Pejabat Senior Korea Utara Dilaporkan Berangkat ke AS
29 Mei 2018
Persiapan pertemuan puncak antara pimpinan Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump terus berlanjut. Sementara Trump bertemu dengan PM Jepang Shinzo Abe di Washington.
Iklan
Media di Korea Selatan melaporkan, seorang pejabat senior Korea Utara Kim Yong Chol telah berangkat menuju Amerika Serikat untuk membahas persiapan pertemuan puncak bersejarah antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kantor Berita Yonhap memberitakan hari Selasa (29/5), nama Kim Yong Chol ada di daftar penumpang untuk penerbangan hari Selasa dari Beijing ke Washington. Yonhap kemudian melaporkan, Kim mengubah penerbangannya untuk pergi ke New York pada hari Rabu.
Kim Yong Chol memang terlihat di Bandara Beijing hari Selasa, kata kantor berita Associated Press (AP). Hingga kini kantor kepresidenan Korea Selatan tidak berkomentar soal laporan itu.
Kim Yong Chol adalah pejabat senior dan mantan kepala intelijen militer. Dia sekarang menjadi wakil ketua komite pusat partai yang berkuasa di Korea Utara, dengan tugas khusus hubungan antar Korea.
Persiapan di belakang layar
Tim diplomat Amerika Serikat yang terlibat dalam pembicaraan persiapan menjelang pertemuan puncak antara Donald Trump dan Kim Jong Un diberitakan telah meninggalkan sebuah hotel di Seoul, di tengah spekulasi bahwa mereka melanjutkan pembicaraan.
Tidak jelas, apakah para pejabat Amerika Serikat itu, Sung Kim, duta besar AS untuk Filipina, sedang menuju desa perbatasan antara Korea, di mana mereka bertemu dengan para pejabat Korea Utara hari Minggu lalu (27/5).
Presiden Donald Trump sebelumnya mengumumkan pembatalan pertemuan yang menurut rencana akan digelar 12 Juni di Singapura dengan alasan ada tanggapan-tanggapan Korea Utara yang bernada "bermusuhan", namun tetap membuka kemungkinan pertemuan akan terlaksana. Sejak tu, kegiatan diplomatik di balik layar untuk mempersiapkan pertemuan tersebut terus berlanjut. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in melakukan pertemuan spontan dengan Kim Jong Un hari Sabtu (26/5) untuk membahas kelanjutan rencana pertemuan itu.
Trump bertemu Shinzo Abe
Gedung Putih mengatakan, Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berencana untuk bertemu sebelum pertemuan antara Trump dan pemimpin Korea Utara.
Gedung Putih mengatakan, Trump dan Abe berdiskusi, terutama untuk mencapai "perjanjian dengan Korea Utara yang lebih lengkap dan permanen tentang pembongkaran fasilitas senjata nuklir, kimia, dan biologi dan program rudal balistiknya."
Masih belum jelas, apakah pertemuan puncak 12 Juni di Singapura akan terlaksana. GedungPutih menybutkan, pertemuan tersebut "diharapkan" dan tampaknya bisa berlanjut. Donald Trump mengatakan hari Minggu (27/5) bahwa tim AS berada di Korea Utara untuk mempersiapkan rencana itu. Sementara delegasi AS lainnya berada di Singapura untuk mempersiapkan logistik.
Inilah Zona Yang Memisahkan Korea Utara dan Selatan
Selama Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang Korea Selatan, ketegangan antara kedua negara Korea mulai mencair. Kedua negara dipisahkan perbatasan darat sepanjang 248 kilometer. Banyak warganya merindukan reunifikasi.
Foto: Getty Images/C. Court
Terpisah sejak 65 tahun
Sejak 65 tahun semenanjung Korea terpisah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan. Setelah tiga tahun perang, pertempuran dihentikan tahun 1953 dengan pembentukan zona demiliterisasi (Demilitarized Zone - DMZ). Perbatasan itu panjangnya 248 Kilometer dan lebarnya sekitar 4 kilometer. Dalam foto di atas: Sebuah jalan utama menuju DMZ di Korea Selatan.
Foto: Getty Images/C. Court
Pagar berduri
Menurut kesepakatan, tidak boleh ada tentara yang ditempatkan di DMZ. Kawasan itu dijaga oleh komisi gencatan senjata yang terdiri dari wakil-wakil kedua negara. DMZ hanya bisa dimasuki atas ijin komisi ini. Pasukan kedua negara berpatroli secara rutin menjaga perbatasannya masing-masing, termasuk di kawasan pantai.
Foto: Getty Images/C. Court
Panmunjom, markas komisi gencatan senjata
Inilah markas komisi gencatan senjara di Panmunjom, tempat perundingan gencatan senjata sampai 1953. Tepat di tengahnya ada garis demarkasi antara Utara dan Selatan dan di atas garis demarkasi ada tiga barak berwarna biru. Barak-barak ini memiliki dua pintu, satu di sisi utara dan satu lagi disisi selatan.
Foto: Getty Images/C. Court
Rumah untuk dua negara
Barak yang berada di tengah adalah untuk pengunjung dari kedua negara, dan dibuka secara bergantian untuk pengujung dari Korea Utara atau dari Korea Selatan. Saat pengunjung memasuki ruangan, penjaga perbatasan dari negara asal pengunjung akan ikut masuk lalu menjaga pintu ke luar ke negara lainnya. Di dalam ruangan, pengunjung bebas melewati garis perbatasan.
Foto: Getty Images/C. Court
Anjungan panorama ke utara
Di Korea Selatan dibangun sebuah observatorium penyatuan kembali dekat kota Gesong. Dari sana pada cuaca cerah pengunjung bisa mengarahkan pandangan jauh ke kawasan Korea Utara.
Foto: Getty Images/C. Court
Tujuan wisata utama
Observatorium reunifikasi menjadi salah satu tujuan utama para wisatawan dalam dan luar negeri. Tahun 2015, ada sekitar 13,2 juta warga Korea Selatan yang berkunjung ke tempat ini untuk melayangkan pandangan ke Korea Utara dengan teropong-teropong yang dipasang.
Foto: Getty Images/C. Court
Bendera seberat 270 kilogram
Di kawasan DMZ Korea Utara terletak desa Kijŏng-dong. Dulu Korea Utara memasang banyak pengeras suara di desa ini untuk menyebarkan propagandanya ke Korea Selatan. Penanda utama desa ini adalah sebuah menara setinggi 160 meter. Di pucuknya berkibar bendera besar Korea Utara dengan berat hampir 270 kg.
Foto: Getty Images/C. Court
Merindukan perdamaian dan penyatuan kembali
Tugu DMZ ini terletak dekat observatorium reunifikasi di Korea Selatan. Banyak wargayna merindukan suasana damai dan penyatuan kembali. Huruf DMZ besar ini ditulisi kata "Cinta" dan "Perdamaian" dalam berbagai bahasa. (Teks: Merlin Bartel/hp/yf)