1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pasukan Terakhir AS Meninggalkan Irak

18 Desember 2011

Iring-iringan terakhir prajurit AS meluncur keluar dari Irak. Ini merupakan penutup penarikan pasukan AS dari negara itu dan janji kampanye Obama yang ditepati tentang mengeluarkan rakyat Amerika Serikat dari perang.

Iring-iringan militer AS dari divisi kavaleri I, tiba di Pangkalan Virginia, Kuwait, Minggu (18/12). (Foto: AP)
Iring-iringan militer AS dari divisi kavaleri I, tiba di Pangkalan Virginia, Kuwait, Minggu (18/12).Foto: dapd

Iring-iringan terakhir pasukan Amerika Serikat terlihat melintasi perbatasan Irak-Kuwait, Ahad pagi (18/12), mengakhiri keterlibatan militer negeri Paman Sam di Irak yang berlangsung hampir sembilan tahun. Kini hanya 157 serdadu AS yang masih bertugas di Irak, melatih pasukan Irak. Sementara itu sekelompok marinir AS tetap berada di Irak mengamankan misi diplomatiknya.

Konvoi sekitar 100 kendaraan militer yang membawa 500 tentara menempuh perjalanan lima jam di padang pasir Irak selatan setelah menyerahkan pangkalan Imam Ali di pinggiran kota Nasiriyah ke pemerintah setempat. Militer AS sebelumnya membayar kepala suku Syiah untuk memeriksa jalan agar mengurangi risiko bom atau serangan lainnya terhadap iring-iringan pasukan terakhir.

Invasi militer internasional pimpinan AS ke Irak Maret 2003 berhasil menggulingkan rezim Saddam Husein dan setelahnya memicu rangkaian serangan sektarian. Menurut organisasi independen Inggris, Iraq Body Count, perang di Irak menewaskan 4500 prajurit AS dan lebih dari 100.000 warga Irak. Ketika perang berkecamuk, lebih dari 170.000 serdadu AS ditempatkan di lebih dari 500 pangkalan militer di Irak.

Janji yang Ditepati

Tentara AS melakukan upacara keberangkatan brigade tempur III di Pangkalan Adder, Nasiriyah, Irak, Sabtu (17/12).Foto: dapd

Jadwal penarikan pulang militer AS disepakati Baghdad dan Washington pada tahun 2008. Dengan begitu, Presiden AS Barack Obama memenuhi janji kampanyenya. Ia dulu mengatakan, akan memulangkan pasukan AS keluar dari konflik yang diwariskan oleh pendahulunya, George W. Bush. Perang Irak merupakan perang Amerika Serikat yang terkenal kedua karena kekejamannya setelah Perang Vietnam. Perang itu merusak citra Amerika Serikat di mata dunia.

Pasukan AS meninggalkan Irak yang sedang mengalami kebuntuan politik dan ketidakpastian kekuatan struktur politik negaranya. Sabtu (17/12), blok Irakiya yang mendapat dukungan dari minoritas Sunni, memboikot parlemen sebagai protes terhadap sentralisasi pengambilan keputusan oleh Perdana Menteri Nuri al-Maliki, dari aliran Syiah. Blok itu mengatur sembilan kementerian dan belum dikeluarkan dari pemerintah kesatuan nasional Irak.

LS/AB/rtr/ap/afp

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya