1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Buruh Inggris Kalah dalam Pemilihan Susulan

23 Mei 2008

Partai Buruh pimpinan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown kalah pemilihan komunal Inggris. Jumat (23/05), Partai Konservatif memenangkan pemilihan komunal tersebut dengan unggul 8000 suara.

Harian Inggris "The Guardian": Brown tengah menghadapi krisis kepemimpinan.
Harian Inggris "The Guardian": Brown tengah menghadapi krisis kepemimpinan.Foto: picture-alliance/ dpa

Perdana Menteri Inggris Gordon Brown saat ini menghadapi meningkatnya tekanan politik setelah kekalahan telak Partai Buruh dalam pemilihan susulan. Partai Konservatif pimpinan David Cameron memenangkan pemilihan susulan di wilayah Crewe dan Nantwich, yang sebenarnya merupakan kantong simpatisan Partai Buruh di daerah Cheshire dengan meraih hampir 50 persen suara. Di wilayah yang sama, Partai Buruh hanya memperoleh sekitar 30 persen suara.

Jika diproyeksikan ke tingkal nasional, hasil pemilihan di Crewe dan Nantwich hanya menyumbang 20 persen suara untuk Partai Buruh. Dengan jumlah lebih dari 58 persen, prosentase keterlibatan pemilih dalam pemungutan suara di kedua wilayah tersebut cukup tinggi.

Ini merupakan pertama kalinya dalam hampir 30 tahun terakhir ini Partai Konservatif mengambil alih pemilih dari Partai Buruh dalam pemilihan susulan, menyusul kekalahan telak Partai Buruh dalam pemilihan komunal dan walikota London pada awal Mei lalu.

Perdana Menteri Brown, menanggapi kekalahan itu dengan mengatakan bahwa para pemilih berpaling dari Partai Buruh berpangkal dari kesulitan ekonomi Inggris dan dunia.

"Saya pikir rakyat tahu bahwa tugas di masa depan adalah menyelamatkan perekonomian Inggris dan dunia di masa-masa sulit. Saya pikir pesan dari para pemilih sangat jelas, rakyat ingin kami menghadapi tantangan nyata, tantangan kenaikan harga BBM, tantangan di pasar ketika mereka melihat kenaikan harga makanan, harga listrik dan gas yang naik drastis akibat kenaikan harga minyak, dan kami menghadapi masalah ini. Pesan yang saya pikir sangat jelas dan terfokus bagi pemerintahan adalah mengarahkan masalah utama ini. Dan tugas saya adalah mengendalikan ekonomi Inggris di masa-masa sulit ini,“ ungkapnya kepada stasiun penyiaran Inggris BBC.

Sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa popularitas Brown di Inggris menurun drastis dan yang lebih penting lagi, tampaknya hingga 75 persen warga Inggris sudah tidak percaya lagi bahwa pemerintah akan membantu mereka di masa-masa sulit seperti sekarang.

Sementara itu, pimpinan Partai Konservatif David Cameron mengatakan bahwa kemenangan luar biasa partainya menandai berakhirnya era Partai Buruh dan menunjukkan bahwa pemilih Inggris kehilangan kepercayaannya terhadap Partai Buruh setelah 11 tahun berkuasa.

Cameron mengatakan, "Saya pikir yang terjadi adalah, ini merupakan akhir aspirasi bagi Partai Buruh. Ini merupakan tanda berakhirnya era baru Partai Buruh, di sini di jalanan Crewe dan Nantwich.“

Harian Inggris The Guardian, Jumat kemarin berkomentar bahwa hasil pemilihan susulan menunjukkan bahwa Brown menghadapi krisis kepemimpinan. Pemilihan umum di Inggris digelar selambatnya Mei 2010. (ls)