Pasukan Presiden Basyar al-Assad cetak kemenangan terbesar mereka dalam perang di Suriah. Pasukan pemerintah menolak gencatan senjata dan mendesak pemberontak melarikan diri dari benteng terakhir mereka di Aleppo.
Iklan
Tentara Suriah dan sekutu-sekutunya mereguk kemenangan kunci di Aleppo, Suriah, hari Selasa (6/12). Pasukan Presiden Basyar al-Assad tersebut memukul mundur pasukan pemberontak dari markas terakhir mereka di Kota Tua Aleppo.
Organisasi yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), mengatakan tujuh kabupaten kini diduduki pasukan rezim, termasuk daerah Shaar yang strategis dan "kawasan paling penting di jantung Aleppo timur." Lembaga pengawas itu mengatakan, pemberontak yang sedang dipaksa untuk melawan "perang pengikisan" bersumpah untuk tidak pernah menyerah meski potensi kemenangan semakin berkurang.
Kemudian pada hari Rabu (7/12), SOHR mengumumkan bahwa pasukan pemerintah memang telah merebut kembali semua kota tua, tapi berita tersebut belum dikonfirmasi oleh sumber-sumber dari pihak militer.
Pemberontak kemudian mengusulkan lima hari gencatan senjata "segera" karena mereka telah menyerahkan wilayah yang mereka andalkan sejak 2012. Kelompok oposisi menyerukan evakuasi 500 warga sipil yang didukung PBB, sebab banyak di antaranya memerlukan perawatan medis yang mendesak. Menurut kantor berita Jerman, DPA, pemerintah Presiden Assad menolak untuk menyerah dan mengatakan "jika mereka tidak meninggalkan tempat, kami akan melanjutkan serangan kami."
Lima Penyebab Pemberontak Aleppo Kalah
01:16
AS dan Rusia Saling Tuduh Tarik ulur
Serangan baru yang dilancarkan Assad mengundang kritik internasional berat yang menganggap tindakan itu telah memperburuk krisis kemanusiaan. Puluhan ribu warga kota terperangkap di antara pihak yang bertikai, dan tidak bisa menerima bantuan makanan yang sangat dibutuhkan atau obat-obatan.
Namun kekuatan Barat yang bertugas hadir dengan rencana perdamaian di Suriah telah terperosok dalam perbedaan pendapat, sehingga menghentikan proses perdamaian.
"Kami telah mencoba untuk menemukan cara untuk mendudukkan kelompok-kelompok bertikai di meja perundingan ... tapi Assad tidak pernah menunjukkan kesediaan tersebut," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussel pada hari Selasa (6/12). AS juga menuduh Moskow dan Beijing mengulur-ulur berakhirnya konflik dengan menolak usulan Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (5/12) yang ingin menyerukan gencatan senjata selama tujuh hari.
Di lain pihak, Menlu Rusia Sergei Lavrov, mengatakan Assad telah menyatakan kesediaan untuk membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang, dan menuding bahwa resolusi itu merupakan upaya AS untuk membeli waktu bagi untuk kaum pemberontak moderat: "Sepertinya ada upaya untuk mengulur waktu agar pemberontak memiliki nafas, mengambil jeda dan mengisi kembali cadangan mereka," kata Lavrov. Dia menambahkan bahwa meskipun pembicaraan damai telah direncanakan di Jenewa pekan ini, "diskusi serius dengan mitra Amerika tidak berfungsi."
'Armagedon' di Aleppo
Kota Aleppo di Suriah jadi "neraka" diluluhlantakkan serangan udara pasukan pemerintah Suriah dibantu Rusia bulan September 2016. Kehancuran luar biasa yang ditimbulkan dapat disimak dalam galeri foto ini:
Foto: Reuters/A. Ismail
Luluh lantak
Seorang pria berjalan di antara reruntuhan gedung-gedung di kawasan al Qaterji, Aleppo yang hancur luluh akibat serangan udara saat pecah pertempuran antara pasukan pemerintah melawan kaum pemberontak..
Foto: Reuters/A.Ismail
Kota membara
Seorang pria berjalan melewati kepulan asap dari sebuah bis yang terbakar, akibat serangan udara di kawasan Salaheddin yang dikuasai pemberontak. Perserikatan Bangsa-bangsa menyatakan, dalam tahun-tahun terakhir, ini adalah serangan terburuk yang pernah dilakukan dalam menghancurkan sebuah kota.
