Polusi emisi gas rumah kaca yang ada saat ini terlampau tinggi, menurut Laporan Kesenjangan Emisi PBB. Enam tahun ke depan dianggap kritis bagi upaya manusia mencegah kenaikan suhu melampaui 1,5 derajat Celcius.
Iklan
Ketika suhu global dan emisi gas rumah kaca mencapai rekor tertinggi, ilmuwan iklim PBB memperingatkan betapa komitmen emisi yang ada saat ini tidak cukup untuk mencegah kenaikan suhu global yang krusial untuk menghentikan dampak terburuk perubahan iklim.
Laporan Kesenjangan Emisi tahunan PBB menemukan, langkah-langkah yang dijanjikan oleh negara-negara peserta Perjanjian Paris akan menghasilkan kenaikan suhu rata-rata global antara 2,5 dan 2,9 derajat Celcius di atas suhu pra-industri pada akhir abad ini.
PBB menilai, janji untuk mencapai nol-emisi oleh negara produsen emisi "tidak kredibel." Pasalnya, tidak satu pun negara G20 yang bersedia mengurangi emisi dengan cukup cepat untuk memenuhi target tersebut. Peluang mencapai target iklim dan "membatasi pemanasan di batas 1,5 derjat Celsius hanya sebesar 14 persen,” menurut laporan tersebut.
Filipina hingga Sri Lanka, Banjir Merusak Secara Global
Peristiwa bencana mematikan seperti banjir kerap dan intensif terjadi lantaran terjadinya perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia.
Foto: AP
Sri Lanka terendam
Setidaknya tiga orang tewas saat banjir melanda Sri Lanka, sementara ibu kota Colombo mengalami dampak terparah. Banjir menyebabkan sejumlah daerah berisiko mengalami tanah longsor, sementara hujan lebat diprediksi bakal terus berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
Foto: Pradeep Dambarage/NurPhoto/picture alliance
Pakistan dilanda penyakit dan kekurangan gizi
Hujan monsun dan bajir yang tak pernah terjadi sebelumnya sebabkan lebih dari setengah juta orang di Pakistan memgungsi dan 1,700 nyawa melayang. Banjir perlahan surut, tetapi warga di Sindh dan Balochistan menghadapi risiko penyakat yang terkandung di air. Hal itu disebabkan oleh rusaknya fasiltas kesehatan, genangan air, minimnya persediaan obat hingga sedikitnya sanitasi.
Foto: Sabir Mazhar/AA/picture alliance
Banjir hal lumrah di Filipina
Di beberapa negara bagian Filipina, penyedia jasa ojek motor memodifikasi kendaraannya agar dapat bertahan akibat banjir yang terjadi berulang kali. Di Hagonoy, di luar ibu kota Manila, ketinggian hujan mencapai dua meter saat musim hujan. baru-baru ini, topan tenggelamkan desa dan daerah pertanian di bagian utara Filipina.
Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
Perubahan iklim jadi penyebabnya?
Malapetaka bencana cuaca jadi sering terjadi akibat perubahan iklim. Atmosfer yang lebih hangat menahan uap air sehingga menghasilkan curah hujan tinggi. Meskipun sulit dibuktikan berapa besar perubahan iklim berperan dalam satu kejadian, tetapi tren keseluruhannya terbukti. Korbannya, banyak negara rentan.
Foto: Sanjev Gupta/dpa/picture alliance
Apa yang bisa kita lakukan?
Agar tetap bisa memenuhi target Perjanjian Paris, manusia harus segera mengurangi emisi, setidaknya mendekati nol emisi dalam waktu 50 tahun ke depan. Negara yang berisiko perlu membangun sistem peringatan dini dan sistem penanggulangan banjir agar mengurangi dampak bencana iklim, termasuk banjir. Membuat sistem seperti ini bakal jadi fokus utama PBB dalam konferensi iklim selanjutnya.
