1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanAsia

Pejabat RI Divaksin Booster, Kemenkes Bakal Evaluasi

Detik News
26 Agustus 2021

Sejumlah pejabat Indonesia diduga telah mendapat vaksinasi booster, padahal vaksinasi booster hingga kini ditetapkan hanya untuk para nakes. Kementerian Kesehatan akan mengevaluasi ketetapan sasaran vaksinasi booster.

Vaksin Moderna
Kemenkes RI tetapkan pelaksanaan vaksinasi booster hingga kini hanya untuk para nakesFoto: Frank Hoermann/SVEN SIMON/picture alliance

Belakangan heboh dugaan para pejabat sudah mendapat vaksinasi booster, curi 'start' saat jumlah tenaga kesehatan yang divaksinasi ketiga baru 34 persen. Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menegaskan Kemenkes tengah mengevaluasi ketetapan sasaran vaksinasi booster.

Sementara, pelaksanaan vaksinasi booster hingga kini hanya untuk para nakes.

Kendati demikian, Menteri Kesehatan disebut Nadia memantau pelaksanaan vaksinasi dengan bantuan sejumlah auditor. Mencegah penyimpangan vaksinasi dari mulai distribusi, stok vaksin, hingga penggunaannya.

"Sesuai dengan SE juga bahwa pemberian vaksinasi dosis ketiga atau booster ini hanya diberikan kapada tenaga kesehatan. Dan ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah," ungkap Nadia dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia daring, Rabu (25/08).

"Karena pak Menkes sudah menggandeng auditor-auditor kita untuk kemudian nanti dalam pelaksanaannya melakukan evaluasi mengenai ketepatan dari sasaran ini. Jadi sampai sekarang tentunya vaksinasi booster ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan," tegas Nadia. 

Dikutip dari CNN, sejumlah pejabat sebelumnya mengaku sudah mendapat vaksinasi booster terungkap dalam perbincangan yang sempat disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (24/08). Salah satu pejabat mengaku sudah mendapat vaksin booster COVID-19 Moderna, siaran tersebut kini sudah dihapus. 

Selain perihal vaksinasi booster pejabat, flyer dari klinik swasta SpeedLab Indonesia juga sempat ramai jadi perbincangan lantaran membuka layanan vaksinasi booster berbayar berkisar 500 hingga 700 ribu. Belakangan diklarifikasi, flyer tersebut dibuat saat pemerintah membuka opsi vaksinasi individu berbayar yang akhirnya dicabut.

"Bahwa itu sudah kami klarifikasi kepada pihak yang bersangkutan. Dan pihak yang bersangkutan mengatakan bahwa itu dibuat pada saat vaksinasi gotong royong individu yang berbayar kemarin dan ini sudah dibatalkan dari arahan dari pak Presiden dan tentu degan adanya Permenkes tentang vaksinasi berbayar yang sifatnya hanya untuk vaksinasi gotong royong berupa badan hukum atau korporasi. Jadi tidak ada pembebanan di individu," kata Nadia. 

Data visualisasi kasus baru COVID-19 di dunia

Bukan vaksin ketiga, Panglima TNI dapat booster scretome

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ada di antara pejabat yang mengaku sudah mendapatkan booster. Namun ternyata booster yang didapat oleh Hadi bukanlah suntikan vaksin, melainkan Scretome Booster.

Pengakuan Hadi mendapatkan booster itu diketahui saat ditanya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan di Kalimantan Timur beberapa waktu lalu. Hadi mengaku telah mendapatkan booster.

"Saya pakai Scretome," kata Hadi dalam rekaman yang beredar pada 24 Agustus 2021.

Kepala RSAU dr Esnawan Antariksa, Kolonel Kes dr Mukti Arja Berlian menjelaskan, Scretome Booster merupakan Mesenchymal Scretome Stem Cell (MSC) dari Stem Cell Tali Pusat Manusia. MSC ini berfungsi sebagai booster vaksin Sinovac.

"Yang dimaksud Scretome booster ini adalah Mesenchymal Scretome Stem Cell (MSC) dari Stem Cell Tali Pusat Manusia sebagai Booster Vaksinasi Sinovac," ungkap Mukti selaku dokter Pribadi Marsekal Hadi, dalam keterangan tertulis, Kamis (26/08).

Mukti mengungkapkan, stem cell atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut Sel Punca merupakan induk dari semua sel yang ada di tubuh manusia. Stem cell atau Sel Punca adalah sel induk yang menjadi jejak utama DNA. Sel ini mampu berdeferensiasi menjadi lebih dari 200 sel lain dalam tubuh dengan spesifik.

Dia menjelaskan, semua sel di dalam tubuh akan mengalami mati setelah bekerja menyelesaikan tugasnya. Untuk menggantikan sel yang mati ini, maka stem cell akan membelah diri untuk menghasilkan sel baru demi meneruskan tugas sel yang sudah mati tersebut.

Stem cell, lanjutnya, memiliki tugas untuk memperbaiki jaringan yang terluka atau menggantikan sel lain pada saat mereka mengalami kematian rutin. Dalam melakukan tugasnya stem cell melepas berbagai molekul anti radang, molekul imunomodulator dan molekul regenerasi, yang dalam bentuk sekretome stem cell. (Ed: pkp/rap)

 

Baca selengkapnya di: detiknews

Heboh Pejabat Divaksin Booster Duluan, Kemenkes Bakal Evaluasi

Bukan Vaksin Ketiga, Panglima TNI Ternyata Dapat Booster Scretome

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait