Patung Puteri Duyung di Ancol yang ditutupi bagian dadanya adalah 'korban' kesekian dari sensor terhadap karya seni patung. Hal ini tak hanya berulang di Indonesia, sejumlah negara lain juga pernah melakukannya.
Iklan
Akhir pekan lalu publik kembali dihebohkan dengan sensor terhadap karya seni patung. Pihak taman rekreasi Ancol memakaikan kain yang menutupi bagian dada patung-patung Puteri Duyung yang sudah bertahun-tahun mereka miliki.
Pihak Ancol mengatakan keputusan tersebut diambil untuk mengembalikan "budaya ketimuran" dari Indonesia. "Kita orang timur, kita punya budaya ketimuran. Apa yang tidak pantas di sini, kita buat pantas”, tambahnya.
Patung yang ditutupi dengan kain berwarna emas tersebut kini telah dipindahkan ke area yang lebih sepi, sebab pengunjung kerap menarik kain tersebut dari patung.
Rika Lestari, Juru bicara Ancol juga menegaskan bahwa keputusan ini diambil tanpa tekanan dari pihak luar. "Tidak ada tekanan dari kelompok apa pun. Ancol hanya mencoba menjadi tujuan taman hiburan dan destinasi liburan bagi keluarga,” jelas Lestari.
Beragam komentar penuhi dunia maya menanggapi hal ini. Salah satunya datang dari komedian Soleh Solihun dalam sebuah cuitan.
Kasus Berulang di Indonesia
Tahun 2017 lalu, publik Surabaya juga dikejutkan dengan dibongkarnya Patung Balerina di Surabaya. Patung dua balerina lelaki dan perempuan itu dinilai mengandung unsur pornografi. Padahal patung yang berlokasi di depan Kampus Universitas Negeri Surabaya ini sudah ada selama bertahun-tahun.
Protes terhadap patung juga terjadi di tahun 2012. Patung Tugu Zapin yang merupakan ikon kota Pekanbaru mendapat protes dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau. MUI Riau menilai karya I Nyoman Nuarta ini bersifat erotis. Patung Tugu Zapin memperlihatkan seorang lelaki dan seorang perempuan yang menari tarian daerah. Protes ditujukan untuk patung perempuan.
Terjadi juga di mancanegara
Penyensoran patung juga terjadi di dunia maya. Di tahun ini, jejaring media sosial terbesar, Facebook menyensor postingan promosi pameran bertajuk "Caesar and the Rhone" dari Museum of Art and History (MAH) di Jenewa, Swiss.
Kekecewaan ini dicuitkan oleh pihak museum, dengan menyarankan agar Facebook mengganti kebijakannya untuk museum seni.
Hal serupa juga dilakukan Facebook pada 2018 lalu, Facebook menyensor foto patung yang diposting oleh Laura Ghianda. Postingan tersebut menampilkan patung perempuan telanjang, berjudul "Venus of Willendorf". Kecaman datang tak hanya dari Ghianda, namun juga dari pihak museum yang memiliki karya ini, yakni The Natural History Museum (NHM) di Wina, Austria. Facebook memiliki kebijakan untuk tidak mengizinkan postingan berbau ketelanjangan, termasuk untuk tujuan artistik dan edukasi.
Tahun 2014 lalu, patung "The Virgin Mother" karya pematung asal Inggris Damien Hirst ditutupi secara keseluruhan dengan terpal hitam. Patung setinggi 10 meter ini memperlihatkan sosok seorang perempuan mengandung tanpa busana, dengan sebagian tubuh memperlihatkan jaringan dan organ dalam tubuh. Warga di Long Island's Village, Old Westbury, AS meminta untuk menutupi patung sebab dianggap menakutkan dan memberikan "mimpi buruk" bagi anak-anak.
Sementara itu, di tahun 2002 sebuah patung perempuan "Tumbling Woman” karya Eric Fischl, yang dipamerkan di kawasan perkantoran Rockefeller Plaza, AS harus terpaksa dibongkar setelah sebelumnya sempat ditutupi. Pembongkaran patung itu berlangsung beberapa hari setelah pemasangannya. Masyarakat menilai patung itu mengingatkan akan peristiwa 11 September.
Patung-Patung Terkenal di Eropa
Patung Putri Duyung di Kopenhagen, Manneken Pis di Brussel, inilah patung dan tugu di Eropa yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Foto: picture-alliance/dpa
Putri Duyung di Kopenhagen
Patung Putri Duyung di Kopenhagen adalah patung yang paling sering difoto di Denmark. Patung ini dibuat oleh Edvard Eriksen tahun 1913 berdasarkan cerita dongeng Hans Christian Andersen. Eriksen memakai model wajah penari Ellen Price, yang bermain sebagai Putri Duyung dalam adegan teater, dan model tubuh istrinya.
Foto: Fotolia
Manneken Pis di Brussel
Patung Manneken Pis di Brussel sudah lebih tua lagi. Dibuat tahun 1619. Patung perunggu ini tingginya hanya 61 centimeter dan sudah sering dicuri. Jadi yang dipasang sekarang hanya sebuah duplikat. Sejak 1698, patung ini diberi kostum khusus pada hari-hari tertentu. Dia sudah punya kostum Elvis Presley dan Wolfgang Amadeus Mozart.
Foto: Fotolia
Bremer Stadtmusikanten (Pemusik Kota Bremen)
Bremer Stadmusikanten dibuat berdasarkan sebuah dongeng Grimm Bersaudara. Mengisahkan tentang 4 ekor binatang: ayam, kucing, anjing dan kedelai. Karena sudah tua, pemiliknya ingin membunuh binatang piaraan itu. Tetapi mereka berhasil melarikan diri dan bersama-sama mengalami berbagai petualangan. Mereka menggambarkan situasi para budak di abad ke-19.
Foto: lassedesignen/Fotolia
Patung Naga di Klagenfurt
Kebanyakan patung dan tugu berasal dari mitos pendirian kota atau negara. Demikian juga Patung Naga di Klagenfurt, Austria. Menurut kisahnya, seekor naga tinggal di rawa-rawa dan sering memakan manusia yang datang ke tempat itu. Penduduk Klagenfurt memancing sang Naga dengan seekor kerbau dan berhasil membunuhnya.
Foto: Fotolia
Romus dan Remulus di Roma
Menurut legendanya, dua bersaudara kembar Romus dan Remulus adalah pendiri kota Roma. Mereka anak dari Rhea Silvia setelah diperkosa oleh Dewa Mars. Mereka kemudian dibuang dan dipelihara oleh seekor serigala. Kisah mereka berakhir tragis. Setelah bertengkar, Romulus membunuh Remus. Nama kota Roma berasal dari nama Romulus.
Foto: Fotolia
Patung Martin Luther di Eisenach
Banyak kota di Jerman yang punya patung Martin Luther, juga kota kelahirannya Eisenach. Martin Luther menjadi terkenal sebagai reformator gereja setelah mengeritik kekuasan Paus di Roma. Dia yang pertama kali menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman.
Foto: picture-alliance/ZB
Patung Kristus di Swiebodzin
Tahun 2010 di kota Swiebodzin, Polandia, didirikan Patung Kristus yang besar. Tingginya 36 meter, dua meter lebih tinggi daripada Patung Kristus di Rio de Janeiro. Menurut pastur di Swiebodzin, dia mendapat wahyu untuk mendirikan patung itu. Tapi mungkin patung itu didirikan untuk menarik perhatian.
Foto: Fotolia
Patung Imperia di Konstanz
Patung ini tingginya sembilan meter dan mengingatkan pada Konsili Konstanz (1414-1418). Selama empat tahun, Gereja Katolik merundingkan persatuan antara gereja di Perancis dan gereja di Roma. Patung ini dibuat 20 tahun lalu dan merupakan sindiran pada konsili jaman dulu. Karena selama konsili 4 tahun itu, banyak prostitusi yang beroperasi di Konstanz.
Foto: Fotolia/VRD
Tugu Hermann di Teutoburger Wald
Pada abad ke 19 dibangun tugu peringatan Hermann di kawasan hutan dekat kota Detmold. "Hermann adalah tokoh penting untuk identitas nasional Jerman. Karena dalam Perang Varus pada abad ke 9, dia berhasil mengalahkan pasukan Romawi", kata ahli sejarah dari Musium Sejarah Jerman di Berlin.