Patung Hitler di museum Yogyakarta Akhirnya Disingkirkan
13 November 2017
Museum efek visual De Mata di Yogyakarta akhirnya menyingkirkan patung Hitler yang dipasang di depan foto besar kamp konsentrasi Ausswichtz untuk jadi latar belakang selfie.
Iklan
Setelah menuai kritik luas di luar negeri dan jadi bahan pemberitaan berbagai media internasional, antara lain Deutsche Welle, pengelola museum De Mata akhirnya memutuskan untuk menyingkirkan patung Hitler di depan foto besar kamp konsentrasi NAZI di Ausschwitz.
Tadinya patung Hitler itu dipasang untuk menjadi adegan latar belakang selfie para pengunjung. Ketika dikritik pertama kali, pihak museum mengatakan banyak pengunjung menyenangi adegan itu dan menolak untuk menyingkirkannya.
Pada hari Minggu (12/11), ruang tempat patung Hitler dengan foto latar belakang kamp pemusnahan kaum Yahudi, Ausschwitz kelihatan sudah kosong. Marketing Officer Musem De Mata, Warli mengatakan, patung itu sudah disingkirkan sejak hari Jumat (10/11).
Hitler diantara Darth Vader dan Jokowi
Sebelumnya, pihak museum menolak kritik dan mengatakan, hingga kini tidak ada keluhan dari pengunjung dan sosok Hitler itu salah satu yang paling populer di kalangan pengunjung. Patung Hitler itu ditempatkan diantara figur film fiksi Star Wars, Darth Vader dan Presiden Indonesia Joko Widodo.
Manajer operasi museum, Jamie Misbah, hari Sabtu (11/11) menyatakan, patung Hitler memang disingkirkan setelah ada protes dari luar negeri.
"Kami tidak ingin memicu kemarahan. Tujuan kami untuk menampilkan tokoh Hitler di museum adalah untuk mendidik,” kata Misbach sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Ini bukan pertama kalinya, gambar dan simbol Nazi di Indonesia mengundang kritik internasional. Sebuah kafe bertema Nazi di Kota Bandung, yang pelayannya mengenakan seragam coklat pasukan SS, pernah membangkitkan kemarahan di luar negeri. Kafe itu sekarang diberitakan sudah menghentikan operasinya.
Tahun 2014, video musik Ahmad Dhani yang dibuat sebagai penghormatan bagi Prabowo Subianto menjelang pemilihan presiden, juga membangkitkan kemarahan karena ahmad Dhani mengenakan seragam SS Nazi.
Siapakah Hitler?
Pertanyaan tentang "Siapakah Hilter" menjadi fokus buku Hermann Pölking dan diadaptasi menjadi film dokumentasi yang epik karena berisi kutipan pendapat dari sejumlah tokoh yang sezaman dengan Adolf Hitler.
Foto: picture-alliance/AP
Adolf Hitler Cilik (tahun 1890)
"Dia berbeda dari seluruh anggota keluarga lainnya." - Ibu Klara Hitler, dikutip oleh August Kubizek.
Foto: picture-alliance/dpa
Foto angkatan di sekolah Linz, 1900/01
"Dia sangat berbakat, tapi juga tak stabil, walaupun dia tidak bertindak kasar, dia bisa dianggap berjiwa pemberontak. Dia juga bukan pekerja keras." Dr. Eduard Huemer, guru bahasa Perancis (Adolf Hitler berada di sebelah paling kanan atas)
Foto: picture-alliance/akg-images
Potret diri Adolf Hitler
"Seluruh keluarganya menganggap Hitler bukan seorang idealis, yang suka menghindar dari kerja keras." - August Kubizek, teman sepermainan Adolf Hitler
Foto: picture-alliance/dpa
Hitler ketika berpangkat kopral pada Perang Dunia I
"Saya tak pernah bisa mengungkap apa penyebab kefanatikan Hitler membenci kelompok Yahudi. Pengalaman ketika bersama prajurit yahudi saat perang dunia tidak mungkin berkontribusi besar terhadap hal ini." - Fritz Wiedemann, Letnan di Regimen "List" (Hitler di posisi paling kiri bawah)
Foto: Getty Images
Peringatan Kudeta Beer Hall (sekitar tahun 1929)
"Tujuan mereka hanya satu: taat. Mereka bersedia dikerahkan untuk tujuan apapun, dan mampu melakukan apapun, dilatih untuk mengikuti Hilter. Sedadu berseragam coklat yang direkrut adalah mereka yang tidak puas, tidak sukses, ambisius, penuh rasa iri hati dan kebencian, dari seluruh lapisan masyarakat - yang bersedia untuk membunuh dan melakukan kekerasan." - Carl Zuckmayer, dramawan Jerman
Foto: Getty Images/H.Hoffmann
Hitler di Bayreuth (1938)
"Sebelum saya berangkat ke San Fransisco, Saya menyadari niat Hitler yang ingin mengenyahkan pasien yang tak tersembuhkan - bukan hanya yang cacat mental - ketika perang berlangsung. Sebagai alasan dia katakan: mereka adalah "mulut yang perlu makan" namun tak diperlukan." - Fritz Wiedemann, ajudan Adolf Hilter di Partai Nazi hingga 19 Januari 1939.
Foto: picture-alliance/akg-images
Albert Speer dan Adolf Hitler, 1938
"Sepanjang perang, Adolf Hitler tidak pernah mengunjungi kota yang hancur akibat bom." - Albert Speer, Menteri era Hitler bidang Persenjataan dan Produksi Perang
Foto: picture-alliance/akg-images
Hitler pasca serangan terhadap markas militer Nazi, Wolf's Lair, 1944
"Di sana saya melihat Hilter, yang menatap penuh pertanyaan atas ekspresi putus asa saya. Dengan pelan dia berkata, "Linge, seseorang telah berusaha membunuhku." Heinz Linge, pelayan Adolf Hitler.
Foto: picture-alliance
Adolf Hitler dan Hermann Göring, 1944
"Saya sadar kita kalah perang. Kemenangan mereka nyata. Saya ingin menembak kepala saya sekarang. [Tapi] kita tidak akan menyerah. Tidak akan pernah. Kita bisa jatuh terperosok. Tapi kita akan membawa seluruh dunia ikut serta." - disampaikan Hitler kepada ajudannya Nicolaus von Below pada akhir Desember 1944.
Foto: picture-alliance/dpa/Fine Art Images
Surat kabar laporkan kematian Hitler, 1945
"Kematian Hitler dianggap tak lagi bermakna. Dia seharusnya sudah tewas sejak lama. Saya bertanya-tanya berapa banyak orang yang menenangkan diri dan berpikir dia sinting." - Naomi Mitchison, penulis asal Skotlandia