Partai Demokrat meraup suara terbanyak dalam pemilihan umum legislatif di Korea Selatan. Kemenangan itu dlihiat sebagai rapor hijau atas kinerja pemerintah meredam wabah corona sejak dini.
Iklan
Partai-partai pemerintah mendulang suara terbesar dalam pemilihan umum legislatif Korea Selatan. Hasil tersebut diklaim sebagai dukungan atas kebijakan Presiden Moon Jae In dalam menanggulangi wabah Covid-19.
Partai Demokrat yang mengusung Moon memperoleh 180 dari 300 kursi di parlemen. Perolehan tersebut tercatat sebagai mayoritas terbesar di Korea Selatan, sejak transisi demokrasi pada 1987, demikian menurut kantor berita Yonhap.
Sebaliknya pendapatan suara oposisi milk Partai Persatuan Masa Depan dan rekanan koalisinya hanya membuahkan 103 kursi di parlemen.
Pemilu kali ini mencatat keikutsertaan terbesar sejak 1992 dengan angka partisipasi sebesar 62%. Tercatat lebih dari 17 juta warga Korsel pergi mencoblos pada Rabu (15/4), menyusul 11,8 juta yang sudah memilih dini lewat pos.
Dukungan pemilih di masa sulit
Analis memperkirakan rasa takut dan kewaspadaan yang tinggi membuat pemilih Korea Selatan berbondong-bondong mencoblos untuk memberikan dukungan bagi pemerintah di masa sulit wabah corona yang melanda saat ini.
Mayoritas mutlak yang diraih pemerintahan Moon Jae-in, membuka jalan untuk rencana kebijakan pemerintah di dalam dan luar negeri, antara lain meningkatkan upaya diplomasi dengan Korea Utara, dan memulihkan kembali perekonomian pasca krisis.
“Kami merasakan beban tanggungjawab yang besar, yang melampaui kebahagiaan kami usai memenangkan pemilu,“ kata Ketua Umum Partai Demokrat, Lee Hae-chan. “Kami akan mengambil langkah pencegahan dan agresif untuk menanggulangi krisis virus corona dan ancamannya terhadap perekonomian nasional.“
Kinerja pemerintahan Korsel di awal pandemi ikut menyelamatkan karir politik Moon yang sempat terancam ambruk oleh skandal korupsi dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hingga akhir Januari silam, tingkat kepuasan publik atas Moon masih merangkak di kisaran 40%.
Namun selama April, sebanyak 57% penduduk memberikan rapor hijau atas kinerja sang presiden, menurut jajak pendapat Gallup.
Redam eskalasi wabah dengan intervensi tegas
Korea Selatan mampu meredam eskalasi wabah corona sejak dini dengan menjalankan program karantina dan tes kesehatan yang agresif. Saat ini Korsel mencatat 10.600 kasus penularan dengan 229 angka kematian, meski memiliki linimasa wabah serupa di Cina.
Moon berhasil meyakinkan pemilih untuk melihat bencana corona sebagai “kesempatan untuk membenahi ulang perekonomian negeri,” antara lain dengan mendorong pertumbuhan industri kunci seperti teknologi kecerdasan buatan atau Biofarmasi.
Pencoblosan sendiri berlangsung ketat di bawah pengawasan tenaga medis. Selain mewajibkan penggunaan masker wajah, pemilih juga diberikan cairan disinfektan dan sarung tangan plastik sebelum memasuki bilik suara.
Sementara 11,150 pemilih yang menjalani karantina rumah dikawal dan diawasi melalui aplikasi ponsel ketika melakukan pencoblosan. Adapun pasien di rumah-rumah sakit memberikan suara sepekan lebih dini melalui pos.
Apresiasi prestasi tenaga medis dan relawan
Kim Gang-lip, Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan menyatakan berterimakasih kepada tenaga medis dan relawan pemilu, meski mengaku pihaknya butuh hingga satu atau dua minggu untuk mengetahui apakah pemilu ikut berdampak pada laju penularan virus corona.
“Meski adanya kekhawatiran terkait penularan virus, kami menyusun dan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan di lapangan. Angka partisipasi yang tinggi mungkin menunjukkan warga memahami apa yang sedang kami upayakan di sini,“ kata Kim.
“Namun demikian pengawasan pemerintah tetap tidak sempurna”, kata Park Jong-hyun, seorang pejabat kementerian Dalam Negeri dan Keamanan. Dia mengakui setidaknya enam pemilih yang dikarantina berpergian ke luar rumah usai memberikan suara.
Tiga di antaranya dikabarkan mengunjungi supermarket dan toko ponsel, sebuah klub biliard dan kedai komputer. Pemerintah mengatakan bakal mengajukan gugatan terhadap ketiga orang tersebut.
rzn/as (afp, rtr)
Perjalanan Panjang Virus Corona Jenis Baru yang Gegerkan Dunia
Kurang dari sebulan, wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Lebih dari 50 juta warga Cina dikarantina, para ilmuwan masih berjuang temukan vaksin.
Foto: Reuters/Antara Foto
Virus mirip pneumonia menyerang Wuhan
Pada 31 Desember 2019, Cina memberi tahu WHO tentang serangkaian infeksi pernapasan di Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Virus tersebut diduga berasal dari sebuah pasar makanan laut, yang kemudian dengan cepat ditutup oleh pemerintah Cina. Awalnya, sekitar 40 orang dilaporkan terinfeksi.
Foto: Imago Images/UPI Photo/S. Shaver
Virus corona jenis baru berhasil diidentifikasi
7 Januari 2020, para ilmuwan Cina mengumumkan telah mengidentifikasi virus corona jenis baru yang menjadi penyebab serangkaian infeksi pernapasan di Wuhan. Sama seperti flu biasa dan SARS, virus tersebut juga termasuk dalam keluarga coronavirus. Virus jenis baru itu sementara dinamai 2019-nCoV. Gejalanya meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan radang paru-paru.
Foto: picture-alliance/BSIP/J. Cavallini
Kematian pertama di Cina
Pada 11 Januari, Cina mengumumkan kematian pertama yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui telah berbelanja di pasar Wuhan meninggal karena komplikasi pneumonia.
Foto: Reuters/Str
Virus sampai ke negara-negara tetangga
Pada hari-hari berikutnya, negara-negara seperti Thailand dan Jepang mulai melaporkan kasus infeksi pada warganya yang diketahui pernah mengunjungi pasar yang sama di Wuhan. Pada 20 Januari, tiga orang dilaporkan meninggal di Cina, sementara lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Menular dari manusia ke manusia
Hingga pertengahan Januari, para ilmuwan masih berjuang untuk mencari tahu bagaimana virus ini menyebar ke manusia. Keluarga virus corona adalah zoonotic, artinya virus ditularkan dari hewan ke manusia - beberapa jenis virus dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Baru kemudian pada 20 Januari, otoritas Cina mengonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Jutaan orang dikarantina
Pemerintah Cina menutup Kota Wuhan pada 23 Januari untuk membatasi penyebaran virus corona. Rumah sakit baru untuk merawat pasien pun mulai dibangun. Sampai pada 24 Januari, lebih dari 830 orang dilaporkan terinfeksi dan setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah kemudian memperluas karantina ke 13 kota lain. Langkah ini berdampak terhadap setidaknya 36 juta jiwa.
Foto: AFP/STR
Virus corona capai Eropa!
Pada 24 Januari, otoritas Prancis melaporkan 3 kasus virus corona baru di daerah perbatasannya. Temuan ini menjadi tanda kemunculan virus tersebut di Eropa. Beberapa jam setelah Prancis, Australia juga melaporkan bahwa empat orang warganya telah terinfeksi virus corona baru tersebut.
