Tikrit di utara Irak terus dikepung kekuatan gabungan Irak dari tiga jurusan untuk memaksa teroris Islamic State hengkang dari kota tersebut. Tapi dikhawatirkan pecah konflik sektarian jika IS kalah.
Iklan
Sekitar 30.000 pasukan reguler Irak, yang diperkuat gabungan pejuang sukarela kaum Syiah dan Sunni, memasuki hari ke-tiga terus mengepung dan menggempur posisi milisi Islamic State di kota Tikrit. Kota kelahiran Saddam Hussein yang berjarak 160 km di utara Bagdad itu dihuni mayoritas Sunni dan merupakan kota strategis penting sekaligus simbolis dalam perang melawan Islamic State.
Komandan pasukan Irak, Letnan Jenderal Abdel Amir al-Zaidi, mengatakan kepada kantor berita AFP, sasaran gempuran dari tiga arah itu adalah untuk memutus suplai logistik dan senjata terhadap teroris ISIS yang menguasai Tikrit sejak Juni 2014. "Taktik yang dilancarkan setelah ISIS kehabisan logistik dan amunisi, pasukan Irak akan menggempur posisinya dan menundukannya," ujar perwira tinggi Irak itu.
Pasukan Irak dan milisi gabungan Syiah serta Sunni dilaporkan sudah berada di gerbang kota Tikrit. Letjen Zaidi mengatakan, pasukannya berhasil merebut kembali kawasan luas di bekas provinsi Salaheddin. "Namun belum berhasil merebut kembali desa strategis penting Ad-Dawr di selatan dan Al Alam di utara Tikrit," ujar petinggi militer Irak itu.
Korban Kebiadaban Islamic State
Kebrutalan aksi kelompok Islamic State terhadap warga sipil membuat dunia merasa ngeri dan marah. Berikut beberapa aksi biadab milisi teror ini di tahun 2015.
Foto: Social media website via Reuters TV
Serangan di Paris
ISIS melancarkan sejumlah aksi teror di Paris, Perancis: penembakan di restoran, penyanderaan di gedung konser Bataclan dan serangan bom di sebuah bar dan dekat stadion sepak bola. Sedikitnya 130 orang tewas dan ratusan orang lainnya cidera akibat serangan kelompok ini.
Foto: Reuters/Ph. Wojazer
Eksekusi Massal
15 Februari 2015, dunia dikejutkan dengan video yang menunjukkan pemenggalan 21 warga Kristen Koptik Mesir. Kelompok militan Libya yang berafiliasi dengan Islamic State menangkap ke 21 warga Mesir ini pada bulan Desember 2014 dan Januari lalu.
Foto: bilderbox
Dituduh Mata-mata
9 Februari 2015, kelompok teror Mesir Ansar Bait al-Maqdis, yang pada November 2014, menyatakan bergabung dengan IS, mengeluarkan video pemenggalan delapan warga Beduin. Mereka dituduh sebagai mata-mata Mesir dan Israel.
Foto: Getty Images/J. Moore
Pejuang Kurdi
Hujam Surchi, seorang anggota pejuang bersenjata Kurdi Peshmerga (foto), terluka dan ditangkap IS saat pertempuran di Mossul, Irak, pada 6 Agustus 2014. Video pemenggalan ayah dari 11 anak ini dikelurkan IS pada 25 Januari 2015.
Foto: picture-alliance/dpa/David Ebener
Dibakar Hidup-hidup
3 Februari 2015 Teroris Islamic State menunjukan kebrutalannya dengan menunjukkan video aksi mereka membakar hidup-hidup pilot Yordania Muath al-Kasaesbeh (26) hingga tewas. Pilot pesawat tempur F-16 itu ditangkap Desember 2014 karena pesawatnya jatuh saat melakukan misi serangan ke posisi IS di timur laut Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Berupaya Menolong
Kenji Goto ditangkap IS di Suriah pada Oktober 2014, saat ia berupaya meminta pembebasan Haruna Yukawa, pekerja Jepang di Suriah. 31 januari 2015, IS mengeluarkan video pemenggalan wartawan Jepang ini.
Foto: Reuters/www.reportr.co via Reuters TV
Korban Pertama dari Jepang
Haruna Yukawa dipancung IS pada Januari 2015. Kontraktor jasa keamanan bagi pekerja Jepang di wilayah konflik ini ditangkap oleh milisi IS pada 14 Agustus 2014.
Foto: Reuters/Yuya Shino
Lewat Jejaring Sosial
17 pria warga Deir ez-Zor, Suriah, dipancung pada Januari 2015. Foto-foto aksi biadab IS ini disebarkan lewat Twitter.(Foto: kampanye IS di Twitter)
Foto: picture-alliance/AP Photo
Ribuan Korban Lainnya
Belum diketahui dengan pasti berapa jumlah keseluruhan korban kebrutalan IS, sejak kelompok teror ini bangkit di tahun 2014. Pertengahan November 2014, para pengamat memperkirakan, sedikitnya 1500 warga Suriah tewas akibat kekejaman IS.
Foto: Social media website via Reuters TV
9 foto1 | 9
Bahaya konflik sektarian
Terkait kepungan dan gempuran terhadap posisi ISIS di kota Tikrit itu, Rabu (04/03/15), Amerika Serikat melontarkan peringatan ofesif militer itu jangan sampai memicu konflik sektarian. "Amat penting diperhatikan, operasi militer ini jangan dijadikan alasan bagi balas dendam sektarian," ujar juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Peringatan keras itu beralasan dilontarkan, karena sejumlah komandan milisi Syiah menganggap oparasi tersebut merupakan kesempatan untuk balas dendam atas pembataian rausuan warga Syiah saat Islamic State berhasil merebut kota Tikrit Juni tahun silam. Dalam aksi genosida itu diduga beberapa kelompok tribal Sunni ikut ambil bagian.
Selain itu, di kalangan milisi Syiah diduga terdapat pasukan reguler Iran yang terlibat, memicu makin santernya dugaan akan dilakukan aksi balas dendam. Juga pernyataan PM Haider al-Abadi di depan parlemen ibarat mengguyur bensin ke dalam api. Ia mengatakan, warga di Tikrit diduga bersimpati pada IS. "Dalam perang ini tidak ada netralitas. Barang siapa mengatakan netral, artinya mereka memihak ISIS," ujar al-Abadi.