Paus Fransiskus mengatakan akan mengganti nama Arsip Rahasia di Vatikan untuk menghilangkan konotasi negatif seputar arsip itu. Meski tidak semua, sebagian besar isi arsip tersebut telah tersedia bagi para cendekiawan.
Iklan
Pada Senin (28/10) Paus Fransiskus mengumumkan bahwa Vatikan secara resmi mengubah nama "Arsip Rahasia" yang terkenal sehingga arsip-arsip ini tidak lagi dikaitkan dengan berbagai konotasi negatif.
Kumpulan arsip-arsip yang tadinya bernama "Arsip Rahasia" ini mendokumentasikan kepausan di Vatikan selama berabad-abad. "Arsip Apostolik Vatikan" demikian arsip ini selanjutnya akan disebut oleh dunia.
Paus Fransiskus berharap bahwa perubahan nama yang dibuat melalui dekrit yang dikenal sebagai Motu Proprio ini akan membuat orang berhenti berpikir bahwa arsip ini diselubungi aura penuh kerahasiaan.
Paus mengatakan istilah "rahasia" atau "secret" sebenarnya sejak awal sudah menyesatkan karena ini timbul akibat salah tafsir dari denominasi bahasa Latin.
Bahasa Latin aslinya berbunyi "archivum secretum" dan "secretum" bisa berarti tersembunyi, pribadi, rahasia, jauh, atau terpisah. Namun, ada arti yang sangat kuat dalam nama Latin bahwa arsip tersebut bukan lah untuk semua orang.
Ungkap kontroversi Paus Pius XII
Paus Paulus V menciptakan kumpulan arsip-arsip ini sejak awal abad ke-17. Rak yang menyimpan berbagai arsip penuh informasi ini memiliki panjang gabungan 85 kilometer dan beberapa di antaranya berada di bunker bawah tanah.
Arsip tersebut memuat bahan-bahan yang berkaitan dengan pemerintah Vatikan dari abad ke-8 hingga abad ke-20. Beberapa dokumen telah dapat diakses oleh para cendekiawan sejak tahun 1881.
Mulai tanggal 2 Maret 2020, materi kontroversial pada Perang Dunia II dari masa Paus Pius XII tahun 1939-1958 juga akan tersedia bagi publik.
Paus Fransiskus berharap perubahan ini akan membantu membersihkan nama Paus Pius XII dari tuduhan bahwa dia gagal menghadapi NAZI Jerman dan rezim fasis lainnya, termasuk Italia.
Vatikan mengambil posisi netral selama Perang Dunia II. Sepanjang masa PD II, beberapa pemimpin gereja di Jerman bersuara vokal terhadap rezim. Namun secara resmi, institusi gereja Katolik dan Protestan tidak menyuarakan apa pun.
ae/vlz (AP, dpa)
Lima Tahun di Puncak Gereja Katolik: Paus Fransiskus
Sejak menjabat sebagai pimpinan GereJa Katolik tahun 2013, Paus Fransiskus mencoba melakukan reformasi dengan mencontohkan kerendahan hati. Beberapa kalangan memuji usahanya, yang lain melontarkan kritik.
Foto: picture-alliance/dpa/Agentur Andina/J. C. Guzmán
'Buona sera!' (Selamat malam)
13 Maret 2013, Uskup Agung Buenos Aires Jorge Mario Bergoglio ditetapkan sebagai Paus yang baru. Dia menyalami umat yang menunggu di lapangan Santo Petrus dengan kata-kata sederhana: Selamat malam! Sejak itu, dia tidak henti mempromosikan kerendahan hati dan pentingnya pelayanan.
Foto: Reuters
Keberpihakan pada yang lemah
Banyaknya pengungsi yang tewas dalam upaya mencapai daratan Eropa dari benua Afrika adalah "duri dalam hati," kata Paus Fransiskus ketika pertama kali berkunjung ke Pulau Lampedusa. Pada saat kunjungannya tahun 2013, ribuan migran menunggu di pulau ini untuk mendapat ijin masuk secara legal ke daratan Eropa.
Foto: AFP/Getty Images
Simbol kerendahan hati dan kesederhanaan
Paus Fransiskus menolak mobil dinas baru dan tetap menggunakan mobil tuanya yang sudah berusia 30 tahun. Dia ingin agar gereja tampil lebih sederhana dan lebih dekat kepada kaum miskin.
Foto: Reuters
Promotor perdamaian
Paus Fransiskus melihat peran dirinya sebagai pembangun jembatan dan mediator antara pihak-pihak yang bertikai. Dia membantu mediasi dalam konflik sipil di Afrika Tengah dan di Kolumbia. Dia juga mendesak Presiden AS Donald Trump untuk membangun jembatan daripada tembok di perbatasan ke Meksiko.
Foto: picture-alliance/dpa/Agentur Andina/J. C. Guzmán
Skandal pelecehan dan kekerasan seksual di gereja
Gereja tengah mengalami masa-masa sulit dengan adanya skandal pelecehan dan kekerasan seksual. Di Cile, uskup Juan Barros (foto kanan) diduga mengetahui kasus-kasus pelecehan tersebut, namun tetap diam. Paus Fransiskus menolak tuduhan-tuduhan terhadap Barros dan menyebutnya fitnah. Paus kemudian meminta maaf atas kata-katanya, namun membiarkan uskup Barros tetap menjabat.
Foto: Getty Images/C. Reyes
Kritik dari kalangan gereja
Bagi sebagian kalangan gereja, reformasi yang dilakukan Paus Fransiskus terlalu radikal. Poster yang tersebar di Roma ini menuduh Paus terlalu keras terhadap gerejanya sendiri dan tidak punya waktu untuk perbedaan pendapat di Vatikan. Beberapa orang menganggap bahasa yang digunakannya terlalu sekuler dan dia terlalu sering tampil di media.