Partai LREM Presiden Macron Kuasai Parlemen Perancis
19 Juni 2017
LREM dan sekutunya MoDem merebut sedikitnya 350 dari 577 kursi di parlemen Perancis. Politisi ultra kanan Marine Le Pen masuk, tingkat partisipasi pemilu di bawah 45 persen.
Iklan
Setelah putaran pemilu parlemen kedua di Perancis dilangsungkan hari Minggu (18/6), partai Presiden Emmanuel Macron, La Republique en Marche (LREM) dan sekutunya MoDem diprediksi merebut antara 350 sampai 361 kursi di majelis rendah Perancis yang beranggotakan 577 orang.
Dengan demikian, Macron memiliki suara mayoritas yang besar di parlemen dan diharapkan dapat meloloskan agenda-agenda reformasinya. Namun keberhasilan Macron dibayangi dengan rendahnya jumlah pemilih yang memberi suara. Tingkat partisipasi berada di bawah 45 persen, angka terendah dalam sejarah modern Perancis.
Setelah lebih 80 persen suara dihitung, Kementerian Dalam Negeri menyatakan LREM merebut sekitar 42 persen suara, Partai Republik 22 persen, partai ultra kanan Front Nasional sekitar 10 persen. Partai Sosialis yang selama ini memerintah di bawah pimpinan Presiden Francois Hollande menderita kekalahan besar dan hanya mengumpulkan sekitar enam persen suara.
Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe mengatakan, pemilih Perancis telah memberi mayoritas besar kepada Presiden Macron. Dia menyebut hasil pemilu itu sebagai pertanda baik bagi Prancis. "Mayoritas ini akan memiliki misi: bekerja untuk Perancis," kata Philippe.
Kanselir Jerman Angela Merkel termasuk orang pertama yang memberi ucapan selamat kepada Presiden Macron. Merkel memuji Macron yang berhasil memenangkan "mayoritas yang jelas di parlemen " kata juru bicara pemerintah Steffen Seibert.
Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel melalui akun Twitter kementeriannya mengatakan: "Jalannya kini jelas untuk reformasi, di Perancis dan di Eropa."
Jumlah pemilih yang pada hari Minggu menggunakan hak pilihnya ternyata jauh lebih rendah dari perkiraan semula. Tingkat partisipasi kali ini hanya mencapai 42 sampai 43 persen.
Kursi pertama untuk ultra kanan
Pemimpin partai ultra kanan Front Nasional, Marine Le Pen, untuk pertama kalinya berhasil memenangkan mandat di parlemen. Dia mengatakan akan "berjuang dengan segala cara yang diperlukan untuk menghadang proyek-proyek berbahaya pemerintah."
Menurut proyeksi, Partai Republik dan sekutunya akan menjadi kelompok oposisi terbesar dengan 97 sampai 133 kursi, sementara Partai Sosialis dan mitranya hanya berhasil mengamankan 29-49 kursi.
Sekretaris Jendral Partai Sosialis Jean-Christophe Cambadelis mengumumkan pengunduran dirinya dari jajaran pimpinan parta. "Kekalahan dari kubu kiri" dalam pemilihan ini "tidak dapat diabaikan," kata Cambadelis. Dia selanjutnya mengatakan, Partai Sosialis perlu mengubah gagasan-gagasan dan organisasinya.
Partai ultra kanan Front Nasional pimpinan Marine Le Pen kemungkinan mendapat empat sampai delapan kursi, namun tampaknya akan gagal mencapai target 15 kursi, jumlah minimal untuk bisa membentuk suatu fraksi di parlemen
Mandat untuk reformasi
Dengan mayoritas besar, LREM sekarang dapat merombak kebijakan perburuhan Perancis dengan memotong puluhan ribu pekerjaan di sektor publik dan merombak sistem pensiun. "Mayoritas ini akan bersatu di belakang pemerintah untuk menjalankan program presiden," kata Perdana Menteri Edouard Philippe.
Partai-partai yang mengalami kekalahan besar kini mengingatkan, akan ada resiko bagi politik jika presiden punya posisi terlalu kuat dan dominan.
Serikat-serikat pekerja Perancis juga memperingatkan Macron agar tidak menggunakan mayoritasnya untuk menerapkan langkah-langkah penghematan yang merugikan kalangan pekerja.
