Apa Itu ‘Pingdemic’ yang Kacaukan Suplai Makanan di Inggris?
23 Juli 2021
Aplikasi peringatan COVID-19 di Inggris telah mengacaukan suplai makanan di jejaring supermarket besar negara itu. Rak-rak di supermarket nyaris kosong. Bagaimana bisa?
Iklan
Sejumlah supermarket kenamaan di Inggris pada hari Kamis (23/07) melaporkan adanya 'wabah pingdemic' yang telah membuat pasokan makanan di negara itu kacau balau. Apa pula itu?
Surat kabar setempat pun di halaman depannya memuat foto rak-rak supermarket yang telah kosong. Pada saat bersamaan muncul informasi bahwa sedikitnya 600.000 pekerja sektor retail di Inggris telah diminta untuk mengisolasi diri, menurut data resmi pemerintah.
Istilah pingdemic sendiri berasal dari bunyi aplikasi resmi Layanan Kesehatan Nasional Inggris yang akan memperingatkan para pengguna dengan bunyi "ping" ketika mereka melakukan kontak dengan kasus positif virus corona. Para pengguna aplikasi ini otomatis menerima pesan yang menyarankan mereka untuk mengisolasi diri di rumah selama 10 hari.
Kritikus mengatakan teknologi aplikasi tersebut terlalu sensitif, dan telah salah memerintahkan ribuan pekerja untuk dikarantina.
Pihak berwenang di Inggris mengakui bahwa banyak orang telah menghapus aplikasi tersebut guna menghindari gangguan itu.
Jaringan supermarket dibuat kacau
Sainsbury's, supermarket terbesar kedua di negara itu berdasarkan omzetnya, mengatakan stafnya berusaha mengisi kembali rak-rak kosong di supermarket itu "secepat mungkin."
Sementara supermarket pengecer berdiskon, Iceland, mengatakan telah menutup sejumlah toko mereka karena kekurangan staf.
Jaringan supermarket lain yakni Co-op mengatakan "kehabisan beberapa produk", sementara pengecer asal Jerman yang juga beroperasi di Inggris, Lidl, mengatakan situasinya menjadi "semakin sulit" dan mulai berdampak pada operasional mereka.
Semua ini terjadi setelah Asosiasi Pengolah Daging Inggris mengatakan pada hari Rabu (21/07) bahwa rantai pasokan makanan berada "tepat di ambang kolaps" sebagai akibat dari ketidakhadiran para pekerjanya.
Sejumlah SPBU juga mengalami penurunan pasokan karena kekurangan pengemudi truk angkutan barang yang juga harus mengisolasi diri ketika mereka datang dari Prancis.
Pemerintah Inggris telah berusaha untuk mengurangi tekanan pada pasokan makanan di negara itu dengan membebaskan pekerja tertentu dari aturan karantina.
Dalam pengumumannya pada Kamis (22/07) malam malam pemerintah menjabarkan rencana pengujian COVID-19 harian terhadap pekerja industri makanan. Langkah ini akan memungkinkan mereka yang dites negatif untuk terus bekerja, bahkan jika mereka telah mendapatkan peringatan "ping” untuk mengisolasi diri.
Negara dengan Kuota Vaksinasi Corona Tertinggi di Dunia
Sejumlah negara ngebut melakukan vaksinasi corona untuk meredam pandemi Covid-19 secara efektif. Yang mengejutkan, sejumlah negara kecil mencapai kuota vaksinasi per kapita tertinggi di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/Geisler-Fotopress
Israel Terdepan
Israel berada di peringkat paling atas sebagai negara dengan kuota vaksinasi corona per kapita tertinggi sedunia. 96% dari seluruh populasi yang jumlahnya 8,6 juta orang minimal sudah mendapat dosis pertama vaksin (posisi 08/03/21). Sukses negara Yahudi itu untuk mengerem pandemi Covid-19 mendapat acungan jempol. Kini kehidupan publik berangsur normal, tapi prokes tetap dijalankan.
Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Uni Emirat Arab di Posisi Dua
Uni Emirat Arab (UEA) menyusul di posisi kedua dengan kuota vaksinasi per kapita mencapai 62 per 100 penduduk. Sekitar 6,8 juta dari lebih 9 juta penduduk UEA sudah mendapat vaksin corona dosis pertama. UAE menggunakan vaksin Sinovac buatan Cina untuk program vaksinasi massal gratis. Saat ini Dubai mulai "roll out" vaksinasi dengan vaksin buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Getty Images/AFP/K. Sahib
Inggris
Inggris mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita pada kisaran 31 per 100 orang. Dengan jumlah populasi hampir 86 juta orang, berarti lebih dari 28 juta warga Inggris sudah mendapat vaksin corona. Aktual ada tiga jenis vaksin yang digunakan, yakni buatan BioNTech-Pfizer, Moderna dan AstraZeneca.
