PBB: Seperempat Pusat Kesehatan di Dunia Minim Air Bersih
3 April 2019
Sebuah laporan terbaru dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF menemukan jumlah yang mengkhawatirkan dari pusat-pusat kesehatan di dunia yang alami krisis air bersih
Iklan
Dua juta orang di seluruh dunia menggunakan fasilitas pusat kesehatan dengan akses air bersih yang terbatas. Temuan PBB itu didukung dengan data yang memperlihatkan 1 dari 4 pusat kesehatan kekurangan air bersih. Bahkan di negara-negara termiskin dunia, setengah dari fasilitas kesehatan tidak miliki layanan air bersih yang memadai.
Masalah krisis air bersih ini berdampak buruk pada ibu dan bayi yang baru lahir. Laporan PBB juga menyebutkan lebih dari satu juta bayi baru lahir meninggal dunia akibat proses persalinan yang tidak higienis. Sementara rasio infeksi pada seluruh pasien di pusat-pusat kesehatan ini mencapai 15 persen.
"Rumah sakit bukan hanya jadi tempat Anda disembuhkan, tapi juga tempat Anda terinfeksi. Kami sangat khawatir soal ini,” kata Bruce Gordon, koordinator WHO.
Di seluruh dunia, hampir 900 juta orang tidak memiliki akses air bersih di pusat-pusat kesehatan lokal atau mereka harus menggunakan air dari sumur yang tidak bersih. Sementara 1 dari 5 pusat kesehatan kekurangan toilet – hal ini berdampak pada 1,5 juta orang.
Tahun 2015 lalu, para pemimpin dunia menyetujui akses kepada air bersih dan sanitasi menjadi salah satu target sebelum tahun 2030.
Krisis Air Melanda Asia
Kebutuhan air terus meningkat, meski pasokannya kian terbatas. DW merangkum krisis air yang berlangsung di beberapa negara di Asia.
Foto: picture-alliance/AFP Creative
Kekurangan air minum
Air minum yang terpolusi adalah salah satu masalah terbesar di India. Sebuah analisis dari Pusat Sains dan Lingkungan (CSE) yang berkantor di Delhi menemukan 78 persen dari limbah pabrik tidak diolah dan mengalir langsung ke sungai.
Foto: picture-alliance/Zuma
Butiran salju atau air beracun?
Gambar ini memperlihatkan seorang pria berenang di Yamuna, New Delhi. Itu bukanlah salju yang menutupi permukaan air, melainkan busa beracun dari sisa industri. Hari Air Sedunia setiap tahunnya diperingati untuk mengingatkan kita agar berhemat dan menjaga sumber air untuk generasi mendatang.
Foto: Reuters/A. Abidi
Tidak ada setetes pun untuk minum
Pakistan tengah menghadapi krisis air yang parah. Berdasarkan laporan terbaru dari IMF, negara ini menduduki peringkat ke-3 di dunia yang menghadapi krisis air bersih. Sebuah laporan dari PBB dan pemerintah Pakistan memperingatkan situasi ini akan makin parah menjelang 2025.
Foto: Getty Images/AFP/A. Ali
Air atau sampah?
Bangladesh adalah salah satu negara dengan tingkat populasi terpadat di dunia, dengan kapasitas lebih dari 1100 orang per kuadrat kilometer. Meski 97 persen di antaranya memiliki akses untuk air, masih ada empat juta orang kekurangan air bersih, serta minimnya pengetahuan tentang cara membuang sampah yang sehat.
Foto: Reuters/M.P. Hossain
Sampah memenuhi saluran air
Gambar ini memperlihatkan penduduk di kawasan kumuh tengah menyeberangi saluran air penuh sampah di ibu kota Filipina, Manila. Water.org menyatakan sebanyak sembilan juta dari 101 juta penduduk Filipina hidup bergantung dari sumber air tidak sehat dan bekelanjutan. Manila kini tengah berhadapan dengan krisis kekurangan air bersih terparah dalam satu dekade terakhir akibat meningkatnya permintaan.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Kondisi tidak sehat
Rumah panggung dengan toilet gantung, yang membawa kotoran langsung ke aliran sungai di bawahnya bisa dilihat di ibukota Indonesia, Jakarta. Dengan hampir 260 juta penduduk, menjadikan Indonesia sebagai negara terpadat ke-4 di dunia. Menurut water.org, lebih dari 27 juta penduduk Indonesia masih kesulitan mengakses air bersih.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
Butuh pasokan air yang lebih banyak
Berdasarkan laporan PBB, Cina adalah salah satu negara yang berhadapan dengan masalah ekstraksi berlebihan air bawah tanah. Sumber air per kapita di sini jauh lebih rendah dari rata-rata di dunia. Selain itu, pasokan air juga tidak terdistribusi merata ke penjuru negeri.
