1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Parlemen Slovakia Tolak EFSF

11 Oktober 2011

Parlemen Slovakia tolak rencana perluasan Dana Penyelamatan Euro EFSF. Dengan begitu pemerintahan Slovakia juga gagal. Namun pengulangan voting bagi EFSF masih mungkin terlaksana pada hari-hari mendatang.

Flags of Slovakia and the European Union blow in the wind in front of the Parliament building, not seen, prior to a vote for approval for more power to EU rescue funds in Bratislava, Slovakia, Tuesday, Oct. 11, 2011. Bratislava Castle is on the background. (Foto:Petr David Josek/AP/dapd)
Foto: dapd

Parlemen Slovakia hari Selasa (11/10) menolak perluasan dana Penyelamatan Euro EFSF. Dari 124 anggota parlemen yang hadir hanya 55 yang menyetujui perluasan itu. Sembilan anggota legislatif menentangnya dan 60 abstein. Dengan demikian pemerintah di bawah pimpinan Perdana Menteri Iveta Radicova gagal, karena mengaitkan mosi kepercayaan dengan berhasil atau gagalnya pemungutan suara itu.

Namun voting dapat diulangi pada hari-hari mendatang untuk mendapatkan persetujuan dari oposisi. Tetapi jadwal bagi pemungutan suara berikutnya masih belum ditetapkan. Dengan penolakan parlemen Slowakia, kriris di zona mata uang Euro tampaknya semakin meruncing.

Dana Penyelamatan Euro diharapkan mampu mengucurkan sekitar 440 miliar Euro bagi negara zona Euro yang dilanda krisis keuangan. Hingga kini hanya sekitar 250 miliar Euro yang disetujui. Selain itu, dengan dana tersebut diharapkan dapat membeli obligasi negara langsung dari negara-negara pengguna Euro dan dari para investor.

Juga direncanakan kemungkinan untuk dapat memberikan kredit dan pinjaman untuk membantu bank-bank yang kesulitan likuiditas di negara-negara Euro yang bermasalah. Negara pengguna Euro berharap dapat memerangi krisis keuangan melalui kemungkinan-kemungkinan yang efektif. Agar dapat mencapai perubahan-perubahan kebijakan seperti yang direncanakan, ke-17 negara pengguna Euro harus menyetujui rencana terkait. Semua negara zona Euro kecuali Slovakia telah memberikan persetujuannya.

Christa Saloh/afp, dapd,dpa,rtr

Editor: Marjory Linardy

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait