Harga saham Indonesia bergerak naik hari Kamis (10/7) setelah hampir semua perhitungan tidak resmi menunjukkan gubernur Jakarta Joko Widodo terpilih menjadi presiden Indonesia berikutnya.
Iklan
Kedua kandidat hari Rabu mengklaim sama-sama memenangkan pemilihan presiden langsung di negara demokrasi ketiga terbesar dunia ini, lewat pertarungan politik terketat sejak reformasi 1998.
Namun hasil perhitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga yang kredibel menunjukkan bahwa Joko Widodo-Jusuf Kalla menang pemilihan presiden dengan keunggulan sekitar 5 persen atas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Hasil perhitungan cepat ini mendorong Indeks Harga Saham Gabungan Jakarta melonjak lebih dari 2,5 persen pada pembukaan hari Kamis.
Perhitungan resmi versi Komisi Pemilihan Umum akan diumumkan pada 22 Juli mendatang.
Para investor sejak awal mengharapkan kemenangan gubernur Jakarta, calon presiden serius pertama yang bukan bagian dari era Suharto, dan melihatnya sebagai seorang reformis dan pemimpin yang bersih, di negara yang menurut catatan Transparancy International, masuk sebagai salah satu negara paling korup di dunia.
Prabowo, bekas jenderal dari era Suharto dan punya beban tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu, dilihat kurang bersahabat dengan investor asing.
Kedatangan Presiden dan Harapan Baru
Didampingi Jusuf Kalla, 20 Oktober 2014, Joko Widodo dilantik untuk memimpin pemerintahan Indonesia. Harapan besar bangsa harus ditunaikan oleh Jokowi.
Foto: picture-alliance/AP/Achmad Ibraham
Jokowi dan Salam Tiga Jari buat Indonesia
Kepadanyalah Indonesia berharap. "New Hope," tulis majalah Time di sampul terbitan terbarunya yang dilatari wajah Joko Widodo, Presiden RI ke-7. Kehadirannya di kancah politik nasional dinilai membawa angin segar. Setidaknya ia bukan bagian dari elit politik lama yang tidak pernah benar-benar terbebaskan dari masa lalu di jaman Soeharto.
Foto: picture-alliance/AP/Achmad Ibraham
Yang Lama dan Baru
Presiden RI ke 6, Soesilo Bambang Yudhoyono, sempat berpesan kepada semua jajaran pemerintah agar mendukung presiden yang baru, sebelum meninggalkan Istana Negara. Keduanya terlihat akrab, kendati upaya terakhir Jokowi mendesak pemerintahan SBY agar menaikkan harga BBM kandas beberapa bulan silam.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
Sang Presiden dan Ibu Negara
Bersama isterinya, Iriana Widodo, Jokowi tampil untuk pertama kali sebagai pasangan kepala dan ibu negara. Upacara pelantikan di Senayan sendiri dihadiri oleh sejumlah perwakilan negara-negara sahabat, antara lain Malaysia, Australia, Brunei, Amerika Serikat dan Jepang.
Foto: Oscar Siagian/Getty Images
Menyemut di Bunderan HI
Kerumunan massa memadati jalan Sudirman dan Thamrin buat menyambut presiden baru Indonesia. Perjalanan Jokowi dan JK berlangsung lambat lantaran iring-iringan kendaraan kepresidenan mengikuti arus massa.
Foto: picture-alliance/dpa/Adi Weda
Berkuda Menemui Rakyat
Pasangan terpilih Jokowi dan Jusuf Kalla diarak dengan menggunakan delman ke Monumen Nasional seusai acara pelantikan di gedung MPR/DPR. Meriahnya pesta rakyat di jantung ibukota itu memicu kekaguman mantan Wakil Presiden Boediono. "Antusiasme-nya sangat tinggi. Lain dari 2009," kala ia dilantik. ujarnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Adi Weda
Harapan baru
Sebelumnya, majalah Time tak mau ketinggalan. Majalah internasional itu menampilkan Jokowi dalam sampul depan dan mengangkat kisah presiden pertama Indonesia yang bukan dari kalangan militer dan oligarki sejak rezim Orba runtuh itu.
Foto: time.com/Photograph by Adam Ferguson for TIME
Akhir pertempuran?
Untuk pertama kalinya sejak pemilu presiden yang berlangsung sengit, Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas kemenangan Joko Widodo dan berjanji untuk mendukung pemerintahannya selama kebijakannya sejalan dengan "kepentingan bangsa dan rakyat."
Foto: Reuters/Beawiharta
Dari Tukang Mebel menuju Istana Negara
Joko Widodo, alias Jokowi, menempuh perjalanan panjang sejak menekuni profesinya sebagai pengusaha mebel. Berawal dari kota Solo, dimana ia terpilih untuk dua periode jabatan, Jokowi kemudian merambah Jakarta berbekal dukungan Partai PDIP, Gerindra dan tingkat elektabilitas yang tinggi. Kemenangannya di Jakarta membuahkan popularitas yang meroket di tingkat nasional.
Foto: Reuters
Suara Kecil Antarkan Jokowi ke Istana
"Jokowi adalah Kita," bunyi kampanye yang ramai di Media Sosial. Ucapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Jokowi, yang sering tampil sederhana dan tak jengah berbaur dengan penduduk biasa, banyak mendapat dukungan dari kelompok masyarakat menengah bawah. Program asuransi kesehatan dan pendidikan yang diusungnya menemukan gaung di kelompok ini.
Foto: AFP/Getty Images
9 foto1 | 9
Sejarah telah dibuat
Hasil resmi pemilu akan diumumkan dua minggu lagi. Bahkan jika Jokowi dinyatakan sebagai pemenang, Prabowo masih bisa menggugat hasil akhir itu ke Mahkamah Konstitusi, yang prosesnya akan memakan waktu hingga berpekan-pekan.
Di tengah kecemasan bahwa persaingan yang ketat itu bisa menyebabkan kerusuhan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Rabu malam menemui kedua kandidat di kediaman resminya dan menyerukan kepada mereka untuk menunggu hasil resmi sebelum menggelar perayaan kemenangan.
“Kami menyerukan kepada semua anggota partai dan sukarelawan agar tidak menyelenggarakan pawai, lebih baik melakukan doa syukur,” kata Jokowo setelah bertemu dengan presiden.
Namun euforia diantara para pendukungnya tampak jelas.
Rabu malam, ia memberikan pidato kemenangan di sebuah taman Jakarta Pusat, mengatakan kepada ribuan pendukungnya yang mengibarkan bendera: ”Sejarah telah dibuat – ini adalah babak baru bagi Indonesia.”
Sejumlah lembaga jajak pendapat, yang dikenal akurat memperkirakan hasil perhitungan cepat, menempatkan Jokowi unggul empat hingga lima persen dibanding saingannya Prabowo.
Namun, Prabowo, 62, berkeras bahwa lembaga survei yang dipakai oleh kubunya menunjukkan dirinya unggul tipis. Ia merujuk kepada tiga lembaga survei yang kurang dikenal.
Prabowo menyampaikan pidato berapi-api hari Rabu malam, menyerukan kepada rakyat untuk menghormati hasil resmi dan memperingatkan: ”Jangan pernah berpikir bahwa kami lemah, jangan pernah berpikir kami bisa diinjak-injak.”
Sekitar 190 juta orang mempunyai hak suara dalam pemilihan presiden. Pemungutan suara berlangsung lancar di seluruh negeri. Tidak ada laporan mengenai gangguan besar atas pemilu.