Peraih Nobel Perdamaian Cina, Liu Xiaobo diberitakan meninggal dunia pada usia 61 tahun. Liu dirawat di rumah sakit karena kanker setelah dilepaskan dari tahanan akhir Juni lalu.
Iklan
Pejabat Cina menyatakan hari Kamis (13/7) penerima Nobel Perdamaian Liu Xiaobo telah meninggal dunia. Dia sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Shenyang karena didiagnosis kanker hati stadium lanjut. Ia dikeluarkan dari penjara akhir Juni lalu setelah pemerintah Cina menyatakan dia sedang sakit parah. Pejabat Cina mengatakan Xiaobo meninggal karena kegagalan organ.
Para pendukungnya dan pemerintahan negara-negara asing sejak lama mendesak Cina agar mengizinkan Xiaobo diobati di luar negeri. Kanselir Jerman Angela Merkel juga menawarkan hal itu ketika bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping sebelum KTT di Hamburg.
Liu Xiaobo dipenjara untuk pertama kalinya sehubungan dengan tahun demonstrasi pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen tahun 1989. Dia kemudian dipenjara untuk keempat kalinya tahun 2008 karena kegiatannya mengumpulkan tandatangan untuk Charta 08, sebuah manifesto politik yang ditandatangani para intelektual dan aktivis hak asasi manusia menuntut reformasi demokrasi dan kebebasan berekspresi. Tahun 2009 pengadilan Cina menjatuhkan hukuman 11 tahun kepada Xiaobo atas tuduhan "subversi terhadap kekuasaan negara."
Xiabo dianugerahi NobelPerdamaian tahun 2010. Saat penganugerahan hadiahnya di Oslo, ia diwakili kursi kosong karena istrinya juga dikenai tahanan rumah. Pemerintah Cina menyatakan, penyakit kanker Liu Xiaobo sudah menyebar ke seluruh tubuh.
Global Media Forum 2016 Bela Kebebasan Berekspresi
Global Media Forum 2016 digelar di Bonn dengan fokus utama kebebasan pers. Ditandai dengan pengenugerahan Freedom of Speech Award kepada jurnalis Turki yang mendapat represi di negaranya.
Foto: DW/M. Müller
Dibuka Dirjen DW Peter Limbourg
Direktur Jenderal Deutsche Welle, Peter Limbourg buka resmi Global Media Forum 2016 di Bonn. Tema kebebasan berekspresi dan kebebasan pers tetap jadi tema penting GMF.
Foto: DW/K. Danetzki
Freedom of Speech Award
Sedat Ergin pemred harian "Hürriyet" dari Turki (tengah, memegang penghargaan) mendapat anugerah Freedom of Speech Award tahun ini, diserahkan oleh dirjen DW Peter Limbourg (kanan) disaksikan oleh Kai Diekman (kiri, penerbit harian BILD) yang memberikan laudatio.
Foto: DW/M. Müller
Represi Kebebasan Pers di Turki
Sedat Ergin pemred harian "Hürriyet" Turki dalam pidatonya memaparkan represi dan pengejaran terhadap wartawan yang kritis terhadap presiden Erdogan. Kantor harian "Hürriyet" baru-baru ini diserbu pengikut partai AKP, dan Ergin hadapi tuntutan vonis 4 tahun penjara dengan tuduhan menghina presiden.
Foto: DW/M. Müller
Laudatio Kai Diekmann
Kai Diekmann penerbit kelompok BILD Jerman memuji perjuangan Ergin untuk tegakkan kebebasan pers di Turki. Dalam waktu bersamaan, ia juga beberkan ancaman kebebasan berekspresi di Jerman yang datang dari kelompok ekstrim kanan.
Foto: DW/M. Müller
DW Bela Kebebasan Berekspresi
Menjawab pertanyaan presenter Jana Pareigis, dirjen DW Peter Limbourg tegaskan, DW tetap akan berada di garda depan dalam membela kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat. Itu sebabnya tiap tahun DW gelar acara Global Media Forum dan the BOB'S-Best of Online Activism.
Foto: DW/K. Danetzki
Ucapan Selamat
Sedat Ergin mendapat ucapan selamat dari Peter Limbourg (dirjen DW) dan Kai Diekmann (penerbit BILD Group Jerman). Ergin mengatakan, penghargaan ini merupakan beban berat baginya, untuk terus memperjuangkan kebebasan pers di negerinya.