Kepala HAM PBB menyatakan kekhawatirannya akan intoleransi yang mengancam kelompok minoritas agama dan kelompok LGBT di Indonesia.
Iklan
Pada sebuah konferensi pers di akhir kunjungan tiga harinya di Indonesia, Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Zeid Ra'ad al-Hussein mengutip upaya yang sedang berlangsung di DPR untuk mengkriminalkan hubungan sesama jenis adalah contoh perbuatan intoleransi di Indonesia.
"Pandangan ekstremis yang bermain di arena politik sangat mengkhawatirkan, disertai semakin meningkatnya hasutan diskriminatif, kebencian dan kekerasan yang terjadi di berbagai penjuru negeri," kata Zeid.
Pemerintah dan DPR RI telah sepakat untuk memperluas pasal tindak pidana zina dalam Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang akan melarang perzinaan semua jenis kelamin di luar nikah. Namun, pasal yang masih belum disepakati adalah mengenai kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Kehidupan Waria di Kampung Bandan
Kampung Bandan di Jakarta Utara akan disulap menjadi stasiun megah. Di kampung ini menetap para waria yang hidupnya tergantung pada area itu. Banyak dari mereka mengonsumsi obat anti letih. Simak bagaimana kesehariannya.
Foto: DW/M. Rijkers
Membebaskan diri dari kekangan sosial
Sore hari Kezia sudah selesai merias wajah dan menata rambutnya. Sabtu adalah malam panjang buat waria seperti Kezia. Kezia sudah siap mengamen sebagai pekerjaan utamanya. Lahir sebagai Reza, Kezia memilih menjadi waria dan tinggal di Kampung Bandan, kawasan padat penduduk miskin meski ayahnya tergolong mampu dan sudah membelikan rumah untuk anak laki-lakinya di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Foto: DW/M. Rijkers
Berjalan jauh dengan hak tinggi
Gaun, tas dan sepatu hak tinggi merupakan andalan Darno yang mengubah namanya menjadi Vera, dalam meraup rupiah. Dari jam 19 hingga 2 pagi, Vera menelan sirup obat batuk merek tertentu sebanyak 30 bungkus per hari agar kuat berjalan jauh, mengamen. Pilihan lain.,obat penenang atau pereda sakit yang dibeli dari apotek secara diam-diam. Pemakaian obat secara berlebihan bisa berakibat fatal.
Foto: DW/M. Rijkers
Ruang hidup di kamar sempit
Di kamar kontrakan berukuran 1,5 x 2,5 meter seharga 400 ribu rupiah sebulan ini, Ella dan Dede tinggal bersama. Pasangan ini sudah hidup bersama selama tujuh tahun. Dede bekerja menyewakan alat mengamen untuk para waria dengan ongkos lima puluh ribu rupiah seminggu.
Foto: DW/M. Rijkers
Komitmen pada kesetiaan
Ella bekerja mengamen tanpa kencan dengan pria lain karena ia sudah berkomitmen setia pada Dede. Sama seperti Vera, Ella mengaku memerlukan obat-obatan agar tidak letih berjalan kaki.
Foto: DW/M. Rijkers
Terbiasa hidup dengan obat anti letih
Kosmetik termasuk kebutuhan utama para waria. Alas bedak, bedak dan umumnya setiap waria bisa dandan sendiri. Namun ada kalanya para waria saling bantu merias wajah teman. Seperti yang lainnya, merekapun mengkonsumsi obat anti letih.
Foto: DW/M. Rijkers
Siap mencari nafkah
Butuh waktu minimal dua jam untuk merias wajah, mengubah raut muka pria menjadi perempuan. Selain rias wajah, rambut palsu atau wig menjadi pelengkap andalan para waria.
Foto: DW/M. Rijkers
Operasi payudara di Singapura
Christine operasi payudara di Singapura pada tahun 2015 silam. Butuh biaya 12 juta rupiah untuk menambah silikon padat seberat 100 cc. Christine mengaku bekerja sebagai PSK di Taman Lawang. Sama seperti Vera dan Ella, Christine mengaku mengonsumsi obat-obatan agar kuat berdiri dan tidak lekas lelah.
Foto: DW/M. Rijkers
Ketika mereka sakit...
Emak tinggal di kamar berdinding tripleks di lantai atas sebuah kamar kontrakan di Kampung Bandan. Sewa kamar sempit ini 250 ribu rupiah sebulan. Hari itu Emak sedang sakit di bagian kanan perut dan rongga dadanya sehingga ia tidak mengamen.
Foto: DW/M. Rijkers
Layanan kesehatan gratis belum diperoleh
“Saya baru mau periksa dokter nanti kalau pulang ke Cikarang,” tutur Emak sendu. Layanan kesehatan gratis bagi warga belum bisa diakses oleh kelompok marjinal ini.
Foto: DW/M. Rijkers
Aktif ikuti kegiatan rohani
Dian waria tertua di Kampung Bandan. Usianya sudah 67 tahun. Ia menjadi waria ketika berusia 19 tahun. Karena sudah tua, Dian cuma mengamen 2 kali seminggu. Waria kerap dinilai tak peduli soal keimanan. Namun Dian, yang baru memeluk agama Kristen, mengaku cukup relijius. Dian aktif mengikuti kegiatan rohani serta datang beribadah setiap Minggu di gereja. Saat beribadah ia memakai pakaian pria.
Foto: DW/M. Rijkers
Akan disulap menjadi stasiun
Terletak di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara, Kampung Bandan dikenal sebagai kampung waria. Saat ini ada sekitar 27 waria yang tinggal di sini, area padat penduduk di pinggir rel kereta api. Biaya sewa kamar bervariasi mulai dari 200 ribu hingga 400 ribu rupiah sebulan.
Foto: DW/M. Rijkers
Tantangan dari luar
Beberapa kalangan warga Kampung Bandan tidak menolak kehadiran para waria. Tantangan sebagai waria justru datang dari kelompok ormas keagamaan yang kerap menyerang waria jika bertemu di kendaraan umum atau di jalanan. Jika kampung ini berubah wajah menjadi stasiun modern, bagaimana nasib mereka nanti?(Monique Rijkers/ap/vlz)
Foto: DW/M. Rijkers
12 foto1 | 12
Perluasan pasal zina itu antara lain memperluas maknanya pada Pasal 484 ayat (1) huruf e yang berbunyi "dipidana karena zina dengan penjara paling lama 5 tahun, laki-laki dan perempuan yang masing-masing tidak terikat dalam perkawinan yang sah melakukan persetubuhan". Selama ini, perbuatan zina yang bisa dipidana mensyaratkan adanya ikatan perkawinan di salah satu pihak pelaku zina.
Sedangkan Pasal 495 yang masih belum disepakati bisa memidana kelompok homoseksual sampai 18 bulan penjara.
"Kami mendesak orang Indonesia untuk maju, tidak mundur, dalam hak asasi manusia dan menolak upaya untuk memperkenalkan bentuk diskriminasi baru dalam undang-undang," katanya.
Christopher Street Day (CSD) di Köln Rayakan Toleransi
Ratusan ribu orang meramaikan parade Christopher Street Day di kota Köln, Jerman. Digelar setiap minggu pertama bulan Juli, inilah pawai terbesar kaum LGBT di Eropa. Tema tahun ini: Toleransi.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Perjuangan anti diskriminasi
CSD di Köln adalah acara tahunan kaum LGBT yang terbesar di Eropa. Tahun ini, ada 85 kelompok yang ikut parade jalanan, ditonton ratusan ribu pengunjung. Penyelenggara dan peserta ingin menghilangkan diskriminasi dan stigma terhadap kaum LGBT.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Setiap awal Juli di Köln
Parade CSD mulai digelar di Köln tahun 1991 dan sejak itu diarayakan setiap tahun dengan pawai menyusuri jalan-jalan utama di pusat kota. Acara ini didukung oleh pemerintah Jerman dan pemerintahan lokal.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Kompensasi untuk korban Nazi
Pawai tahun ini juga mengenang para LGBT korban rejim Nazi Hitler. Ketika itu, orang LGBT dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi dan diharuskan memakai tanda pita hitam bagi perempuan dan pita merah muda bagi lelaki. Banyak yang kemudian dibunuh.
Foto: picture alliance/R. Goldmann
Pawai, pesta dan Konser musik
Pesta CSD di Köln dimulai dengan pawai dan berakhir dengan pesta besar dan konser musik di tempat-tempat publik. Tahun ini diramaikan dengan band Inggris, Erasure.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Bir melawan diskriminasi
Menteri Kehakiman Jerman, Heiko Maas, menengguk segelas bir khas Köln yang dinamakan "Kölsch". Pesan Maas dalam pidatonya: "Tidak ada lagi diskriminasi." Sebelum tahun 1994, homoseksualitas antara lelaki menurut UU Jerman dilarang. Parlemen Jerman tahun 1994 menghapus UU yang dikenal sebagai Paragraf 175 itu.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Jerman ijinkan pernikahan sejenis
Tahun ini, perayaan LGBT makin meriah karena parlemen Jerman baru saja mengesahkan pernikahan sejenis, akhir Juni 2017. Komite panitia CSD 2017 menuntut pemerintah Jerman secepatnya mengeluarkan peraturan pemerintah untuk prosedur pernikahan sejenis, agar segera dapat dilaksanakan di kantor-kantor catatan sipil.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Kaiser
Banjir sponsor dari kalangan bisnis
Banyak perusahaan yang sekarang ingin menjadi sponsor CSD Köln. Misalnya maskapai penerbangan Eurowings, dengan motto: "Bersama Kami Lebih Dekat ke Pelangsi". Hampir satu juta pengunjung CSD Köln bisa dicapai dengan promosi seperti ini. Untuk Eurowings bisnis yang menguntungkan.
Foto: picture alliance/dpa/H.Galuschka
Berawal dari New York
Tradisi pawai CSD berawal dari New York. Paawai ini mengenang insiden Kerusuhan Stonewall tahun 1969, ketika aktivis LGBT berkumpul di Stonewall Inn, sebuah bar di Christopher Street. Mereka menggelar protes menentang diskriminasi masa itu terhadap kaum LGBT. Ketika polisi memaksa mereka bubar, terjadi bentrokan dan kerusuhan. (Teks: Friedel Taube/hp,rn)