1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pegawai Kedubes Inggris di Berlin Ditahan Terkait Spionase

11 Agustus 2021

Seorang pria warga Inggris yang dicurigai menjadi mata-mata untuk Rusia dengan imbalan uang tunai telah ditangkap di Jerman, kata kantor kejaksaan federal Jerman hari Rabu (11/8).

Kedutaan Besar Inggris di Berlin
Kedutaan Besar Inggris di BerlinFoto: picture-alliance/ZB

Tersangka spionase yang hanya diidentifikasi hanya sebagai David S. berusia 57 tahun bekerja sebagai staf lokal di Kedutaan Besar Inggris di Berlin. "Setidaknya pada satu kesempatan menyerahkan dokumen yang diperolehnya sebagai bagian dari kegiatan kerjanya kepada perwakilan intelijen Rusia," kata sebuah pernyataan yang dirilis kejaksaan federal Jerman.

Selanjutnya disebutkan: "Terdakwa telah menerima pembayaran tunai dalam jumlah yang belum diketahui besarannya sebagai imbalan."

David S. ditahan hari Selasa (10/8) di kota Potsdam dekat Berlin. Perintah penangkapannya dikeluarkan pada 4 Agustus lalu. Dia diyakini sudah menjadi mata-mata Rusia "paling lambat" sejak November 2020. Penangkapannya merupakan hasil operasi gabungan otoritas Jerman dan Inggris.

Kasus langka spion Rusia berasal dari sekutu Jerman

David S. akan dihadapkan kepada hakim pemeriksa Rabu (11/8) malam waktu setempat. Hakim setelah itu akan memutuskan, apakah dia tetap akan ditahan atau diperbolehkan pulang ke rumah.

Jerman telah menangkap sejumlah orang yang dituduh melakukan aksi mata-mata untuk Rusia dalam beberapa tahun terakhir, tetapi penangkapan seorang tersangka dari negara sekutu dekat sangat tidak biasa.

Bulan Juni lalu, polisi Jerman menangkap seorang ilmuwan Rusia yang bekerja di sebuah universitas Jerman, dengan tuduhan bekerja untuk dinas rahasia Rusia, paling lambat sejak awal Oktober 2020. Dia juga diduga menerima uang tunai sebagai imbalan atas jasanya.

Moskow saat ini berselisih dengan sejumlah negara Barat, setelah serangkaian skandal spionase yang mengakibatkan pengusiran diplomatik.

Spion Rusia juga ditangkap di Italia

Italia melaporkan bulan Juni lalu, telah membentuk badan keamanan siber nasional menyusul peringatan dari Perdana Menteri Mario Draghi, bahwa Eropa perlu melindungi diri dari "gangguan" Rusia. Langkah itu dilakukan setelah seorang kapten angkatan laut Italia tertangkap basah oleh polisi, saat sedang menjual dokumen militer rahasia kepada seorang pejabat kedutaan Rusia.

Pemimpin dari sembilan negara Eropa timur Mei lalu mengutuk apa yang mereka sebut "tindakan agresif" Rusia, menunjuk pada operasi militer Rusia di Ukraina dan "aksi sabotase" yang diduga ditargetkan ke Republik Ceko.

Beberapa negara Eropa tengah dan timur mengusir diplomat Rusia dalam aksi solidaritas dengan Praha, tetapi Rusia telah membantah tuduhan yang disebutnya "tidak masuk akal" itu.

Kasus spionase juga muncul pada saat hubungan antara Rusia dan Jerman di sejumlah bidang makin tegang, termasuk kasus penahanan kritikus Kremlin Alexei Navalny, yang kembali ke Moskow dari perawatan di Berlin setelah diserang racun syaraf Novichok oleh para agen dinas rahasia Rusia.

hp/as (dpa, afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait