tahun.
Jumlah organisasi yang "tidak diinginkan” di Rusia kini semakin melonjak, sejak awal invasi Rusia ke Ukraina.
Menurut sebuah laporan pada 2022, pihak berwenang Rusia telah memberikan label terhadap 23 organisasi yang "tidak diinginkan”, dan pada 2023, jumlahnya naik menjadi 58 organisasi.
Sementara baru-baru ini, pada 14 Agustus 2024, sudah hampir 200 organisasi di Rusia yang diklasifikasikan sebagai organisasi yang "tidak diinginkan”.