Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa dalam empat dekade terakhir ini suhu di bumi tercatat kian panas. Bahkan, tahun ini disebut sebagai tahun terpanas kedua atau ketiga dalam sejarah.
Iklan
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada Selasa (03/12), memperingatkan bahwa data-data awal telah menunjukkan rentang waktu dari tahun 2010 hingga 2019 "sudah hampir pasti" menjadi dekade paling panas dalam sejarah.
Laporan itu muncul bersamaan dengan berkumpulnya para delegasi dunia dalam KTT Iklim COP25 di Madrid, Spanyol.
Temperatur rata-rata selama lima tahun terakhir (2015-2019) dan 10 tahun terakhir (2010-2019) "hampir pasti menjadi periode lima tahun dan satu dekade terpanas dalam sejarah"
Lautan saat ini berada pada suhu tertinggi yang pernah tercatat
2019 ditetapkan sebagai tahun terpanas kedua atau ketiga sejak 1850
Air laut saat ini 26 persen lebih asam dibandingkan dengan awal era industrialisasi
Jumlah es di Laut Arktik mendekati rekor terendah pada bulan September dan Oktober tahun ini
Tahun ini, es di Antartika menunjukkan rekor terendah beberapa kali
Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas mengatakan bahwa suhu yang semakin tinggi akan membuat gelombang panas, banjir, dan siklon tropis "lebih sering terjadi."
"Gelombang panas dan banjir yang dulunya merupakan peristiwa 'sekali dalam satu abad' sekarang menjadi lebih sering terjadi," ujar Taalas dalam sebuah pernyataan.
"Negara-negara mulai dari Bahama hingga Jepang sampai Mozambik menderita akibat topan tropis yang menghancurkan. Kebakaran hutan melanda Arktik dan Australia."
Tingkat gas rumah kaca
Buletin Gas Rumah Kaca WMO, yang diterbitkan minggu lalu, mengatakan bahwa emisi gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim di atmosfer mencapai rekor tertinggi baru.
Laporan itu mengatakan konsentrasi karbon dioksida (CO2) naik sekitar 2,3 bagian per sejuta (ppm) yaitu dari 405,5 ppm pada 2017 menjadi 407,8 ppm pada 2018, kenaikan ini lebih tinggi dari kenaikan rata-rata tahunan dari 2005-2015 yaitu 2,06 ppm.
7 Dampak Perubahan Iklim yang Tidak Pernah Anda Bayangkan
Perubahan iklim menyebabkan beberapa hal aneh terjadi, seperti berubahnya jenis kelamin bayi binatang. DW menyajikan tujuh dampak perubahan iklim yang tidak pernah Anda duga yang akan berakibat pada kehidupan di bumi.
Foto: picture-alliance/dpa
Hati-hati ledakan populasi ubur-ubur!
Meskipun ada kombinasi faktor di balik banyaknya ubur-ubur yang sampai ke tempat wisata seperti pantai Mediterania, perubahan iklim termasuk salah satunya! Suhu laut yang lebih hangat membuka daerah baru bagi ubur-ubur bereproduksi dan meningkatkan ketersediaan makanan favorit mereka, yaitu plankton.
Foto: picture-alliance/dpa
Lenyapnya kayu berkualitas
Dihargai karena kualitas suara yang superior, alat musik dawai Stradivarius asli dapat dijual jutaan dolar. Namun, perubahan cuaca ekstrem seperti badai yang luar biasa hebatnya berakibat tumbangnya jutaan pohon di hutan Paneveggio, Italia utara. Menanam kembali pohon tidak akan banyak membantu dalam jangka pendek. Sebuah pohon cemara harus berusia setidaknya 150 tahun sebelum dapat menjadi biola.
Foto: Angelo van Schaik
Kesulitan tidur
Orang-orang di kota besar akan kesulitan tidur karena kepanasan. Tahun 2050, suhu di kota-kota besar Eropa akan lebih hangat 3,5 derajat celcius di musim panas. Ini tidak hanya mempengaruhi tidur, tetapi juga suasana hati, produktivitas, dan kesehatan mental. Cara satu-satunya mengatasi ini adalah pindah ke kota kecil yang banyak tanaman hijau dan sedikit bangunan, membuat malam jadi lebih dingin.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R.K. Singh
Ancaman bagi penderita alergi
Musim semi datang lebih awal tahun ini dikarenakan suhu global yang lebih hangat. Namun fenomena ini jadi berita buruk bagi penderita alergi. Musim dingin yang sebentar membuat tanaman memiliki waktu lebih untuk tumbuh, berkembang, dan menghasilkan serbuk sari yang akan bebas berkeliaran jauh lebih awal, sehingga membuat penderita alergi menderita lebih lama.
Foto: picture-alliance/dpa/K.-J. Hildenbrand
Bakteri dan nyamuk
Tidak hanya berkeringat, panas juga dapat mempengaruhi kesehatan kita. Pada akhir abad ini, 3/4 populasi dunia diprediksi terkena gelombang panas yang berbahaya dan mematikan. Naiknya suhu berdampak pada peningkatan penyakit diare, karena bakteri lebih mudah berkembang biak dalam makanan dan air hangat. Jumlah nyamuk juga kemungkinan akan naik, seiring dengan penyebaran penyakit seperti malaria.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Schulze
Rumah-rumah hancur
Tanah di sekitar Kutub Utara semakin mencair pada bulan-bulan di musim panas. Suhu yang lebih hangat menyebabkan tanah menjadi tidak stabil dan rumah-rumah serta jalan-jalan retak dan menyebabkan lebih banyak serangga. Selain itu, jika permafrost (tanah beku) meleleh, ia akan melepaskan gas CO2 dan metana yang selanjutnya dapat memperburuk pemanasan global.
Foto: Getty Images/AFP/M. Antonov
Jantan atau betina? Tanyakan kepada ahli
Suhu mempengaruhi jenis kelamin beberapa spesies. Untuk penyu, panasnya pasir tempat telur diinkubasi menentukan jenis kelamin bayi yang baru lahir. Temperatur rendah menguntungkan penyu jantan, sementara betina berkembang lebih baik di daerah yang lebih hangat. Peneliti membuktikan bahwa lebih dari 99% tukik penyu di Australia utara sudah betina, sehingga sulit bagi spesies untuk bertahan hidup.