1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Akui Dewan Transisi Libya

Agus Setiawan16 September 2011

Sidang Umum PBB Jumat (16/9) dengan suara mayoritas besar menyepakati resolusi yang mengakui Dewan Transisi Nasional sebagai perwakilan resmi Libya..

Pemberontak terus kepung dan gempur Bani WalidFoto: dapd

Di saat pemberontak Libya terus menggempur Sirte dan Bani Walid, dua kota kubu terakhir pendukung Muammar al Gaddafi, di tatanan internasional Dewan Transisi mulai meraih pengakuan. Dengan hasil voting di Sidang Umum PBB, Dewan Transisi ke depan akan menjadi wakil resmi Libya di PBB. Juga Dewan Keamanan diharapkan segera memutuskan pelonggaran sanski terhadap Libya. Antara lain mencabut sanksi terhadap sektor perbankan dan perminyakan Libya, yang dijatuhkan di masa kekuasaan rezim Gaddafi. Dalam rancangan resolusi yang diusulkan Inggris, juga diatur pencairan uang asset negara Libya yang dibekukan enam bulan lalu, akibat aksi kekerasan yang dilancarkan Gaddafi terhadap kelompok oposisi. Selain itu, resolusinya mengizinkan pemasokan senjata dan dukungan teknis kepada pemerintahan transisi di Tripoli.

Sebuah misi PBB akan mendukung Dewan Transisi Nasional Libya dalam mempersiapkan pemilihan umum baru. Namun zona larangan terbang di atas Libya untuk sementara akan tetap dipertahankan. Juga sanksi terhadap Muammar al Gaddafi dan tokoh penting dalam rezim pemerintahannya, tetap berlaku. Gaddafi saat ini diburon dengan perintah penangkapan dari mahkamah kejahatan internasional di Den Haag.

Jurubicara dewan transisi nasional menyebutkan, hari Minggu (19/9) akan mengumumkan susunan pemerintahan transisi baru. Dalam pernyataan dari ibukota Tripoli hanya disebutkan, pemerintahan transisi akan beranggotakan 30 orang yang mewakili seluruh kelompok politik dan kawasan.

Pertempuran Masih Berlanjut

Asap mengepul akibat tembakan roket di Sirte.Foto: dapd

Sementara itu di Libya pertempuran memperebutkan dua kota kubu terakhir loyalis Gaddafi masih berkobar. Kota Bani Walid sudah dikepung rapat oleh kelompok pemberontak. Jurubicara dewan transisi Abdullah Kinshil menyatakan :  “Kota telah dikepung sepenuhnya. Tapi kami membuka jalan keluar dan tidak mencegah siapapun. Kami memberikan makanan dan minuman, dan mengantarkannya ke tempat aman. Kami memiliki sistem yang berfungsi, dan menjamin mereka tidak akan menderita.“

Jumat malam, pasukan pemberontak dilaporkan kembali mundur dari Bani Walid dan mengambil posisi sekitar 2 km dari pusat kota. Juga di Sirte pasukan pemberontak menghadapi perlawanan sengit dari loyalis Gaddafi, yang lebih terlatih dan lebih baik persenjataannya dibanding para pemberontak. Pesawat tempur NATO juga terlihat terbang berputar-putar di atas dua kota yang sedang dilanda pertempuran.

Di ibukota Tripoli, ketua dewan transisi Mustafa Abdel Jalil hari Jumat menerima kunjungan PM Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dalam pembicaraan, Erdogan menawarkan bantuannya. Jalil sementara itu juga menegaskan, model demokrasi Islam di Turki, akan menjadi teladan bagi masa depan demokrasi di Libya.

 

  

Agus Setiawan/rtr/dpa/afp/dapd/dw

Editor : Christa Foerster