Mayoritas suara dari anggota Majelis Umum PBB memilih untuk menangguhkan Rusia dari Dewan HAM PBB. Rusia jadi negara kedua yang ditangguhkan dari Dewan HAM setelah Libya pada tahun 2011 silam.
Iklan
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memilih untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB pada hari Kamis (07/04). Langkah ini diambil setelah Ukraina dan mitranya menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.
"Kita perlu mengambil tindakan hari ini untuk menyelamatkan dewan dari keterpurukan," kata Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya sebelum pemungutan suara.
Dari 193 anggota di majelis, 93 suara memilih untuk menangguhkan keanggotaan Rusia, 24 suara menentang, dan 58 suara abstain, memberikan suara mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan untuk lolos.
Dibandingkan dengan pemungutan suara sebelumnya yang menuntut Rusia untuk segera mengakhiri invasinya di Ukraina, kali ini lebih banyak negara yang bersahabat dengan Rusia seperti Cina memilih menentang untuk menangguhkan keanggotaan Rusia daripada hanya abstain.
Lewat cuitannya di Twitter, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berterima kasih kepada para anggota yang memilih mendukung penangguhan Rusia dari Dewan HAM PBB. "Penjahat perang tidak memiliki tempat di badan-badan PBB yang bertujuan melindungi hak asasi manusia," tulisnya.
Jelang pemungutan suara, Rusia mengeluarkan peringatan bahwa negara-negara yang memilih "ya" atau "abstain" pada resolusi PBB kemarin akan dipandang sebagai "isyarat tidak bersahabat". Rusia mengatakan bahwa negara-negara tersebut akan menghadapi konsekuensi.
Iklan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memilih abstain dalam voting ini.
Kampanye untuk menangguhkan Rusia dari anggota dewan diinisiasi oleh Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.
Dilansir kantor berita Reuters, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Gennady Kuzmin menggambarkan langkah itu sebagai "langkah yang tidak sah dan bermotivasi politik."
Kuzmin kemudian mengumumkan bahwa Rusia telah memutuskan untuk keluar dari Dewan HAM PBB.
Rusia adalah negara kedua yang keanggotaannya di Dewan HAM PBB dicabut, setelah Libya pada tahun 2011. Pada saat itu, Libya dipimpin oleh Moammar Gadhafi.
Mariupol: Sebuah Kota yang Hancur, tapi Tetap Bertahan
Invasi Rusia ke Ukraina memasuki minggu keempat, dan serangan terus meningkat. Sementara warga berbondong-bondong melarikan diri dari Mariupol, Zelenskyy enggan menyatakan takluk di kota yang terkepung itu.
Foto: Str/AA/picture alliance
Eksodus dari Mariupol
Selama seminggu terakhir, puluhan ribu orang setiap harinya melarikan diri dari kota Mariupol yang hancur akibat serangan Rusia. Sejak awal perang, kota pelabuhan penting di selatan Ukraina itu telah menghadapi pemboman berat dan serangan rudal yang melukai warga sipil. Menurut data Rusia, 130.000 dari sekitar 440.000 penduduk masih bertahan di kota.
Foto: Str/AA/picture alliance
Sebuah kota yang hancur
Setelah hampir empat minggu diserang, kota Mariupol yang terkepung hancur dan nyaris tidak dapat dihuni. Menurut pemerintah setempat, 80% dari seluruh apartemen di kota telah hancur. Banyak foto yang menunjukkan bangunan tempat tinggal yang hancur atau terbakar, seperti foto dari kantor berita resmi Rusia, Tass ini.
Serangan Rusia terhadap warga sipil Ukraina telah mendorong beberapa politisi Barat, seperti Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan Komisaris Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell, untuk berbicara tentang "kejahatan perang". Borell mengatakan Rusia menghancurkan Ukraina tanpa menghormati aturan perang.
Foto: REUTERS
Rusia: Hanya target strategis yang terdampak
Rusia mengklaim mereka hanya menyerang fasilitas strategis dan militer. Mereka menyalahkan unit milisi Ukraina, Batalion Azov, yang mencakup ekstremis nasionalis sayap kanan, atas pemboman teater Mariupol. Ratusan orang selamat dari serangan itu, berlindung di bunker serangan udara di bawah teater, yang terlihat seperti dalam foto reruntuhan ini.
