1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

080811 USA Finanzen

8 Agustus 2011

Menteri Keuangan AS Tim Geithner tetap bertahan di jabatannya. Minggu lalu, banyak pihak memperkirakan ia akan segera mundur. Tapi Obama tetap mempertahankan Geithner. Pasar bursa saham di Asia terus terpuruk.

Gambar simbol anjloknya bursa saham akibat krisis utang Amerika SerikatFoto: Fotolia/Dan Race

Di tengah situasi tidak tentu di bursa saham internasional, setidaknya ada satu kepastian. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mempertahankan menteri keuangannya, Tim Geithner.

Tetap Bertahan

Sekalipun makin banyak kritik yang diarahkan kepada Tim Geithner, ia tetap akan menjabat sebagai menteri keuangan. Tim Geithner sudah sejak awal bergabung dalam tim ekonomi Obama. Penasehat-penasehat ekonomi lain sudah banyak yang mundur.Geithner adalah orang terakhir yang masih bertahan dalam tim Obama.

Ia seorang pengeritik keras lembaga-lembaga rating seperti Standard & Poors, atau S&P. Ketika S&P menurunkan rating kredit Amerika Serikat, Geithner menuduh mereka melakukan kesalahan dalam perhitungan. Ternyata, memang ada salah hitung dalam analisa S&P.

Hal itu diakui oleh David Peers dari S&P. Namun ia bersikeras, kesimpulan akhir mereka tetap benar. "Kami membuat perhitungan baru, setelah berbicara dengan Kementerian Keuangan. Ternyata hasilnya tidak berubah. Sekalipun di kongres sudah ada kesepakatan mengenai pagu hutang minggu yang lalu, hutang Amerika Serikat tetap akan membengkak. Ini mungkin akan berlangsung sampai sepuluh tahun ke depan."

Bursa Saham Anjlok

Dengan cemas para pelaku pasar di Amerika Serikat mengikuti perkembangan bursa saham yang dibuka pada akhir minggu. Rata-rata indeks saham merosot empat sampai enam persen. Bursa saham Asia juga menunjukkan penurunan tajam.

Ahli ekonomi di lembaga konsultan Moodys, Marc Sandy, memperkirakan, bursa saham di Amerika Serikat akan ikut anjlok pada hari Senin (08/08). Tapi pengamat ekonomi dari stasiun siaran CNN, Alison Kosik menerangkan, mungkin juga perkembangannya lain. "Di Wallstreet orang berpikir, sekarang semua sudah terjadi. Artinya, tidak ada lagi ketidak jelasan. Sekarang orang bisa berbisnis lagi. Itu mungkin yang akan terjadi."

Juga ahli ekonomi Marc Sandy dari Moodys masih optimis. Paling lambat akhir minggu ini, penurunan peringkat kredit Amerika Serikat sudah tidak punya pengaruh besar lagi pada harga saham.

Ketidakpastian

Tapi banyak pelaku pasar yang memang masih bingung, bagaimana perkembangan selanjutnya. Banyak perusahaan investasi yang ragu menjual obligasi Amerika Serikat, sekalipun peringkatnya sudah turun.

Mohammed El Erian, direktur perusahaan investasi Pimco mengaku, ia sendiri masih belum tahu ke arah mana pasar akan bergerak. ”Kolega-kolega saya sedang berbicara dengan para investor dan bertanya, apa yang ingin mereka lakukan. Kami memberi dua kemungkinan. Pertama, kami pertahankan obligasi Amerika Serikat dan mengubah peraturan kami. Atau kedua, kami menjualnya."

Pengamat ekonomi Profesor Tyler Cowen menilai, penurunan peringkat kredit Amerika Serikat pasti akan punya dampak jangka panjang. "Fakta yang penting adalah, bahwa ada pihak yang berani menurunkan peringkat kami. Ini merupakan syok bagi harga diri Amerika. Ini cara untuk mengatakan, bahwa pemerintah saat ini tidak berfungsi dengan baik."

Dan seorang analis dari Pimco berpendapat sama, "Inilah saatnya, dimana kepercayaan pada sektor ekonomi dan politik anggaran dipertanyakan. Hilangnya peringkat AAA, ini sebelumnya sulit dibayangkan. Ini akan mengubur kredibilitas Amerika Serikat."

Rüdiger Paulert/Hendra Pasuhuk

Editor: Yuniman Farid

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya