Berkaca Kejadian di AS, Jerman Tingkatkan Keamanan Parlemen
8 Januari 2021
Presiden parlemen Jerman mengatakan pihaknya akan meningkatkan keamanan di parlemen nasional setelah penyerbuan Gedung Capitol AS oleh pengunjuk rasa.
Iklan
Presiden Parlemen Jerman, Wolfgang Schäuble, pada hari Kamis (07/01) mengatakan para pejabat akan memeriksa perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan parlemen di Jerman setelah peristiwa penyerbuan Gedung Capitol AS.
Pihaknya mengatakan bahwa Schaüble akan memeriksa "kesimpulan apa yang harus ditarik dari (peristiwa) ini untuk perlindungan Bundestag," demikian pernyataan majelis merujuk peristiwa di Washington.
Pemerintah Jerman telah meminta kedutaan besarnya di Washington memberikan laporan tentang bagaimana "tindak kekerasan bisa terjadi di Capitol."
Diharapkan pemeriksaan tersebut akan melibatkan konsultasi dengan perwakilan keamanan dari berbagai partai politik di parlemen, serta negara bagian Berlin dan Kementerian Dalam Negeri Jerman.
Kanselir Angela Merkel mengatakan peristiwa yang terjadi di Washington DC telah membuatnya "marah dan sedih," dan bahwa Presiden Donald Trump turut bertanggungjawab karena tidak mengakui kekalahan dalam pemilihan presiden akhir tahun lalu.
Namun, revisi keamanan di Bundestag tidak hanya dipicu oleh peristiwa di Washington. Keputusan itu juga terjadi setelah demonstran yang menentang pembatasan virus corona mencoba menyerbu gedung parlemen Jerman, Reichstag, pada Agustus tahun lalu. Para pengunjuk rasa juga kembali mencoba menerobos gedung pada November, memicu pertanyaan tentang tingkat keamanan di sana.
Foto-foto Saat Massa Pendukung Trump Menyerbu Gedung Capitol AS
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung DPR AS dalam upaya membatalkan kekalahan Trump. Foto-foto berikut ini menggambarkan insiden penyerbuan di Gedung Capitol saat perusuh bentrok dengan pasukan keamanan.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi
Massa pendukung Presiden AS Donald Trump bentrok dengan aparat keamanan di depan Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari. Kongres AS sedang mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan 306-232 Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Trump.
Foto: Stephanie Keith/REUTERS
Demonstran yang marah menyerbu Gedung Capitol
Awalnya, pendukung Trump yang agresif berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS. Namun, mereka akhirnya mencoba menerobos masuk ke dalam gedung dan polisi gagal menahan massa yang marah.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Pendukung Trump menerobos masuk
Massa pendukung Trump yang marah menerobos Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, saat Kongres mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dari hasil Electoral College atas Presiden Trump.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas keamanan Gedung Capitol berjaga penuh
Petugas keamanan Gedung Capitol AS berjaga penuh saat menangani kerusuhan ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber, ruangan paling inti, tempat para legislator berkumpul untuk meratifikasi pemungutan suara Electoral College.
Foto: J. Scott Applewhite/AP Photo/picture alliance
Petugas keamanan menahan para perusuh
Petugas keamanan mencoba menahan para perusuh yang berada di lorong di luar ruang Senat. Sementara, para anggota parlemen dibawa ke tempat aman.
Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance
Mengambil alih ruang Senat
Setelah berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, seorang pengunjuk rasa berlari ke tengah ruang Senat dan meneriakkan "Kebebasan!"
Foto: Win McNamee/Getty Images
Perusuh menyerbu ruang Senat
Seorang perusuh berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, dan melompat dari atas galeri umum ke ruang Senat.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Anggota parlemen berlindung di House Chamber
Para anggota parlemen dengan panik mencari tempat berlindung di ruang galeri DPR, saat para pengunjuk rasa mencoba menerobos masuk. Menurut seorang jurnalis Gedung Putih, para anggota parlemen diberi masker gas yang berada di bawah kursi.
Foto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance
Pengunjuk rasa menduduki kantor anggota parlemen
Massa pendukung Trump mengambil alih kantor yang telah dikosongkan. Anggota parlemen berhasil dibawa ke tempat aman.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Petugas tak berhasil menahan
Polisi dan petugas keamanan Gedung Capitol gagal menahan pengunjuk rasa yang menerobos masuk ke Rotunda dan kantor anggota parlemen. Seorang pria bahkan memboyong podium yang biasa digunakan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi untuk berpidato.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas menembakkan gas air mata
Petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh di luar Gedung Capitol.
Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP/Getty Images
Ledakan di luar Gedung Capitol
Sebuah ledakan terjadi di luar Gedung Capitol ketika polisi berusaha menghalau laju massa pendukung Trump. Kepolisian Washington dan Garda Nasional telah dikerahkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Foto: Leah Millis/REUTERS
Upaya membubarkan pengunjuk rasa
Petugas Garda Nasional dan kepolisian Washington DC dikerahkan ke Gedung Capitol untuk membubarkan pengunjuk rasa. Jam malam di seluruh kota diberlakukan dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. (Ed: pkp/rap)
Penulis: Kristin Zeier
Foto: Spencer Platt/Getty Images
13 foto1 | 13
Refleksi peristiwa di Jerman
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas membuat perbandingan antara perisitiwa penyerbuan Gedung Caiptol AS pada hari Rabu (06/01) dengan upaya para demonstran anti-lockdown yang mencoba menerobos gedung parlemen di Berlin. Dia juga menyinggung serangan teror sayap kanan mengerikan di kota-kota Jerman yakni Halle dan Hanau sebagai alasan merasa benar sendiri untuk menuding AS tanpa memikirkan masalah yang sebenarnya ada lebih dekat.
Iklan
"Bahkan di sini, di Hanau, Halle, di tangga Reichstag, kami harus mengalami bagaimana agitasi dan kata-kata yang menghasut berubah menjadi tindakan kebencian," kata Maas.
Maas juga menyebutkan peristiwa di Reichstag dalam tanggapan awalnya terhadap kerushan Rabu (06/01) malam dalam sebuah cuitannya yang menarik perbandingan antara keduanya. Dia berkata: "Kata-kata menghasut berubah menjadi tindakan kekerasan - di tangga Reichstag, dan sekarang di #Capitol."
Anggota parlemen dari partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD), beberapa di antaranya turut serta dalam demonstrasi skeptis virus corona yang semakin agresif, telah dituduh mengundang pengunjuk rasa ke gedung parlemen Jerman yang kemudian melecehkan anggota parlemen lainnya.
AfD pada hari Kamis (07/01) merilis pernyataan yang menyangkal adanya hubungan dengan protes di depan gedung Reichstag tahun lalu, dan menuduh orang lain berusaha menggunakan peristiwa terbaru di AS untuk kepentingan politik.
"Siapa pun yang menyamakan kerusuhan di Washington dengan demonstrasi yang terjadi di depan gedung Reichstag di Berlin, dan yang menuduh keterlibatan partai kami untuk peristiwa tersebut, menyalahgunakan peristiwa anarkis untuk tujuan politik di Jerman," kata elite partai dalam sebuah pernyataan.