Foto: picture-alliance/Pacific Press/L. Xianglong
Terlalu banyak air?
Kiribati di perairan Pasifik juga tengah menghadapi permasalahan dengan air. Negara ini adalah salah satu yang terdampak serius akibat naiknya level air laut. Hujan deras atau air pasang bisa membuat banyak desa terkepung. (Ed: ga/ts)
Foto: picture-alliance/ZUMA Press/UNICEF/Sokhin
8 foto1 | 8
Ancaman Kesehatan Global
Air bersih dan layanan sanitasi merupakan dua hal yang sangat penting untuk menghentikan penyebaran bakteri mematikan.
"Pertarungan ini adalah untuk menyelamatkan nyawa dan untuk memperlambat berkembangnya bakteri-bakteri mematikan yang mengancam kita semua,” terang Hamilton, analis dari WaterAid.
Hamilton menuntut para pimpinan negara untuk memprioritaskan masalah ini dalam pertemuan World Health Assembly bulan depan di Jenewa, Swiss.
Kisah Warga Sulawesi Yang Harus Berenang Mencari Air Bersih
Para ibu berenang dengan membawa 200 jeriken untuk mencari air. Warga desa Tinambung terbiasa berpeluh menyebrang sungai lantaran minimnya fasilitas air bersih.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Wahil
Mencari Air Bersih di Sungai Mandar
Setiap hari Mama Hasria, warga Tinambung, Sulawesi Barat, berenang melawan arus dengan 200 jeriken kosong untuk mencari air bersih. Ia tidak sendirian. Perjalanan melelahkan sejauh empat kilometer itu juga dilakukan oleh warga desa lainnya.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Wahil
Kerusakan akibat Tambang
Ketersediaan air adalah masalah besar untuk penduduk setempat. Air sungai Mandar sejak lama diketahui tidak bisa diminum. Penyebabnya adalah penambangan tidak ramah lingkungan yang menyebabkan rusaknya tebing di bantaran dan penurunan dasar sungai. Akibatnya air menjadi keruh dan ikan endemik yang dulunya menjadi sumber kehidupan warga perlahan menghilang.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Wahil
Sumur di Bantaran Sungai
Maka warga Tinambung terpaksa mengarungi sungai untuk mengambil air di sumur buatan yang dibangun di bantaran sungai. Air sumur layak diminum lantaran lapisan tanah yang berfungsi sebagai filter alami. Untuk jerih payahnya itu Mama Hasria dan warga desa lain biasanya mendapat upah sekitar Rp. 100.000 dari hasil menjual air.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Wahil
Penyambung Hidup Warga
Pekerjaan yang dilalakukan perempuan-perempuan ini bernilai penting untuk kehidupan sekitar 5.800 keluarga di Tinambung. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini sekitar 72 juta penduduk Indonesia tidak atau belum memiliki akses air minum yang layak.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Wahil
Larut oleh Birokrasi
Warga Tinambung tidak membisu. Mereka berulangkali menyampaikan gugatan ke pemerintah setempat. Namun saat ini kewenangan pemberian zin tambang dan pengawasan sudah dialihkan ke pemerintahan provinsi Sulawesi Barat. Akibatnya masalah dibarkan larut selama bertahun-tahun. "Air di desa hanya bisa digunakan buat mandi dan mencuci pakaian," kata Hasria. "Buat masak dan minum harus diambil dari hulu."
Foto: Getty Images/AFP/Y. Wahil
Petaka Air Beracun
Ironisnya penduduk Tinambung tergolong beruntung. Di kawasan lain warga acap tidak punya pilihan selain mengkonsumsi air yang sudah tercemar, seperti misalnya penduduk di sekitar desa Citarum, Jawa Barat.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Wahil
Bantuan dari Pemerintah Provinsi
Keluhan warga akhirnya terdengar. Kini pemerintah provinsi Sulawesi Barat berniat menjadikan Sungai Mandar sebagai salah satu sumber air minum. Di sana akan dibangun pusat pengolahan air dengan kapasitas 250 liter per menit. Saat ini baru sekitar 60% penduduk Sulbar yang mendapat akses air bersih. Hingga 2019 pemerintah provinsi berambisi memenuhi kebutuhan air semua warga. (rzn/hp: afp)