Foto: Azov Battalion/AP/dpa/picture alliance
Separatis Rusia mengontrol rute pelarian
Separatis pro-Rusia, yang juga menguasai wilayah tetangga Donetsk di Ukraina timur, melakukan pemantauan jalur pelarian penduduk. Mereka hanya mengizinkan warga sipil tak bersenjata meninggalkan kota yang terkepung.
Foto: Str/AA/picture alliance
Tuding dievakuasi ke negara musuh
Foto yang dirilis oleh kantor berita Rusia, Tass, menunjukkan orang-orang yang dievakuasi dari Mariupol di sebuah kamp darurat di Donetsk. Rusia mengatakan ingin memberikan perlindungan bagi pengungsi Ukraina. Namun, Dewan Kota Mariupol menuduh Rusia mengizinkan separatis membawa paksa ribuan warga Ukraina ke Rusia.
Banyak penduduk telah melarikan diri ke kota Zaporizhzhia, di mana beberapa warga yang terluka mendapat perawatan. Pemboman rumah sakit di Mariupol telah menutup akses bantuan medis darurat. Beberapa pekan lalu, terjadi kebakaran singkat di PLTN terbesar di Eropa di Zaporizhzhia. Sebagian besar kawasan di kota dengan populasi 750.000 jiwa itu lolos dari pertempuran.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Berkumpul dengan keluarga
Remaja ini melarikan diri dari Mariupol ke Lviv di Ukraina barat. Sang ibu menunggunya di stasiun kereta. Namun, tentara Rusia juga telah menyerang Lviv. Bagi banyak pengungsi, Lviv menjadi persinggahan terakhir sebelum melanjutkan perjalanan untuk menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga Eropa.
Foto: picture alliance / ASSOCIATED PRESS
Beberapa kota yang diserang tentara Rusia
Mariupol bukan satu-satunya kota di Ukraina yang dihantam serangan Rusia. Di utara dan timur Ukraina, roket dan peluru artileri terus menghantam kota-kota besar seperti Sumy, Kharkiv, dan Kyiv. Foto ini menunjukkan sisa-sisa pusat perbelanjaan di Kyiv setelah menjadi sasaran serangan Rusia. Empat orang tewas dalam serangan itu, menurut media setempat.
Foto: Daniel Ceng Shou-Yi/ZUMAPRESS/picture alliance
Ukraina tolak menyerahkan Mariupol
Pada hari Minggu (20/03), Rusia telah memberi Ukraina ultimatum untuk menyerahkan Mariupol pada Senin (21/03) sore. Namun, Ukraina menolak permintaan itu. Sebaliknya, ribuan warga sipil kembali berbondong meninggalkan kota tersebut. Menurut pemimpin separatis Rusia Denis Pushilin, pertempuran memperebutkan Mariupol bisa berlangsung berminggu-minggu lebih lama. (ha/as)
Foto: Evgeniy Maloletka/AP/dpa/picture alliance
10 foto1 | 10
'Kondisi di Borodyanka lebih mengerikan dibanding Bucha'
Dokumentasi foto dan video dari Bucha, serta kota-kota lain di dekat ibu kota Kyiv yang sebelumnya diduduki Rusia, menunjukkan sejumlah warga sipil yang tewas. Pihak berwenang Ukraina mengatakan mereka menemukan lebih dari 300 mayat, 50 di antaranya tampak seperti dieksekusi.
Rusia telah membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa gambar-gambar itu adalah rekayasa. Sebagian besar negara Barat telah menolak klaim ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Kamis (07/04) bahkan mengatakan situasi di kota Borodyanka di luar Kyiv lebih buruk daripada yang terjadi di kota Bucha.
"Upaya membersihkan puing-puing di Borodyanka telah dimulai. Ini jauh lebih mengerikan di sana. Bahkan lebih banyak korban oleh pasukan Rusia," kata Zelenskyy.
Pasukan Rusia dilaporkan telah ditarik keluar dari wilayah itu sekitar seminggu yang lalu.
Sebelumnya, Ukraina menuduh Rusia menargetkan warga sipil dan bangunan tempat tinggal dengan serangan-serangannya. Sebuah serangan yang melanda rumah sakit anak-anak dan bangsal bersalin mengundang kecaman internasional.