1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialVatikan

Paus Fransiskus Mengecam 'Posisi Ideologis Gereja yang Kaku'

22 Desember 2023

Paus Fransiskus memperingatkan tentang ketidakfleksibelan ideologi Gereja Katolik yang dipimpinnya. Ia mengatakan bahwa sikap yang terlalu kaku dapat menghalangi gereja untuk melihat realitas.

Paus Fransiskus
Paus Fransiskus sering kali tampak seperti mercusuar harapan bagi kaum progresifFoto: GUGLIELMO MANGIAPANE/REUTERS

Paus Fransiskus pada Kamis (21/12) mengatakan kepada para anggota administrasi pusat Vatikan, bahwa memegang pandangan yang terlalu kaku dapat menjadi penghalang untuk memahami realitas dan bergerak maju.

Komentarnya muncul hanya beberapa hari setelah dia membuat banyak konservatif gereja marah dengan mengeluarkan deklarasi yang mengizinkan pemberkatan pasangan sesama jenis.

Persetujuan itu bertentangan dengan kebijakan tahun 2021 dari kantor doktrin Vatikan, yang melarang pemberkatan semacam tersebut karena Tuhan "tidak akan dan tidak dapat memberkati dosa."

Secara khusus Fransiskus tidak menyebutkan keputusannya dalam komentarnya pada Kamis (21/12).

Apa yang Fransiskus katakan?

Saat menyampaikan salam Natal tradisionalnya kepada anggota Kuria, Paus berkata, "Mari kita tetap waspada terhadap posisi ideologis yang kaku yang sering kali, dengan kedok niat baik, memisahkan kita dari kenyataan dan menghalangi kita untuk maju."

"Sebaliknya, kita dipanggil untuk berangkat dan melakukan perjalanan, seperti orang majus, mengikuti cahaya yang selalu ingin menuntun kita, kadang-kadang di sepanjang jalan yang belum pernah dijelajahi dan jalan-jalan baru," katanya.

"Iman Kristen, marilah kita ingat, tidak dimaksudkan untuk mengukuhkan rasa aman kita, untuk membuat kita menetap dalam kepastian religius yang nyaman, dan untuk menawarkan kita jawaban yang cepat untuk masalah-masalah kehidupan yang kompleks," tambahnya.

Pertemuan tahunan ini merupakan acara penting yang mengundang semua kardinal yang berbasis di Roma.

Bergerak maju untuk toleransi yang lebih besar

Sejak menjadi paus 10 tahun yang lalu, Fransiskus, yang berulang tahun ke-87 pada Minggu (24/12), telah mengambil beberapa langkah menuju inklusivitas yang lebih besar di Gereja Katolik, terutama dengan mengungkapkan lebih banyak toleransi terhadap komunitas LGBTI+ daripada yang sebelumnya ditunjukkan.

Namun, ia telah mencoba melakukannya tanpa membuat perubahan nyata pada ajaran moral gereja,  dalam deklarasinya pada Senin (18/12), ia menegaskan bahwa pemberkatan yang diberikan oleh para imam kepada pasangan sesama jenis tidak boleh menimbulkan kesan seperti upacara pernikahan.

Vatikan menyatakan bahwa hubungan homoseksual "secara intrinsik tidak teratur," namun mengatakan bahwa kaum gay tetap harus diperlakukan dengan bermartabat dan hormat. 

Kaum konservatif dan tradisionalis mengecam deklarasi hari Senin itu karena bertentangan dengan ajaran Alkitab tentang homoseksualitas.

bh/rs  (AP, Reuters)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW? Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!