Foto: GettyImages/AFP/A. Alhalbi
Korban cedera dan tewas terus berjatuhan
Pekerja bantuan Suriah bersama warga setempat bergotong royong mengangkut tubuh korban serangan di Salaheddin..
Foto: GettyImages/AFP/A. Alhalbi
Apa yang tersisa?
Usai serangan, warga di distrik Bustan al Qasr memeriksa kerusakan yang terjadi akibat pertempuran dan mencari sesuatu yang masih bisa diselamatkan. Foto diambil anggota Helm Putih.
Foto: Picture-Alliance/dpa/Syrian Civil Defense White Helmets
Lahan pun amblas
Anak-anak melewati lahan yang amblas di kawasan Muyeser setelah pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan udara.
Foto: picture-alliance/abaca/J. Al Rifai
Lubang menganga
Sebuah gedung masih berdiri tanpa atap dan didingnya berlubang besar akibat serangan udara. Penghuni gedung terpaksa menyingkir, karena bangunan senmacam ini pasti akan jadi sasaran serangan berikutnya.
Foto: picture-alliance/abaca/J. Al Rifai
Kemana mencari air?
Nyaris seluruh infrastruktur di kota kedua terbesaar Suriah itu hancur karena pertempuran sengit. Warga kini kesulitan mendapat air bersih, karena bansyak pipa air bersih hancur terkena ledakan.
Foto: Reuters/A. Ismail
Keluarga yang terporak-poranda
Makin banyak warga terpaksa meninggalkan rumah kediaman mereka yang remuk redam dihantam bom dan tak ada lagi yang tersisa. Keluarga cerai berai dan kota porak poranda.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mohammed
Nyawa tak ada harganya
Pekerja bantuan Suriah bersama warga setempat bergotong royong mengangkut jenazah korban serangan tanggal 23 September 2016 di Al Marja. Di ajang pertempuran di Aleppo nyawa manusia nyaris tak ada harganya lagi.
Foto: Getty Images/AFP/A. Alhalbi
Masihkah ada masa depan?
Seorang anak di Tariq al Bab hanya mampu memandangi kerusakan di lingkungan tempat tinggalnya. Sulit membayangkan bagaimana masadepan mereka. Bahkan harapan untuk gencatan senjata-pun kini nyaris musnah.
Foto: Reuters/A. Ismail
10 foto1 | 10
Menteri luar negeri itu telah memperingatkan bahwa pemberontak akan "dibasmi" , jika mereka menolak untuk menarik semua pasukan mereka dari Aleppo timur. Moskow yang bergabung Damaskus, menolak permohonan para pemberontak 'untuk gencatan senjata.
Merkel: Ambivalensi Barat ini ‘memalukan‘
Berbicara kepada para delegasinya di konferensi Partai Uni Kristen Demokrat (CDU), hari Selasa (6/12), Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut situasi di Aleppo "memalukan", terutama dalam kegagalannya untuk membuat koridor yang aman bagi warga untuk menerima bantuan kemanusiaan atau mengungsi. Dia juga mengecam Rusia yang banyak menyebabkan jatuhnya korban sipil lewat serangan udara dalam upayanya mendukung Assad.
Sementara pasukan pemerintah Suriah memetik salah satu keuntungan yang paling signifikan dari perang yang berlangsung hampir 6 tahun tersebut, puluhan ribu warga Aleppo timur berusaha melarikan diri.
ap/vlz(rtr/afp/dpa)
Warisan Kebudayaan di Suriah Terancam
Perang saudara di Suriah semakin brutal dan akibatkan ribuan orang tewas sejak 2011. Daerah warisan budayanya juga hancur akibat pertempuran. UNESO kini berikan laporan tentang kerusakan.
Foto: Daniel Leal-Olivas/AFP/Getty Images
Tidak Ada Masyarakat Tanpa Budaya
Perang Suriah tidak hanya menyebabkan ribuan orang tewas. Warisan budayanya juga hancur akibat bentrokan yang tiada henti. Empat ribu tahun lamanya kebudayaan Babilon, Mesir, Persia, Yunani dan Roma bertemu dan meninggalkan bekas. UNESCO khwatir dengan warisan budaya negara itu, dan kembali menerbitkan laporan tentang kerusakan.
Foto: by-sa-Longbow4u
Kota Tua Aleppo Terancam
Sejak Juni 2013 UNESCO menempatkan enam monumen kebudayaan yang istimewa di Suriah pada daftar situs kebudayaan dunia yang terancam. Di antaranya kota tua Aleppo, yang hancur akibat bentrokan. Aleppo punya sejarah panjang. Di akhir abad ke-19 Sebelum Masehi, Aleppo untuk pertama kalinya muncul dalam tulisan-tulisan. Dengan lokasinya di Laut Tengah, Aleppo adalah tempat pertemuan kebudayaan.
Foto: Getty Images
Pasar Bersejarah Termakan Api
UNESCO terutama memilih kota tua Aleppo sebagai kota warisan budaya karena adanya Souk, pasar terbesar di kawasan tersebut. Dengan lahan seluas 350 hektar, pasar itu mencakup sejumlah besar jalan yang jadi pusat perbelanjaan dan ratusan kaki lima. Memang pusat kota dilindungi tembok sepanjang lima kilometer. Tetapi 2012 Souk dibakar.
Foto: AFP/Getty Images
Benteng Aleppo Diduduki
Selama perang saudara, situs warisan budaya disalahgunakan karena strategis. Misalnya benteng Aleppo, sebuah benteng bersejarah di atas bukit di tengah kota tua Aleppo. Kekaisaran Seleukia, dinasti setelah Iskandar Agung, mendirikan benteng itu tahun empat Sebelum Masehi. Juga orang Yunani, Roma, Persia, Bizantinum dan Osmania membangun tempat pemujaan di atas bukit itu.
Foto: picture alliance/Bildagentur Huber pixel
Bom di Kota Tua Damaskus
Kota tua Damaskus yang sudah dihuni sejak 4.000 tahun lalu juga bagian dari warisan budaya UNESCO. Sebelum mulainya perlawanan terhadap Bashar al Assad, kota tua ini termasuk atraksi wisatawan dengan pasar-pasar, rumah makan, gereja dan mesjid. 2013 kota tua menjadi sasaran bom.
Foto: REUTERS
Palmyra Ditembaki
Kota oase Palmyra juga terancam. Gapura kemenangan masih berdiri, tetapi beberapa lokasi arkeologis sudah dirampoki. Palmyra menjadi simbol asitektonis Suriah. Jalan utama dengan pilar-pilar Korintus, gapura kemenangan dinasti Severus dan tembok pelindung kuil dewa Baal tampak jadi sasaran tembakan.
Foto: Louai Beshara/AFP/Getty Images
Krak des Chevaliers Jadi Markas Militer
Bangunan bersejarah yang dulunya benteng tentara Eropa yang ikut Perang Salib ini juga ada di daerah perang. Tahun 1099 tentara Perang Salib untuk pertamanya tiba di puri itu dalam perjalanan ke Yerusalem. Kondisi puri itu saat ini kurang jelas. Menurut pemberontak puri dibom angkatan udara Suriah. Kabarnya puri itu digunakan Pasukan Pembebasan Suriah.
Foto: Fotolia/Facundo
Reruntuhan Amfiteater di Bosra
Laporan penghancuran semakin bertambah. Di samping Aleppo dan Damaskus, kota tua Bosra juga terancam. Amfiteater selama ini dianggap salah satu teater Roma yang paling baik kondisinya. Teater ini diubah menjadi benteng Arab di abad ke-12. Musisi dan orkestra dari seluruh dunia memuji akustiknya.
Foto: Fotolia/waj
Kota Mati di Daftar Merah
Situs yang dikenal sebagai "Kota Mati" juga tercantum dalam daftar merah. Di Jerada, di pemukiman seperti desa di Suriah utara ini berdiri banyak rumah dari masa Bizantinum. Reruntuhan bangunan antik di Jerada dalam kondisi sangat baik sebelum perang saudara mulai. Sejak bentrokan terjadi, sebagian terbakar dan sebagian dirampoki.
Foto: Creative Commons/Bertramz
Musium Dirampok
Situasi musium-musium Suriah juga dramatis. Banyak di antaranya berlokasi di daerah tempur, misalnya musium di Idlib, yang menyimpan sejumlah besar lempengan batu bertulisan dari Ebla yang tak ternilai harganya. Sejak 2011 sejumlah lempengan batu itu dipindahkan dari musium di Damaskus dan Aleppo ke tempat penyimpanan di bank negara.