(mh/ap)
Foto: Branden Camp/AP Photo/picture alliance
5 foto1 | 5
Stop bahan bakar fosil
Satu-satunya cara membatasi laju kenaikan suhu global adalah memangkas 42 persen dari jumlah emisi gas rumah kaca yang akan diproduksi manusia hingga 2030. Artinya, transformasi energi terbarukan harus dikebut dan semua rencana pembangunan infrastruktur energi fosil dibatalkan.
Iklan
Laporan tersebut menyerukan para pemimpin dunia untuk secara serius meningkatkan ambisi iklim demi memangkas kesenjangan emisi pada konferensi iklim PBB, COP28, di Dubai pada bulan Desember.
"Tidak ada satu orang pun atau sebuah perekonomian di planet ini yang belum terdampak oleh perubahan iklim,” kata Inger Andersen, direktur eksekutif Program Lingkungan PBB, UNEP, dalam sebuah pernyataan. "Kita harus menghilangkan kebiasaan lama, yaitu ambisi setengah hati dan tindakan yang tidak memadai, serta mulai berusaha membuat rekor lain dalam pengurangan emisi, dalam transisi yang ramah lingkungan dan adil, serta dalam pendanaan iklim.”
Untuk tetap mencapai target iklim, negara-negara perekonomian terbesar harus segera mengurangi emisi bahan bakar fosil. Analisa PBB menyebutkan, jika kita membakar semua minyak dan gas yang sedang direncanakan akan diekstraksi, suhu dunia akan meningkat melampaui batas 1,5 C.
Dampak Perubahan Iklim, Dunia Mengalami Krisis Air
Meningkatnya suhu dan gelombang panas yang ekstrem telah membuat negara-negara di seluruh dunia gersang. Bencana kekeringan melanda Cina, AS, Etiopia, hingga Inggris.
Foto: CFOTO/picture alliance
Krisis kelaparan di Tanduk Afrika
Etiopia, Kenya, dan Somalia saat ini mengalami kekeringan terburuk dalam lebih dari 40 tahun. Kondisi lahan kering menyebabkan masalah ketahanan pangan yang parah di wilayah tersebut, dengan 22 juta orang terancam kelaparan. Lebih dari 1 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena bencana kekeringan, yang diperkirakan akan berlanjut selama berbulan-bulan.
Foto: Eduardo Soteras/AFP/Getty Images
Sungai Yangtze mengering
Dasar sungai terpanjang ketiga di dunia, Sungai Yangtze, tersingkap karena krisis kekeringan melanda Cina. Permukaan air yang rendah berdampak pada distribusi dan pembangkit listrik tenaga air, dengan produksi listrik dari Bendungan Tiga Ngarai turun 40%. Sebagai upaya membatasi penggunaan listrik, beberapa pusat perbelanjaan mengurangi jam buka dan pabrik melakukan penjatahan listrik.
Foto: Chinatopix/AP/picture alliance
Hujan yang jarang terjadi di Irak
Irak yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan isu penggurunan terus berjuang mengatasi kekeringan yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut. Sebuah situs Warisan Dunia UNESCO di selatan negara itu pun telah mengering. Bencana kekeringan berkontribusi pada kontraksi ekonomi sekitar 17% dari sektor pertaniannya selama setahun terakhir.
Foto: Ahmad Al-Rubaye/AFP
Pembatasan penggunaan air di Amerika Serikat
Pasokan air Sungai Colorado menyusut setelah curah hujan jauh di bawah rata-rata selama lebih dari dua dekade. Krisis ini diyakini sebagai yang terburuk dalam lebih dari 1.000 tahun. Sungai yang mengalir melalui barat daya Amerika Serikat dan Meksiko, memasok air bagi jutaan orang dan lahan pertanian. Sejumlah negara bagian diminta untuk mengurangi penggunaan air dari Sungai Colorado.
