Menurut perkiraan PBB, India bakal memiliki penduduk terbanyak di dunia pada pertengahan tahun ini. Dua raksasa Asia, Cina dan India, akan menyumbang angka 3 miliar penduduk dari total 8 miliar penduduk dunia.
Iklan
India akan mengambil alih posisi Cina sebagai negara terpadat di Bumi dalam paruh kedua tahun ini, demikian menurut perkiraan yang diterbitkan oleh sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (19/04).
Laporan enam bulanan dari Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-bangsa (UNFPA) itu memperkirakan jumlah penduduk India bakal mencapai 1.4286 miliar di akhir Juni mendatang. Sementara Cina untuk waktu yang sama hanya akan mencapai 1.4257 miliar populasi.
Peningkatan ini akan membuat angka populasi India sekitar 3 miliar lebih besar dibanding Cina, yang mencatat tahun pertamanya tanpa pertumbuhan populasi dalam beberapa dekade pada tahun 2022.
Laporan itu juga menyebut jumlah populasi Bumi pada akhir Juni mencapai 8.045 miliar, dengan perkiraan India dan Cina menyumbang angka sekitar 2.85 miliar.
Jumlah populasi masih perkiraan
Sensus resmi terakhir di India dilakukan pemerintah pada tahun 2011, artinya jumlah populasi itu masih perkiraan. Sementara untuk Cina, data resmi terbarunya juga kemungkinan masih memiliki kesalahan.
Sensus tahun 2021 di India ditunda oleh Perdana Menteri Narendra Modi. Saat itu, dia beralasan pandemi Covid-19.
Sejak saat itu, proses sensus yang tertunda kemudian dihambat oleh masalah logistik, bahkan ada dugaan pemerintah sengaja mengulur waktu setidaknya hingga Pemilu 2024 India selesai.
5 Masalah Lingkungan Terbesar Abad Ini
Dunia hadapi 5 masalah lingkungan tebesar yang pemecahannya amat sulit. Tanpa langkah penyelamatan global, biosfer terancam musnah. Ini berarti kiamat bagi umat manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Polusi Udara
Emisi CO2 terus membebani lingkungan. Setelah revolusi industri, aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil jadi penyumbang terbesar cemaran udara. WHO melaporkan sekitar 10 persen kasus kematian pada 2012, adalah akibat dampak penyakit yang dipicu polusi udara. Foto:Shanghai diselimuti smog.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eisele
Pembabatan Hutan
Pembalakan liar dan pembabatan hutan tropis kini terjadi dengan laju menakutkan. Setiap tahun rata-rata 7,3 juta hektar hutan dibabat, untuk dijadikan pemukiman, lahan perkebunan besar, tanah pengangonan dan pertanian monokultur lainnya. Fungsi hutan sebagai paru-paru hijau dan penyimpan CO2 turun drastis dan dampaknya amat luas.
Foto: picture-alliance/dpa
Pemusnahan Biodiversitas
Manusia menjarah alam dalam tempo yang menggiriskan. Pembabatan hutan dan rebutan habitat jadi pemicu utama musnahnya biodiversitas. Juga perburuan hewan untuk perdagangan daging maupun bagian tubuh lain, yang dipercaya sebagai obat mempercepat pemusnahan biodiversitas.
Foto: DW/A. Cizmecioglu
Erosi Tanah Subur
Monokultur, pembabatan hutan, pembetonan lahan dan perubahan tata guna lahan adalah pemicu erosi tanah subur. PBB melaporkan setiap tahunnya 12 juta hektar lahan pertanian terdegradasi jadi gurun akibat erosi. PBB sejak lama menyerukan metode pertanian berkelanjutan untuk mengerem laju erosi.
Foto: CC BY-SA 2.0/Jim Bain
Tekanan Ledakan Populasi
Populasi manusia tumbuh dengan cepat. Hanya dalam waktu satu abad, jumlah populasi meningkat dari 1,6 milyar di awal abad 20 menjadi 7,5 milyar orang saat ini. Tekanan populasi jadi potensi konflik perebutan lahan dan sumber daya alam terpenting, misalnya air. PBB memperkirakan, jika tidak direm, pada 2050 pupulasi penduduk Bumi bisa mencapai 10 milyar orang. Penulis: Nils Zimmerman (as/ml)
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
5 foto1 | 5
Sejak tahun 1950, jumlah populasi india meningkat tiga kali lipat. Dari perkiraan semula hanya 360 juta orang, kini mendekati 1,5 miliar penduduk.
Kendati demikian, pengaruh ekonomi India masih terbilang kecil dibanding Cina, dengan PDB yang hampir setara dengan Inggris dan Prancis, dua negara yang memiliki demografi setidaknya 65 juta orang.