Foto: Victoria Jones/AFP/Getty Images
Amerika Serikat
Amerika Serikat juga ngebut memerangi pandemi Covid-19, setelah terganjal beberapa bulan oleh politik Trump. Aktual kuota vaksinasi per kapita mencapai 23,5 per 100 orang. Artinya hingga saat ini sudah lebih dari 76 juta dari total 331 juta populasi AS mendapat minimal satu dosis vaksin buatan BioNTech-Pfizer atau Moderna. Presiden terpilih Joe Biden mendapat vaksinasi sebagai aksi simbolis.
Foto: Tom Brenner/REUTERS
Serbia
Serbia, salah satu negara bekas Yugoslavia dengan populasi 7 juta orang juga ngebut dengan program vaksinasi massal. Kuotanya mencapai 22 per 100 orang (posisi 4/3/21) Menteri kesehatan Serbia, Zlatibor Loncar secara simbolis mendapat vaksinasi anti Covid-19 buatan Sinopharm, Cina di Beograd akhir Januari silam.
Foto: Nikola Andjic/Tanjug/ Xinhua News Agency/picture alliance
Chile
Negara kecil di Amerika Selatan, Chile juga melakukan vaksinasi massal dengan cepat. Negara dengan populasi sekitar 19 juta orang itu sudah mencapai kuota 19,2 per 100 penduduk. Presiden Sebastian Pinera mendaat suntikan vaksin perdana secara simbolis pertengahan Februari lalu di kota Futrono. Vaksin yang digunakan adalah Sinovac buatan Cina.
Bahrain menjadi negara di kawasan Teluk berikutnya yang mencatatkan kuota tinggi vaksinasi corona dengan 17,8 per 100 orang. Registrasi vaksinasi di negara kecil berpenduduk sekitar 1,6 juta orang itu dilakukan menggunakan aplikasi mobile. Vaksinasi menggunakan dua jenis vaksin dalam program ini, yakni vaksin buatan Sinopharm dan buatan BioNTech-Pfizer.
Foto: Imago/Sven Simon
Denmark
Denmark negara kecil di Eropa dengan populasi 5,8 juta mencatatkan kuota vaksinasi corona per kapita 11 per 100 warga. Jika dilihat angka mutlaknya relatif kecil, hanya sekitar 600 ribu warga yang mendapat vaksinasi. Tapi dilihat dari kuota per total populasi angka itu cukup tinggi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapat vaksin Sinovac buatan Cina saat memulai kampanye vaksinasi massal di Ankara pertengahan Januari silam. Saat ini kuota vaksinasi di Turki mencapai sekitar 11 dari 100 warga di negara dengan populasi 82 juta orang itu.
Foto: Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/REUTERS
Jerman
Jerman belakangan catat pertambahan kasus covid-19, menjadi lebih dari 2,5 juta orang dan lebih dari 72.000 korban meninggal. Walau vaksin BioNTech berasal dari Jerman, namun pembagiannya tergantung Uni Eopa. Jerman baru mencatat 7,9% vaksinasi corona bagi 83 juta penduduknya. Strategi vaksinasi dikritik sebagai amat lamban dan kurang efektif. Penulis Agus Setiawan (as/pkp)
Foto: Markus Schreiber/AP Photo/picture alliance
10 foto1 | 10
Ratusan ribu orang, termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, harus mengasingkan diri selama 10 hari setelah diberi tahu oleh aplikasi tes dan pelacakan Layanan Kesehatan Nasional bahwa mereka telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang dites positif terkena virus.
Iklan
Pemerintah mengatakan tidak akan memperbaiki aplikasi
Perwakilan pemerintah Inggris yang mengawasi dunia bisnis, Kwasi Kwarteng, mengatakan kepada media Sky News bahwa pemerintah "sangat prihatin" tentang situasi tersebut tetapi ia membantah bahwa rak-rak supermarket kosong.
Pemerintah juga menolak untuk mengubah teknologi aplikasi karena kekhawatiran akan meningkatnya infeksi. Di Inggris, rata-rata sebanyak 50.000 kasus baru dilaporkan setiap harinya.
Upaya vaksinasi di Inggris adalah salah satu yang tercepat di dunia dengan sekitar 88% orang dewasa menerima dosis pertama, dan hampir 70% kini telah divaksinasi lengkap. Meskipun beban kasus sangat tinggi, tingkat kematian terkait COVID-19 di Inggris hingga Rabu cukup rendah, yakni 73 kasus.