Foto: Getty Images/X. Chu
Liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang
Tahun Baru Imlek di Cina dimulai dengan perayaan sederhana pada 25 Januari. Jutaan orang dilaporkan bepergian dan ikut ambil bagian dalam perayaan publik tersebut. Para pejabat membatalkan acara-acara besar untuk mengatasi wabah ini. Di akhir Januari, ada 17 kota di Cina dengan 50 juta penduduk dikarantina. Libur Imlek diperpanjang tiga hari untuk membatasi arus populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mortagne
Perbatasan dengan Mongolia, Hong Kong dan Rusia bagian timur ditutup
Kamboja mengonfirmasi kasus pertamanya, sementara Mongolia menutup perbatasannya bagi kendaraan dari Cina. Rusia juga menutup perbatasan dengan Cina di tiga wilayah bagian timur. Kerugian terhadap pariwisata global ditaksir mencapai miliaran dolar sementara harga minyak turut anjlok. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 41, lebih dari 1.300 orang terinfeksi di seluruh dunia - kebanyakan di Cina.
Foto: Reuters/C. G. Rawlins
Jerman laporkan kasus virus corona pertama
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertamanya. Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang disebut terkena virus selama pelatihan di tempat kerja dengan seorang rekan dari Cina. Pria tersebut ditempatkan dalam karantina dan observasi di sebuah rumah sakit di München. Hari berikutnya, tiga rekannya juga dilaporkan terinfeksi virus yang sama.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Indonesia bebas virus corona
Pada 27 Januari, sejumlah kementerian menggelar rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia resmi melarang penerbangan dari dan menuju Wuhan, namun masih membolehkan penerbangan dari kota-kota lain di Cina. Menteri Kesehatan mengatakan Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru dan mengimbau masyarakat untuk jaga imunitas tubuh. 243 WNI di Wuhan juga dinyatakan sehat.
Foto: Ministry of Transportation/D. Pieterz-Kemenhub
Evakuasi internasional dimulai
Pada 28 Januari, Jepang dan AS menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan. Australia dan Selandia Baru mengatakan bahwa mereka juga akan mengirim pesawat untuk membawa pulang warganya. Kasus virus corona secara global meningkat jadi hampir 6.000 kasus infeksi, melebihi wabah SARS pada 2002 yang menewaskan sekitar 800 orang.
Foto: imago images/Kyodo News
WHO keluarkan status darurat kesehatan global
30 Januari, WHO menyatakan virus corona jenis baru sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dilakukan untuk melindungi negara-negara dengan "sistem kesehatan yang lebih lemah." Namun, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan dan perjalanan, ia menyebut hal itu sebagai "gangguan yang tidak perlu."
Foto: picture-alliance/KEYSTONE/J.-C. Bott
Tim penjemput WNI diberangkatkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu (01/02), melepas keberangkatan tim penjemput WNI yang ada di kota Wuhan, Hubei, Cina. Retno sebut ada 245 WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Tim penjemput menumpangi pesawat Batik Air. Ada 42 orang dalam tim penjemput yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI dan kru Batik Air.
Foto: Reuters/Antara/M. Iqbal
Kematian pertama di luar Cina
Kematian pertama di luar Cina terkait dengan virus corona jenis baru dilaporkan terjadi di Filipina pada 2 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 44 tahun dan telah melakukan perjalanan dari Wuhan ke Manila sebelum akhirnya jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Ia kemudian dilaporkan meninggal di rumah sakit karena pneumonia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
238 WNI dari Wuhan tiba di Natuna
Minggu (02/02), sebanyak 238 WNI tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ada 7 orang yang batal diterbangkan ke tanah air karena sejumlah alasan - 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan Cina. Masa observasi dijalankan selama 14 hari. Presiden Jokowi sebut Natuna dipilih sebagai tempat observasi karena dinilai sebagai pulau yang paling siap.
Foto: Reuters/Antara Foto
Rumah sakit selesai dibangun dalam waktu 10 hari
Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Api Dewa), selesai dibangun hanya dalam waktu lebih dari satu minggu. Rumah sakit akhirnya resmi dibuka pada Senin (03/02). Rumah sakit ini bertujuan menggunakan campuran obat-obatan dari barat maupun obat tradisional Cina untuk mengobati mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)