2022, tahun pertama Cina alami penurunan populasi dalam beberapa dekade
Kurva pertumbuhan populasi Cina yang meningkat dari 580 juta dalam sebuah sensus tahun 1953 menjadi 1.4 miliar di tahun 2018, telah menunjukkan tanda-tanda mendatar selama bertahun-tahun.
Pemerintah di Beijing pun dengan gamblang melarang kebijakan satu anak, yang diterapkan saat puncak pertumbuhan populasi pada tahun 2015 dalam upaya mencoba mengendalikan jumlah penduduk. Dan kemudian menetapkan batas dua anak.
Dalam hampir satu abad, populasi dunia bertambah dari 2 miliar jadi 8 miliar
Peningkatan populasi di dua raksasa Asia ini menggambarkan juga percepatan pertumbuhan penduduk dunia selama kurang dari 100 tahun.
Diperkirakan populasi dunia telah mencapai angka 2 miliar di akhir tahun 1920an, sebelum lonjakan tajam di sekitar tahun 1950 hingga 2010.
Saat ini, setidaknya ada 8 miliar manusia di Bumi. PBB memprediksi jumlah itu bakal naik sedikit demi sedikit dalam beberapa dekade menjadi 10 hingga 11 miliar sebelum akhirnya mendatar.
Pada tahun 2050, PBB memprediksi 8 negara di Asia dan Afrika bakal menyumbang lebih dari setengah pertumbuhan yang tersisa. Negara tersebut adalah Kongo, Mesir, Etiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina dan Tanzania.
Iklan
PBB singgung narasi negatif soal kelebihan penduduk
UNFPA pada Rabu (19/04) juga memperingatkan supaya tidak memandang pesatnya pertumbuhan ini secara negatif, dengan mengatakan bahwa hal ini tak lain merupakan tanda kesuksesan umat manusia saat ini.
Mereka menyebut kekhawatiran sejumlah orang "menyebabkan kecemasan dan mendorong banyak pemerintah untuk mencoba mempengaruhi tingkat kesuburan."
Mereka mengatakan, pertanyaan pentingnya adalah bukan tentang berapa banyak anak yang dimiliki seorang perempuan atau kapan, tapi soal apakah keputusan itu benar-benar miliknya. Selain itu juga ada soal sudut pandang dari perkembangan dan kemajuan.
"Hubungan antara otonomi reproduksi dan kehidupan yang lebih sehat adalah kebenaran yang tidak bisa dibantahkan," kata Direktur Eksekutif UNFPA Natalia Kanem.
Wisata Luar Angkasa: Di Luar Jangkauan Kebanyakan Penduduk Bumi
Wisata luar angkasa dimulai pada tahun 2001 oleh jutawan Italia-Amerika Dennis Tito. Puluhan tahun kemudian, wisata ini masih merupakan pelestarian dari para jutawan lainnya yang sebagian besar berkulit putih.
Foto: Joe Skipper/REUTERS
Rekor yang tak terkalahkan
Dennis Tito adalah warga sipil pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa. Tito pernah menjadi insinyur NASA sebelum beralih ke keuangan. Dia rela membayar $20 juta (284 miliar rupiah) untuk mewujudkan mimpinya itu. Awalnya sulit meyakinkan badan antariksa besar, tetapi pada 28 April 2001, Tito berhasil naik roket Soyuz dan menghabiskan enam hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Foto: picture-alliance/dpa
Di tempat kedua: Mark Shuttleworth
Turis luar angkasa pertama semuanya adalah insinyur yang kutu buku… semuanya kecuali satu pria ini. Warga Afrika Selatan Mark Shuttleworth, insinyur internet dan perangkat lunak, yang terbang setahun setelah Tito dan dirayakan sebagai warga Afrika pertama di luar angkasa. Dunia masih menunggu orang Afrika berkulit hitam pertama yang akan berhasil ke sana pula.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Grachyev
Afronaut: Mandla Maseko
Mandla Maseko, DJ dari sebuah kotapraja di Pretoria, Afrika Selatan, seharusnya menjadi "Afronaut" pertama, namun dia meninggal dalam kecelakaan di jalan pada usia 30 tahun. Maseko telah memenangkan kesempatannya melalui pihak swasta bernama Akademi Luar Angkasa Ace Apollo. Sebagai sosok yang menginspirasi, dia pernah berkata: "Lawanlah gravitasi dalam segala hal yang kamu lakukan."
Foto: Themba Hadebe/AP Photo/picture alliance
Ketiga: Gregory Olsen
Turis ruang angkasa ketiga secara “resmi” adalah ilmuwan jutawan Gregory Olsen. Olsen rela menjual perusahaanya sendiri, Sensors Unlimited, untuk membeli tiketn melalui perusahaan Space Adventures dan terbang dengan roket Soyuz Rusia. Di bawah pemilik baru Collins Aerospace, perusahaan itu menjadi kontraktor NASA. Olsen tidak akan ragu menjual perusahaan lainnya demi melakukan semuanya lagi.