Foto: John Locher/AP Photo/picture alliance
47% wilayah Eropa terancam kekeringan
Eropa mengalami gelombang panas ekstrem, sedikit hujan, dan kebakaran hutan. Hampir setengah wilayah benua itu saat ini terancam kekeringan, yang menurut para ahli bisa menjadi yang terburuk dalam 500 tahun. Sungai-sungai besar termasuk Rhein, Po, dan Loire telah menyusut. Permukaan air yang rendah berdampak pada transportasi barang dan produksi energi.
Foto: Ronan Houssin/NurPhoto/picture alliance
Dilarang pakai selang di Inggris
Beberapa wilayah di Inggris berada dalam status kekeringan pada pertengahan Agustus. Krisis kekeringan parah sejak 1935 melanda negara itu di bulan Juli. Pihak berwenang mencatat suhu terpanas Inggris pada 19 Juli mencapai 40,2 derajat Celsius. Penggunaan selang air untuk menyiram kebun atau mencuci mobil tidak diperbolehkan lagi selama Agustus di seluruh negeri.
Foto: Vuk Valcic/ZUMA Wire/IMAGO
Masa lalu prasejarah Spanyol terbongkar
Spanyol sangat terdampak oleh krisis kekeringan dan gelombang panas. Kondisi tersebut telah memicu kebakaran hutan hebat yang menghanguskan lebih dari 280.000 hektar lahan dan memaksa ribuan orang mengungsi. Permukaan air yang surut di sebuah bendungan mengungkap lingkaran batu prasejarah yang dijuluki "Stonehenge Spanyol".
Foto: Manu Fernandez/AP Photo/picture alliance
Beradaptasi dengan dunia yang lebih kering
Dari Tokyo hingga Cape Town, banyak negara dan kota di dunia beradaptasi mengatasi kondisi yang semakin kering dan panas. Solusinya tak harus berteknologi tinggi. Di Senegal, para petani membuat kebun melingkar yang memungkinkan akar tumbuh ke dalam, yang bisa menampung air berharga di daerah yang jarang hujan. Di Cile dan Maroko, orang menggunakan jaring yang mampu mengubah kabut jadi air minum.
Foto: ZOHRA BENSEMRA/REUTERS
Berjuang untuk tetap terhidrasi
Setelah Cape Town, Afrika Selatan, nyaris kehabisan air pada tahun 2018, kota ini memperkenalkan sejumlah langkah untuk memerangi kekeringan. Salah satu solusinya adalah menghilangkan spesies invasif seperti pinus dan kayu putih, yang menyerap lebih banyak air dibanding tanaman asli seperti semak fynbos. Pendekatan berbasis alam telah membantu menghemat miliaran liter air. (ha/yf)
Foto: Nic Bothma/epa/dpa/picture alliance
9 foto1 | 9
Peluang lewat energi terbarukan
Kabar baiknya adalah, menurut catatan PBB, energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin berkembang pesat. Di Cina, misalnya, produksi listrik dari sumber non-fosil "telah melampaui 50% dari seluruh kapasitas pembangkit, sehingga Cina mencapai target pada tahun 2025 lebih awal.”
"Kita memiliki banyak teknologi yang sudah terbukti. Teknologi ini hemat biaya dan bisa bersaing dengan bahan bakar fosil. Tapi pengadaannya harus dalam skala kecepatan yang belum pernah dilihat sebelumnya,” kata penulis utama, Anne Olhoff, kepada DW.
Menurut laporan tersebut, energi hijau tidak hanya akan menghasilkan udara yang lebih bersih dan memperlambat perubahan iklim. Ia juga bisa menjadi "peluang besar bagi negara-negara berpendapatan rendah dan menengah” untuk membuka sumber pendapatan baru dan lapangan kerja bagi masyarakat.
Sebabnya, penting bagi negara-negara miskin untuk mendapatkan dukungan "mempercepat transisi hijau dan menurunkan biaya modal," pungkasnya.
rzn/hp
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.