Paus Fransiskus mengecam praktik pelecehan seksual anak-anak oleh gereja. Tiga orang uskup sedang diperiksa, katanya. Penguasa Vatikan itu berencana bertemu dengan korban dan keluarga.
Iklan
Sepanjang perjalanan kembali ke Vatikan, Sri Paus yang menggelar konfrensi pers di udara mendeklarasikan "nol toleransi" terhadap anggota gereja yang terlibat dalam pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Ia juga menguak, tiga orang uskup kini sedang disidik terkait kejahatan pedofilia. "Tidak ada hak spesial," katanya setelah menyudahi kunjungan di Timur Tengah.
Di Vatikan Paus Fransiskus berencana bertemu dengan delapan korban pelecehan seksual. Pertemuan tersebut adalah pertama kalinya dilakukan oleh seorang Paus. Selama ini keluarga korban mengritik penguasa Vatikan karena tidak mengekspresikan solidaritas personal kepada korban.
"Misa Setan"
Fransiskus mengatakan pertemuan akan digelar di sela-sela misa kudus di kediamannya di Hotel Vatikan, Roma. Menurut Uskup Sean O'Malley yang mengorganisir pertemuan tersebut, setelah misa Paus akan mengajak korban dan keluarganya bertemu empat mata.
"Dalam isu ini kita harus melangkah maju. Nol toleransi," katanya, sembari mengibaratkan pelecehan seksual terhadap anak-anak seperti "misa setan" dan "penghianatan terhadap tuhan".
Namun kelompok korban di Amerika Serikat, Survivors Network of Those Abused by Priests (SNAP) mengritik pertemuan tersebut karena dinilai "sama sekali tidak berguna".
"Kenyataan sederhana, bahwa ini cuma pencitraan, sebuah aksi simbolik yang tidak membuat kondisi anak-anak lantas membaik atau membawa angin reformasi ke dalam hirarki gereja yang diterpa skandal," kata Direktur SNAP, David Clohessy.
Sekedar Pencitraan?
Clohessy menyayangkan Sri Paus yang dianggap mampu membawa perubahan ke bidang lain seperti tata pemerintahan gereja dan keuangan, namun gagal mengentaskan skandal pelecehan seksual anak-anak oleh anggota gereja.
Sebaliknya Jaksa AS yang mewakili korban pelecehan berharap pertemuan tersebut akan bersifat "subtantif dan berguna", ketimbang cuma menjadi pencitraan saja. "Bertemu langsung dengan korban adalah momentum paling kuat buat Paus agar bisa mengerti kengerian dari kasus pelecehan seksual di gereja," ujar Mitchell Garabedian.
Sang jaksa bahkan mendesak agar Vatikan lebih sering mengorganisir pertemuan semacam itu.
Paus di Titian Politik Timur Tengah
Damai untuk Suriah, Palestina dan Israel. Dalam lawatannya di Timur Tengah, Paus Fransiskus tak jengah bersentuhan dengan isu politik yang pelik. Ia juga menemui Mufti Besar Yerusalem untuk mengungkapkan solidaritas
Foto: Reuters
Cinta dan Perdamaian
"Jantung saya berdetak - dan ia ingin mengungkap cinta," ujar Paus Fransiskus ketika mengawali lawatan pelik di Timur Tengah dan Israel. Perjalanannya kali ini dipenuhi lika liku politik. Ia menawarkan rekonsiliasi dan perdamaian.
Foto: Reuters
Uluran Tangan di Depan Kubah Shakhrah
"Saya senang bisa bertemu dengan anda, saudara saya yang muslim," ujar Paus Fransikus ketika bertemu Mufti Besar Yerusalem, Mohammed Hussein. Ia menyerukan persatuan antara tiga agama besar, Islam, Kristen dan Yahudi, demi "keadilan dan perdamaian," katanya dalam pidato.
Foto: Reuters
Doa di Tembok Ratapan
Setibanya di Yerusalem, Sri Paus menyempatkan berdoa di Tembok Ratapan. Terakhir kali seorang Paus melakukan kunjungan serupa di Timur Tengah adalah pada era Paus Paulus VI, sekitar 50 tahun silam.
Foto: Reuters
Pesan Kedamaian Bagi Palestina
Di Tepi Barat, Paus menyempatkan bertemu dengan Presiden Mahmud Abbas. Ia mengundang pemimpin dari kedua negara untuk saling bertatap muka. Dalam titian politik yang pelik, Paus mengungkapkan dukungan pada solusi dua negara, sebuah negara Yahudi Israel dan republik Arab Palestina.
Foto: Ahmad Gharabli/AFP/Getty Images
Meratapi Kengerian Manusia di Yad Vashem
Di tugu peringatan Holocaust, Yad Vashem, Paus Fransiskus mengenang "tragedi tak terukur" dan menyerukan "jangan pernah lagi, ya tuhan!" Ia mengingatkan kerusakan yang bisa disebabkan oleh manusia, yang merasa terpanggil untuk memutuskan siapa yang baik dan siapa yang jahat.
Foto: Reuters
Ciuman untuk Korban
Selama kunjungan di Yad Vashem, Sri Paus bertemu dengan beberapa korban Holocaust yang selamat. Ia berdoa agar umat manusia diselamatkan. "Berikan kami pengampunan, berikan kami keleluasaan untuk merasa malu atas kerusakan yang bisa dilakukan oleh manusia."
Foto: Reuters
Antara Katholik dan Ortodoks
Hubungan kedua kelompok belum pernah semesra, seperti ketika Paus Fransiskus bertemu dengan Patriark Bartholomaios dari gereja Ortodoks Yerusalem. Kedua pemimpin agama memang dikenal dekat. Bartholomaios adalah Patriark Konstantinopel pertama yang menghadiri upacara pengangkatan Paus Fransikus.
Foto: Reuters
Misa di Coenaculum
Paus menutup kunjungannya dengan memimpin misa kudus di Coenaculum, ruang yang diduga menjadi saksi sejarah perjamuan terakhir antara Yesus dan ke-12 muridnya.