Foto: Ivan Sekretarev/AP Photo/picture alliance
Keempat: Anousheh Ansari
Bukan laki-laki saja yang memimpikan ruang angkasa, Anousheh Ansari juga. Insinyur teknolog internet dan salah satu pendiri Yayasan XPRIZE itu menghabiskan 11 hari di luar angkasa pada tahun 2006. Dia digambarkan sebagai astronot keturunan Iran dan wanita Muslim pertama di luar angkasa. Yayasannya pun dikenal sebagai "pemicu era baru penerbangan luar angkasa komersial."
Foto: picture-alliance/Everett Collection
Pelancong sains: Helen Sharman
Di tahun 1991, Helen Sharman menjadi astronaut pertama Inggris. Sharman melakukan eksperimen ilmiah di stasiun ruang angkasa Soviet/Rusia Mir. Ia pergi ke luar angkasa membawa misi, namun kami menyematkan Sharman karena misinya dimulai sebagai usaha komersial, walaupun perusahaannya gagal. Perjalanan itu dibayarkan oleh Soviet sebagai bentuk tindakan memperbaiki hubungan antara mereka dan Barat.
Foto: Alexander Mokletsov/dpa/Sputnik/picture alliance
Pria yang melancong dua kali ke luar angkasa: Charles Simonyi
Charles Simonyi adalah turis luar angkasa pertama yang melakukan dua kali perjalanan. Insinyur miliarder perangkat lunak itu pertama kali terbang pada 2007, lalu kemudian di tahun 2009 lagi. Pada usia 13 tahun, ia bahkan terpilih sebagai astronaut muda di Hungaria. Dia percaya manusia akan hidup di luar angkasa suatu hari nanti.
Foto: Mikhail Metzel/picture-alliance/dpa
Tak hanya bermain-main: Richard Garriott
Keturunan Inggris-Amerika Richard Garriott (kiri) memiliki minat awal dalam perjalanan ruang angkasa karena ayahnya, Owen, adalah seorang astronaut NASA. Tapi dia menjadi pengembang permainan komputer dan begitulah cara dia membayar perjalanannya pada tahun 2008. Dia juga seorang investor di perusahaan wisata luar angkasa, Space Adventures.
Foto: AP
Dari sirkus matahari ke bintang-bintang: Guy Laliberte
Berasal dari Quebec, Guy Laliberte adalah pemikir kreatif di balik perusahaan sirkus terkenal, Cirque du Soleil ("Sirkus Matahari"). Dia menghabiskan 10 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2009. Setelah perjalanan Laliberte, tidak ada turis luar angkasa lebih dari satu dekade lamanya. Tembakan kapsul Soyuz yang kembali ke Bumi hampir menjadi titik akhir. Sampai…
Foto: AP/NASA/BILL INGALLS
Richard Branson mengangkat kepalanya
Richard Branson dari Virgin Galactic baru saja mengalahkan pemilik Amazon Jeff Bezos dengan penerbangan SpaceShip One pada 11 Juli 2021. Tapi Administrasi Penerbangan Federal AS melarang SpaceShipTwo milik Branson setelah SpaceShip One menyimpang dari jalur tepi luar angkasa saat terbang turun.
Foto: Andres Leighton/AP Photo/picture alliance
Hanya pemimpi lain: Jeff Bezos
Richard Branson dan Jeff Bezos (bertopi) adalah pesaing. Namun mereka juga berada dalam kelompok bisnis perjalanan ruang angkasa pribadi dengan tujuan yang sama, dan tidak akan berhasil tanpa satu sama lain. Pada 20 Juli 2021, Jeff Bezos dan tiga krunya melakukan penerbangan suborbital. Apakah ada dari kalian yang akan menjadi yang selanjutnya? (kp/hp)
Foto: Blue Origin/Anadolu Agency/picture alliance
11 foto1 | 11
Hingga saat ini, PBB menyebut setidaknya 24% perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia mengaku mereka merasa tidak dapat menolak berhubungan seks. Sementara 11% mengatakan tidak punya keputusan soal alat kontrasepsi.
Kesetaraan gender merupakan hal yang sangat penting bagi negara dengan pertumbuhan penduduk rendah, supaya dapat memastikan lebih banyak perempuan yang tersedia untuk mengisi kekosongan di pasar tenaga kerja.
Namun, dia menyayangkan bahwa hal ini tidak menjadi tanggapan atas laporan terbaru pada bulan November tentang populasi Bumi yang mencapai 8 miliar.
"Sebaliknya, banyak tajuk berita yang memperingatkan bahwa dunia sedang mengalami kelebihan populasi," ujarnya, oleh karena itu hak-hak dan potensi individu menjadi "memudar".