Mengintip Rumah Baru Macron
Presiden baru Prancis mengemasi barang-barangnya untuk pindah ke Istana Elysee. Inilah rumah mewah tempat Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte tinggal.
Foto: AFP/Getty Images
Rumah bagi presiden
Istana Elysee, yang terletak di Arondisemen 8 Paris, benar-benar merupakan salah satu dari sekian ragam arsitektur unggulan ibukota Perancis. Gerbang di 55 Rue du Faubourg Saint-Honore melindungi istana presiden dari hiruk-pikuk jalan-jalan di Paris - meski terletak di jantung kota.
Foto: picture-alliance/akg-images/H. Champollion
Makan malam dengan Macron
Di dalamnya, bangunan besar ini juga memenuhi semua standar istana kepresidenan. Ruang makan itu sangat mewah, mulai dari tempat lilinnya yang besar sampai tirai brokatnya. Kemewahan itu diperkuat oleh pilar emas di sekeliling tepinya. Tokoh penting dari seluruh dunia telah makan di sini, menikmati masakan Perancis terbaik.
Foto: Getty Images/AFP/F. Guillot
Masakan Perancis
Istana kepresidenan terkenal dengan masakan bercita rasa tinggi. Kanselir Jerman Angela Merkel dikabarkan pernah mengirim koki pribadinya ke sana untuk belajar masakan Perancis. Sebagai koki di Istana Elysee, bukan hal mudah. Diperkirakan tim dapur memproduksi 95.000 masakan per tahun, mulai dari roti sandwich sampai makan malam kenegaraaan.
Foto: picture-alliance/abaca/D. Allard
Sepotong kue
Salah satu dari banyak makanan lezat yang disiapkan Istana Elysee adalah "Galette des Rois", yang berarti "kue raja". Pada peringatan Hari Tiga Raja setiap tahunnya, tersedia sebuah kue besar dilengkapi patung kecil yang tersembunyi di dalamnya. Jika presiden adalah orang yang menemukan itu di dalam irisannya, dia akan menjadi raja Perancis - tapi hanya untuk satu hari.
Foto: Imago/Xinhua
Suvenir bagi tamu kehormatan
Seorang mantan koki yang bekerja di Istana Elysee pernah mengatakan kepada wartawan bahwa peralatan makan perak yang digunakan di rumah presiden sangat berharga, sehingga dikunci di dalam lemari besi. Kendati demikian, mereka yang berkunjung ternyata kerap masih bisa membawa suvenir pulang ke rumah - biasanya satu sendok teh.
Foto: Getty Images/AFP/F. Guillot
Properti ini dilengkapi dengan taman
Kita belum tahu apakah Macron pandai bercocok tanam atau tidak, tapi yang pasti keluarga ini akan memiliki banyak ruang untuk berkebun, jika mereka mau. Di istana ini banyak sudut dan celah untuk bertanam sayuran atau bunga. Mantan ibu negara AS Michelle Obama, misalnya, amat menikmati berkebun di Gedung Putih.
Foto: Getty Images/AFP/B. Langlois
Begitu banyak ruangan
Dengan total 369 kamar dan aula, tidak mungkin ada kelangkaan ruang di Istana Elysee. Kamar pribadi presiden berada di sayap timur bangunan. Presiden tidak akan menemukan suatu hal yang tak beres, sebab ada sebuah tim untuk memastikan bahwa semuanya dilakukan dengan sangat memuaskan.
Foto: Getty Images/AFP/F. Guillot
Selamat tinggal masa lalu, selamat datang hari esok
Sebelum Emmanuel Macron pindah ke Istana Elysee, pendahulunya, Francois Hollande, harus mengosongkan kediaman ini. Mengucapkan selamat tinggal pada pemandangan spektakuler semacam itu mungkin sulit, tapi mungkin presiden yang keluar akan lega mengetahui bahwa banyak yang telah datang dan pergi sebelum dia. Dan suatu hari nanti, giliran Macron untuk mengatakan "au revoir" ke Istana Elysee.
Foto: picture-alliance/MAXPPP/L. Vu
Jantung Republik Prancis
Istana tersebut telah menjadi rumah bagi kepala negara Prancis sejak 1873. Mayoritas presiden Perancis telah memilih untuk tinggal di tempat mewah itu. Untuk lima tahun ke depan, Emmanuel Macron akan bergabung dengan barisan mereka - dan mungkin lebih lama lagi. Vive la France! Penulis: Vera Kern (ap/vlz)